Tak Mau Ditunda-tunda Lagi, Pawiba Minta Pariwisata Bali Segera Dibuka
DENPASAR, NusaBali.com – Tanda-tanda pariwisata Bali yang rencananya dibuka Juli 2021 mulai diragukan. Pasalnya kenaikan angka Covid-19 belakangan ini membuat rencana yang disiapkan bisa kembali kandas.
Ketua Angkutan Pariwisata Bali (Pawiba) I Nyoman Sudiartha pun menyatakan tidak sependapat jika kenaikan Covid-19 dihubung-hubungkan dengan program Work From Bali (WFB). “Sangat tidak setuju dengan adanya pernyataan tersebut,” kata ketua asosiasi yang memiliki anggota 150 pengusaha, dengan 2.000 unit armada dan menyerap 6.000 pekerja ini, Rabu (23/6/2021).
Pawiba menyatakan bahwa planning pembukaan pariwisata Bali yang sebelumnya ditegaskan dilakukan medio Juni/Juli 2021 harus dilakukan dan tidak menjadikan WFB sebagai kambing hitam.
Nyoman Sudiartha pun ingin keterbukaan semua pihak terkait angka Covid-19 dan rencana pembukaan pariwisata. “Ini sangat merugikan kami, yang selama ini berharap pariwisata bisa dibuka kembali. Kami minta data Covid dibuka saja, karena kami sudah melakukan prokes seketat-ketatnya, apa benar karena WFB?,” tanyanya.
Diakui oleh Nyoman Sudiartha bahwa WFB sangat membantu pariwisata Bali, meskipun volumenya masih kecil saat ini. “Kami sangat merasakan. Mohon kiranya, jangan dipolitisasi kondisi kami, kami sangat berharap pariwisata bisa pulih kembali. Atau kami akan akan turun ke jalan untuk kelangsungan hidup kami. Kami punya banyak tanggungan selain usaha kami,” ujar Nyoman.
Soal WFB yang memicu kenaikan Covid-19 di Bali juga ditampik oleh pengusaha hotel dan pusat perbelanjaan di Bali. “Mungkin salah kutip ya, dan jika dilihat data Selasa kemarin hanya 20 saja karena perjalanan dalam negeri, selebihnya karena transmisi lokal di Denpasar dan Badung. Saya tidak yakin ini karena WFB,” tandas Bayu Adisastra, pengusaha mall dan hotel di Kawasan Renon Denpasar ini.
Dampak WFB, lanjut Bayu, justru sangat baik bagi perekonomian Bali apakagi saat ini bertepatan dengan libur sekolah. “Di hotel saya sempat occupancy menyentuh 25 persen, ini kan bagus. Justru program WFB ini lebih banyak dampak positifnya bagi masyarakat Bali. Belum lagi bagi UMKM di Bali juga. Yang harus dilakukan adalah pengetatan pengawasan di pintu masuk Bali misalkan pelabuhan dan kalau perlu ada cek random di Bali. Dan Bali justru relatif terkendali dibandingkan daerah lain apalagi vaksinasi berjalan dengan sangat baik,” tuturnya. *mao
Komentar