Pratima yang Permatanya Sudah Dijarah Ditemukan Tergeletak di Tanah
Pratima di Pura Bale Agung Umakaang, Desa Geluntung, Kecamatan Marga Digondol Bromocorah
Selain Pratima Pratima Macan dan Pratima Wiliana, 8 bunga emas berbentuk bunga cempaka, bunga sandat, dan bunga pucuk rejuna di Pura Bale Agung Umakaang juga dijarah bromocorah
TABANAN, NusaBali
Kasus pencurian pratima (benda sakral) kembali terjadi di wialayah hukum Polres Tabanan. Setelah kasus pencurian benda pusaka di Taman Pujaan Bangsa Margarana (TPBM) Marga, kini sejumlah pratima di Pura Bale Agung Umakaang, Desa Geluntung, Kecamatan Marga, Tabanan digasak bromocorah (penjahat). Pratima yang permatanya sudah dicopot, ditemukan tergeletak di tanah.
Kasus pencurian pratima di Pura Bale Agung Umakaan yang berlokasi di Banjar Geluntung Kelod, Desa Geluntung ini baru diketahui setelah pamangku setempat melakukan persembahyangan, Rabu (23/6) pagi. Saat itu, pintu sejumlah bangunan suci ditemukan sudah dalam keadaan terbuka, padahal awalnya terkunci gembok. Pratima di dalamnya pun telah hilang.
Pamangku Pura Bale Agung Umakaang, Jro Mangku Ketut Negara Putra, menuturkan pencurian ini baru diketahui Rabu pagi sekitar pukul 08.00 Wita. Ketika itu, Jro Mangku Negara Putra bersama istrinya, Jro Mangku Istri Wayan Pasiani, serta sejumlah krama hendak melaksanakan upacara ngerainin bulanan (persembahyangan rutin setiap bulan) di Pura Bale Agung Umakaang.
Jro Mangku Negara terkejut karena saat memasuki areal Utama Mandala Pura Bale Agung Umakaang, dilihatnya pratima berwujud Macan dan Wilimana sudah berserakan di atas tanah tepat di depan Gedong Pejenangan Agung---yang merupakan tempat penyimpanan pratima. "Kami semua kaget,” ungkap Jro Mangku Negara.
Dengan perasaan sedih dan kaki gemetar, Jro Mangku Negara langsung menghubungi salah seorang prajuru Pura Bale Agung Umakaang, I Ketut Suwenda, untuk menginformasikan peristiwa pencurian pratima tersebut. "Saat melihat pratima berserakan di tanah, kami belum berani mengambil tindakan apa pun," papar Jro Mangku Negara.
Jro Mangku Negara menyebutkan, selain Palinggih Pejenengan Agung, tiga bagunan suci lainnya di Pura Bale Agung Umakaang juga ditemukan dalam kondisi yang sama: pintunya terbuka, padahal semula digembok. Termasuk gedong untuk penyimpanan sesari.
Menurut Jro Mangku Negara, dirinya terakhir kali tangkil ke Pura Bale Agung Umakaang bersama istrinya, 1 Juni 2021 lalu, saat sejumlah krama hendak melakukan ritual mapamit berkaitan dengan upacara ngaben. Saat itu, belum terjadi apa pun, semuanya masih dalam keadaan normal. Berselang tiga pekan kemudian, pratima di Pura Bale Agung Umakaang sudah dibobol bromocorah.
Pratima Macan dan Pratima Wiliana yang ditemukan terserak di tanah, sudah dalam kondisi tanpa permata karena hilang digasak bromocorah. Selain itu, kata Jro Mangku Negara, bromocorah juga mengambil 8 bunga emas yang berbentuk bunga cempaka, bunga sandat, dan bunga pucuk rejuna. "Semuanya diambil. Tetapi, bagian pratima yang tidak terdapat emas dibiarkan berserakan," papar Jro Mangku Negara.
Menyusul hilangnya pratima ini, pangempon Pura Bale Agung Umakaang yang berjumlah 68 KK akan melaksanakan rembuk untuk membahas pelaksanaan upacara guru piduka. "Untuk upacara lanjutan, kita akan bahas saat rembuk nanti," katanya.
Pura Bale Agung Umakaang sendiri merupakan Pura Tri Khayangan Desa Adat Geluntung. Pura ini adalah peninggalan raja dari Puri Marga. Terakhir, pura ini direnovasi total tahun 1990. Sedangkan penyengker dan sejumlah palinggih baru selesai dibangun beberapa bulan lalu.
Sementara itu, Kapolsek Marga AKP I Ketut Saudi menerangkan pencurian pratima di Pura Bale Agung Umakaan, Desa Geluntung diprediksi terjadi dalam kurun waktu dua minggu. Indikasinya, pratima yang diambil bagian permatanya oleh bromocorah sudah mulai dimakan rayap.
