Trash Walker Taman Pancing Jaring Berbagai Macam Sampah
DENPASAR, NusaBali.com – Produksi sampah-sampah rumah tangga yang dibuang sembarangan di Denpasar masih tinggi. Terbukti jaring atau thrash walker yang dipasang di Tukad Badung berlokasi di Taman Pancing, Desa Pemogan, Denpasar Selatan setiap hari berhasil menjaring berbagai jenis sampah.
Untuk mengelola sampah yang berhasil ditangkap tersebut, tim Sungai Watch secara rutin mengambil sampah yang tersangkut di jaring sampah. “Tim kami setiap harinya membersihkan sampah yang tersangkut di trash walker Taman Pancing,” ujar Nola Monica, Project Manager Sungai Watch, Selasa (22/6/2021).
Banyaknya sampah yang nyangkut, membuat Sungai Watch setiap hari menerjunkan empat anggotanya di Taman Pancing sedari pukul 07.00 Wita. Sedangkan anggota lainnya yang berjumlah total 20 orang, juga dibagi ke berbagai wilayah untuk membersihkan trash barrier yang sudah dipasang di berbagai lokasi.
Banyaknya sampah yang nyangkut, membuat Sungai Watch setiap hari menerjunkan empat anggotanya di Taman Pancing sedari pukul 07.00 Wita. Sedangkan anggota lainnya yang berjumlah total 20 orang, juga dibagi ke berbagai wilayah untuk membersihkan trash barrier yang sudah dipasang di berbagai lokasi.
Lebih lanjut, Nola menjelaskan jika sampah-sampah yang berhasil diambil tersebut seluruhnya akan dibawa ke Head Quarter (HQ) Sungai Watch, di Desa Tumbak Bayuh, Mengwi, Badung, untuk kemudian dipilah lagi. Sampah yang bisa didaur ulang akan diproses lebih lanjut menggunakan fasilitas di HQ Sungai Watch, sementara sampah residu, yang tidak bisa didaur ulang akan dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
Diketahui bahwa komunitas Sungai Watch telah memasang 75 trash barrier di beberapa sungai di Badung, Denpasar, dan Tabanan, baik dalam bentuk trash walker maupun floating barrier. Khusus untuk thrash barrier di Taman Pancing adalah yang terbesar dan diresmikan penggunaannya oleh Walikota Denpasar IGN Jaya Negara pada 31 Mei 2021.
Trash walker merupakan jaring sampah berukuran besar, mengapung, dan dimodifikasi sehingga memungkinkan untuk dilalui dengan berjalan kaki. Sementara itu, floating barrier berukuran lebih kecil, yang didesain sedemikian rupa sehingga jaring akan mengapung mengikuti besar kecil air sungai.
“Program utama kami (Sungai Watch) sebenarnya adalah pemasangan trash barrier di sungai-sungai yang berpotensi banyak sampahnya. Saat ini kami telah melakukan pemasangan trash barrier sebanyak 75 buah di seluruh Bali, lima di antaranya trash walker yang berukuran besar dan sisanya floating barrier yang berukuran lebih kecil. Target kami sampai akhir tahun ini adalah 100 barrier bahkan lebih tergantung situasi,” ujar Nola. *adi
1
Komentar