Ashram Gandhi Gelar Pelatihan Guru Yoga
Peringati Hari Yoga Internasional
SEMARAPURA, NusaBali
Vivekananda Yoga Sastha Institute menyelenggarakan kegiatan Teacher Training Course (Kursus Pelatihan Guru) 50 Jam Living Yogi di Ashram Gandhi Puri Sevagram, Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, Kungkung, Jumat (18/6) – Senin (21/6).
Kursus ini serangkaian peringatan Internasional Day of Yoga (Hari Yoga Internasional), 21 Juni 2021. Direktur Vivekananda Ashram Gandhi Puri Komang Edi Susanta menyampaikan TTC 50 jam ini merupakan salah satu langkah awal bagi para peserta untuk dapat menjadi guru yoga yang professional. Dia berharap para peserta yang telah mengikuti TTC 50 jam agar selalu giat belajar, berlatih yoga, dan mengikuti TTC 200 jam, bahkan 500 jam.
Kata Edi, yoga menjadi salah satu olahraga yang masih populer meski pandemi Covid-19 tetus menerpa. Pandemi tak menjadi halangan dalam berlatih yoga dengan tetap menerapkan pola hidup sehat dengan berolahraga setiap hari. Kesehatan dan kebugaran menjadi prioritas utama, dan semua orang mencoba untuk menggencarkan pola hidup sehat. Mulai dari mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan, beristirahat cukup, dan berolahraga secara teratur. Imbauan dari pemerintah dalam hal menggalakkan 3M (memakai masker, mencuci tangan dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer, dan menjaga jarak) sangat penting untuk ditaati.
Oleh karena itu, lanjut dia, TTC 50 jam Living Yogi ini dilaksanakan dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat. Antara lain, menyediakan keran air dan sabun cuci tangan, dan kapasitas peserta yang mengikuti kegiatan tidak lebih dari 25 orang. Pelaksanaan TTC ini sebagai wadah bagi para penggelut yoga untuk dapat menggali potensi dan menambah wawasan secara luas mengenal dunia yoga.
Edi memaparkan, untuk dapat menjadi guru yoga yang diakui dan bersertifikat, maka diperlukan tahapan-tahapan yang dimulai dengan mengikuti TTC 50 jam. Kemudian berlanjut ke TTC 200 jam dan 500 jam. TTC 50 jam ini dengan pemateri dan instruktur yoga yang sudah sangat ahli dan tidak asing lagi. Seperti Ida Rsi Putra Manuaba, Bona Alit, Bunda Savitri Devi, Bunda Shri Padmi, Bobby Asmara, Ningrum Ambarsari, Wayan Wyasa, Arslawan Adi, Mangku Alit Ajna, Guri Made Yogabung, Gusti Lanang Yoginam, Arsia Smile Yoga, Pani Supartini Arslawan, Gede Suwantana, I Komang Edi Susanta, Ni Nyoman Arfani, Kadek Antara, Gede Irenate, Yoga Mahendra, Gede Hadi Swardana, dan Diah Puspa. *wan
Kata Edi, yoga menjadi salah satu olahraga yang masih populer meski pandemi Covid-19 tetus menerpa. Pandemi tak menjadi halangan dalam berlatih yoga dengan tetap menerapkan pola hidup sehat dengan berolahraga setiap hari. Kesehatan dan kebugaran menjadi prioritas utama, dan semua orang mencoba untuk menggencarkan pola hidup sehat. Mulai dari mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan, beristirahat cukup, dan berolahraga secara teratur. Imbauan dari pemerintah dalam hal menggalakkan 3M (memakai masker, mencuci tangan dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer, dan menjaga jarak) sangat penting untuk ditaati.
Oleh karena itu, lanjut dia, TTC 50 jam Living Yogi ini dilaksanakan dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat. Antara lain, menyediakan keran air dan sabun cuci tangan, dan kapasitas peserta yang mengikuti kegiatan tidak lebih dari 25 orang. Pelaksanaan TTC ini sebagai wadah bagi para penggelut yoga untuk dapat menggali potensi dan menambah wawasan secara luas mengenal dunia yoga.
Edi memaparkan, untuk dapat menjadi guru yoga yang diakui dan bersertifikat, maka diperlukan tahapan-tahapan yang dimulai dengan mengikuti TTC 50 jam. Kemudian berlanjut ke TTC 200 jam dan 500 jam. TTC 50 jam ini dengan pemateri dan instruktur yoga yang sudah sangat ahli dan tidak asing lagi. Seperti Ida Rsi Putra Manuaba, Bona Alit, Bunda Savitri Devi, Bunda Shri Padmi, Bobby Asmara, Ningrum Ambarsari, Wayan Wyasa, Arslawan Adi, Mangku Alit Ajna, Guri Made Yogabung, Gusti Lanang Yoginam, Arsia Smile Yoga, Pani Supartini Arslawan, Gede Suwantana, I Komang Edi Susanta, Ni Nyoman Arfani, Kadek Antara, Gede Irenate, Yoga Mahendra, Gede Hadi Swardana, dan Diah Puspa. *wan
Komentar