Nelayan Tidak Melaut, Harga Ikan Melonjak
Bukan karena Natal dan Tahun Baru harga ikan melambung. Seperti di daerah lain, harga ikan di Kedonganan juga melonjak akibat cuaca ekstrem di bulan Desember ini.
MANGUPURA, NusaBali
Nelayan di Pantai Kedonganan, Badung, keluhkan cuaca buruk yang akhir-akhir ini terus melanda wilayah Bali. Akibatnya, nelayan tidak berani melaut dan harga ikan jadi melonjak.
Salah seorang nelayan di Pantai Kedonganan, Khusup, 48, menuturkan, cuaca buruk dan angin yang begitu kencang memang membuat sebagian besar nelayan tidak berani melaut. Hal ini sangat berdampak pada penghasilan mereka. Nelayan asal Kendari, Sulawesi Tenggara itu mengaku rugi banyak, karena biasanya dalam sehari mampu menghasilkan Rp 1 juta. Hingga kini, terhitung sudah 15 hari dia tidak melaut.
“Cuaca akhir-akhir ini tidak bisa ditebak. Kadang hujan, kadang angin kencang. Kadang juga di darat tak ada angin, tidak hujan, tapi tiba-tiba di tengah laut cuaca berubah menjadi ekstrim. Kami takut terjadi apa-apa di tengah laut,” ungkapnya.
Ratusan nelayan yang tidak melaut, kata Khusup, mulai dari Desa Kelan, Kedonganan hingga Jimbaran yang satu garis pantai. Untuk menyambung hidup, para nelayan ini terpaksa bekerja di proyek-proyek bangunan. “Untuk sementara ini banyak yang beralih kerja, biar bayar kamar kosan dan buat makan anak istri,” keluhnya.
Sementara itu, pasar ikan di Desa Kedonganan tetap ramai pengunjung, namun sepi pedagang. Pedagang ikan banyak yang tutup karena kiriman ikan yang sedikit dari para nelayan. Akibatnya, harga beberapa jenis ikan melonjak, seperti ikan jenis Selungsung naik dari harga Rp 20 ribu/kg menjadi Rp 25 ribu/kg, ikan tuna dari harga Rp 25 ribu/kg menjadi Rp 30 ribu/kg, Udang Srim dari Rp 60 ribu/kg menjadi Rp 70 ribu/kg.
Sedangkan ikan Jangki naik dari Rp 50 ribu /kg naik menjadi Rp 70 ribu/kg, ikan Kakap putih Rp 50 ribu/kg menjadi Rp70 ribu/kg, ikan Kakap merah dari Rp70 ribu/kg menjadi Rp 90 ribu/kg, dan ikan Cumi manis dan Cumi Sotong yang harganya Rp60 ribu/kg naik menjadi Rp 70 ribu/kg.
Salah seorang pedagang ikan di Pasar Kedonganan, Atek Priyono, 56, mengaku, kenaikan harga ikan tersebut sudah terjadi sejak 10 hari yang lalu. Penyebabnya karena pasokan dari nelayan sedikit akibat tidak berani melaut. Kendati sedikitnya pasokan ikan, namun Pasar Kedonganan tidak pernah sepi, sebab ada momen Natal dan tahun baru (Nataru). "Bukan karena mau Natal dan Tahun baru harga ikan itu naik, tapi karena cuaca yang ektrem, hingga membuat para nelayan jarang melaut, dan stok ikan pun juga sedikit," ucap Priyono, yang sudah 20 tahun menjadi pedagang di pasar ikan Kedonganan ini. *in
Salah seorang nelayan di Pantai Kedonganan, Khusup, 48, menuturkan, cuaca buruk dan angin yang begitu kencang memang membuat sebagian besar nelayan tidak berani melaut. Hal ini sangat berdampak pada penghasilan mereka. Nelayan asal Kendari, Sulawesi Tenggara itu mengaku rugi banyak, karena biasanya dalam sehari mampu menghasilkan Rp 1 juta. Hingga kini, terhitung sudah 15 hari dia tidak melaut.
“Cuaca akhir-akhir ini tidak bisa ditebak. Kadang hujan, kadang angin kencang. Kadang juga di darat tak ada angin, tidak hujan, tapi tiba-tiba di tengah laut cuaca berubah menjadi ekstrim. Kami takut terjadi apa-apa di tengah laut,” ungkapnya.
Ratusan nelayan yang tidak melaut, kata Khusup, mulai dari Desa Kelan, Kedonganan hingga Jimbaran yang satu garis pantai. Untuk menyambung hidup, para nelayan ini terpaksa bekerja di proyek-proyek bangunan. “Untuk sementara ini banyak yang beralih kerja, biar bayar kamar kosan dan buat makan anak istri,” keluhnya.
Sementara itu, pasar ikan di Desa Kedonganan tetap ramai pengunjung, namun sepi pedagang. Pedagang ikan banyak yang tutup karena kiriman ikan yang sedikit dari para nelayan. Akibatnya, harga beberapa jenis ikan melonjak, seperti ikan jenis Selungsung naik dari harga Rp 20 ribu/kg menjadi Rp 25 ribu/kg, ikan tuna dari harga Rp 25 ribu/kg menjadi Rp 30 ribu/kg, Udang Srim dari Rp 60 ribu/kg menjadi Rp 70 ribu/kg.
Sedangkan ikan Jangki naik dari Rp 50 ribu /kg naik menjadi Rp 70 ribu/kg, ikan Kakap putih Rp 50 ribu/kg menjadi Rp70 ribu/kg, ikan Kakap merah dari Rp70 ribu/kg menjadi Rp 90 ribu/kg, dan ikan Cumi manis dan Cumi Sotong yang harganya Rp60 ribu/kg naik menjadi Rp 70 ribu/kg.
Salah seorang pedagang ikan di Pasar Kedonganan, Atek Priyono, 56, mengaku, kenaikan harga ikan tersebut sudah terjadi sejak 10 hari yang lalu. Penyebabnya karena pasokan dari nelayan sedikit akibat tidak berani melaut. Kendati sedikitnya pasokan ikan, namun Pasar Kedonganan tidak pernah sepi, sebab ada momen Natal dan tahun baru (Nataru). "Bukan karena mau Natal dan Tahun baru harga ikan itu naik, tapi karena cuaca yang ektrem, hingga membuat para nelayan jarang melaut, dan stok ikan pun juga sedikit," ucap Priyono, yang sudah 20 tahun menjadi pedagang di pasar ikan Kedonganan ini. *in
Komentar