Kemarau, BPBD Buleleng Petakan Desa Rawan Kesulitan Air Bersih
SINGARAJA, NusaBali
Memasuki musim kemarau pada tahun 2021 ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng melakukan pemetaan desa-desa yang rawan mengalami kekeringan atau kesulitan air bersih.
Sebagai langkah antisipasi BPBD Buleleng, juga melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait dalam suplai air bersih.
Berdasarkan data yang dihimpun dari BPBD Buleleng, sebanyak 19 desa di Kabupaten Buleleng berpotensi mengalami kesulitan air bersih saat kemarau. Belasan desa yang berpotensi mengalami kekeringan tersebut tersebar di 8 kecamatan dari total 9 kecamatan yang ada di Kabupaten Buleleng. Hanya Kecamatan Buleleng yang tidak berpotensi kekeringan.
Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Putu Ariadi Pribadi membeberkan, 19 desa yang berpotensi mengalami kesulitan air bersih yakni, di Desa Tembok, Desa Sembiran, Desa Pacung, Samirenteng, Desa Penuktukan, Desa Madenan di Kecamatan Tejakula. Sementara di Kecamatan Kubutambahan, yakni Desa Bukti dan Desa Bengkala.
Di Kecamatan Sawan, yakni Desa Sawan. Lalu di Kecamatan Sukasada yakni Desa Selat. Kecamatan Banjar yakni Desa Sidatapa, Tigawasa, Pedawa, Cempaga, Tampekan, Kaliasem. Selanjutnya di Kecamatan Seririt yakni Desa Pangkung Paruk. Dan di Kecamatan Busungbiu yakni Desa Pelapuan. Terakhir, di Kecamatan Gerokgak yakni Desa Banyupoh.
Ariadi Pribadi menyampaikan, dari hasil prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Buleleng memasuki musim kemarau pada bulan April hingga September 2021. Sejauh ini, lanjut mantan Camat Gerokgak ini, BPBD sudah melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait, untuk antisipasi kekeringan selama musim kemarau ini.
"Jika saja nanti di 19 desa yang telah kami data berpotensi ini terjadi kekurangan air bersih, tim siap melayani suplai air bersih. Sudah ditetapkan titik pengambilan air bersih oleh PDAM. Nanti desa tinggal ajukan surat perlu air bersih ke BPBD. Tim sudah kami siapkan," kata Ariadi Pribadi, dikonfirmasi Minggu (20/6) siang.
Ariadi Pribadi mengimbuhkan, dari surat yang diajukan desa itu, pihak BPBD Buleleng berkoordinasi dengan PDAM, Polres Buleleng, PMI dan juga SKPD terkait, untuk armada pengiriman atau suplai air bersih ke lokasi yang dituju. Untuk armada, lanjut dia, sudah disiapkan oleh stakeholder terkait.
"Tahun ini, sampai pertengahan bulan belum ada desa mengajukan permohonan air bersih. Astungkara, tidak ada. Biasanya puncak musim kemarau di bulan Agustus sampai September. Kalau tidak ada, berarti desa mampu mengatasi krisis air bersih," jelas Ariadi Pribadi.
Mantan Kadis Lingkungan Hidup Buleleng ini menambahkan, banyaknya pengerjaan proyek SPAM oleh Dinas PUTR Buleleng, juga menjadi pemicu sampai saat ini belum ada desa yang mengajukan permohonan suplai air bersih. Hal ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Mengingat, beberapa desa yang berpotensi mengalami krisis air bersih, topografi wilayah berada di daerah perbukitan atau ketinggian, terlebih penyaluran air bersih ke rumah penduduk belum maksimal. "Dinas PU sudah banyak bangun SPAM. Itu berdampak positif terhadap kesediaan air bersih di Buleleng," pungkas Ariadi Pribadi. *mz
Komentar