1.200 Warga Gianyar Berstatus ODGJ
Anggaran di Dinas Sosial terbatas. Tahun ini bantuan untuk lansia dan ODGJ berupa sembako terhenti. (Sekretaris Dinas Sosial Gianyar Nurwidyawanto).
GIANYAR, NusaBali
Dinas Sosial Gianyar mencatat, tahun 2021 sebanyak 1.200 warga Kabupaten Gianyar mengalami schizophrenia atau berstatus ODGJ (orang dalam gangguan jiwa). Meski jumlah ini tak kecil, pihak Dinas Sosial setempat memastikan tidak ada ODGJ yang terlantar atak tak ditangani sesuai kondisinya.
Hal itu disampaikan Sekretaris Dinas Sosial Gianyar Nurwidyawanto, Rabu (23/6). Nurwidyanto menjelaskan, dari 1.200 ODGJ tersebut, sebagian besar menjalani perawatan di rumah masing-masing. Namun mereka secara kontinyu mendapatkan pengobatan dari Puskesmas terdekat. "Jumlah 1.200 ODGJ itu merupakan akumulasi. Kini, ada yang sudah sembuh, namun ada juga yang masih perawatan. Namun konsumsi obat tidak boleh terhenti," jelas mantan Kabid Lalulintas, Dinas Perhubungan Gianyar ini.
Nurwidyanto mengakui pada tahun 2021, Dinas Sosial Gianyar hanya menemukan tiga ODGJ terlantar. Namun kini mereka sudah mendapat penanganan atau pengobatan. Jumlah ODGJ tersebut sulit berkurang, karena ada yang sudah sembuh, namun beberapa tahun kemudian kembali kumat.
Jelas dia, secara umum pengidap ODGJ tersebut didominasi persoalan keluarga dan faktor ekonomi. Menurutnya, jumlah ODJG di Gianyar mengalami tren peningkatan. Namun tren ini bukan dipicu karena pandemi Covid-19. Karena kondisi ODGJ tersebut akibat dari tekanan psikis yang mereka hadapi sebelum pandemi. "Pemicu utama adalah persoalan keluarga dan rumah tangga," ujarnya.
Sedangkan untuk pengobatan, papar Nurwidyanto, penderita ODGJ secara rutin mengambil obat di Puskesmas. Penderita tersebut tidak boleh terputus mengkonsumsi obat. Jika putus obat maka sakitnya bisa kambuh. Hanya saja saat ini Dinas Sosial belum bisa membantu atau memberikan bantuan sembako, baik kepada lansia maupun ODGJ. "Anggaran di Dinas Sosial terbatas. Tahun ini bantuan untuk lansia dan ODGJ berupa sembako terhenti," jelasnya. Walau demikian, Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Gianyar menjamin kebutuhan pengobatan bagi lansia dan ODGJ terus berlangsung.*nvi
Hal itu disampaikan Sekretaris Dinas Sosial Gianyar Nurwidyawanto, Rabu (23/6). Nurwidyanto menjelaskan, dari 1.200 ODGJ tersebut, sebagian besar menjalani perawatan di rumah masing-masing. Namun mereka secara kontinyu mendapatkan pengobatan dari Puskesmas terdekat. "Jumlah 1.200 ODGJ itu merupakan akumulasi. Kini, ada yang sudah sembuh, namun ada juga yang masih perawatan. Namun konsumsi obat tidak boleh terhenti," jelas mantan Kabid Lalulintas, Dinas Perhubungan Gianyar ini.
Nurwidyanto mengakui pada tahun 2021, Dinas Sosial Gianyar hanya menemukan tiga ODGJ terlantar. Namun kini mereka sudah mendapat penanganan atau pengobatan. Jumlah ODGJ tersebut sulit berkurang, karena ada yang sudah sembuh, namun beberapa tahun kemudian kembali kumat.
Jelas dia, secara umum pengidap ODGJ tersebut didominasi persoalan keluarga dan faktor ekonomi. Menurutnya, jumlah ODJG di Gianyar mengalami tren peningkatan. Namun tren ini bukan dipicu karena pandemi Covid-19. Karena kondisi ODGJ tersebut akibat dari tekanan psikis yang mereka hadapi sebelum pandemi. "Pemicu utama adalah persoalan keluarga dan rumah tangga," ujarnya.
Sedangkan untuk pengobatan, papar Nurwidyanto, penderita ODGJ secara rutin mengambil obat di Puskesmas. Penderita tersebut tidak boleh terputus mengkonsumsi obat. Jika putus obat maka sakitnya bisa kambuh. Hanya saja saat ini Dinas Sosial belum bisa membantu atau memberikan bantuan sembako, baik kepada lansia maupun ODGJ. "Anggaran di Dinas Sosial terbatas. Tahun ini bantuan untuk lansia dan ODGJ berupa sembako terhenti," jelasnya. Walau demikian, Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Gianyar menjamin kebutuhan pengobatan bagi lansia dan ODGJ terus berlangsung.*nvi
Komentar