"Kita sudah melakukan olah TKP di pura tersebut. Diperkirakan kejadiannya sudah dua-tiga minggu lalu. Sebab, barang bukti berupa kotak pratima itu terlihat sudah dimakan rayap," jelas AKP Ketut Saudi saat dikonfirmasi terpisah, Rabu kemarin.
Disinggung mengenai kemungkinan peristiwa pencurian pratima di Pura Bale Agung Umakaang ini berhubungan dengan kasus pencurian benda pusaka di TPBM Marga beberapa waktu lalu, menurut AKP Suadi, masih diselidiki petugas. Namun, untuk sementara bisa disebut kemungkinan ada kaitan. "Pelaku tidak mungkin hanya satu orang, pasti lebih," katanya. *des
Kasus pencurian pratima di Pura Bale Agung Umakaan yang berlokasi di Banjar Geluntung Kelod, Desa Geluntung ini baru diketahui setelah pamangku setempat melakukan persembahyangan, Rabu (23/6) pagi. Saat itu, pintu sejumlah bangunan suci ditemukan sudah dalam keadaan terbuka, padahal awalnya terkunci gembok. Pratima di dalamnya pun telah hilang.
Pamangku Pura Bale Agung Umakaang, Jro Mangku Ketut Negara Putra, menuturkan pencurian ini baru diketahui Rabu pagi sekitar pukul 08.00 Wita. Ketika itu, Jro Mangku Negara Putra bersama istrinya, Jro Mangku Istri Wayan Pasiani, serta sejumlah krama hendak melaksanakan upacara ngerainin bulanan (persembahyangan rutin setiap bulan) di Pura Bale Agung Umakaang.
Jro Mangku Negara terkejut karena saat memasuki areal Utama Mandala Pura Bale Agung Umakaang, dilihatnya pratima berwujud Macan dan Wilimana sudah berserakan di atas tanah tepat di depan Gedong Pejenangan Agung---yang merupakan tempat penyimpanan pratima. "Kami semua kaget,” ungkap Jro Mangku Negara.
Dengan perasaan sedih dan kaki gemetar, Jro Mangku Negara langsung menghubungi salah seorang prajuru Pura Bale Agung Umakaang, I Ketut Suwenda, untuk menginformasikan peristiwa pencurian pratima tersebut. "Saat melihat pratima berserakan di tanah, kami belum berani mengambil tindakan apa pun," papar Jro Mangku Negara.
Jro Mangku Negara menyebutkan, selain Palinggih Pejenengan Agung, tiga bagunan suci lainnya di Pura Bale Agung Umakaang juga ditemukan dalam kondisi yang sama: pintunya terbuka, padahal semula digembok. Termasuk gedong untuk penyimpanan sesari.
Menurut Jro Mangku Negara, dirinya terakhir kali tangkil ke Pura Bale Agung Umakaang bersama istrinya, 1 Juni 2021 lalu, saat sejumlah krama hendak melakukan ritual mapamit berkaitan dengan upacara ngaben. Saat itu, belum terjadi apa pun, semuanya masih dalam keadaan normal. Berselang tiga pekan kemudian, pratima di Pura Bale Agung Umakaang sudah dibobol bromocorah.
Pratima Macan dan Pratima Wiliana yang ditemukan terserak di tanah, sudah dalam kondisi tanpa permata karena hilang digasak bromocorah. Selain itu, kata Jro Mangku Negara, bromocorah juga mengambil 8 bunga emas yang berbentuk bunga cempaka, bunga sandat, dan bunga pucuk rejuna. "Semuanya diambil. Tetapi, bagian pratima yang tidak terdapat emas dibiarkan berserakan," papar Jro Mangku Negara.
Menyusul hilangnya pratima ini, pangempon Pura Bale Agung Umakaang yang berjumlah 68 KK akan melaksanakan rembuk untuk membahas pelaksanaan upacara guru piduka. "Untuk upacara lanjutan, kita akan bahas saat rembuk nanti," katanya.
Pura Bale Agung Umakaang sendiri merupakan Pura Tri Khayangan Desa Adat Geluntung. Pura ini adalah peninggalan raja dari Puri Marga. Terakhir, pura ini direnovasi total tahun 1990. Sedangkan penyengker dan sejumlah palinggih baru selesai dibangun beberapa bulan lalu.
Sementara itu, Kapolsek Marga AKP I Ketut Saudi menerangkan pencurian pratima di Pura Bale Agung Umakaan, Desa Geluntung diprediksi terjadi dalam kurun waktu dua minggu. Indikasinya, pratima yang diambil bagian permatanya oleh bromocorah sudah mulai dimakan rayap.
"Kita sudah melakukan olah TKP di pura tersebut. Diperkirakan kejadiannya sudah dua-tiga minggu lalu. Sebab, barang bukti berupa kotak pratima itu terlihat sudah dimakan rayap," jelas AKP Ketut Saudi saat dikonfirmasi terpisah, Rabu kemarin.
Disinggung mengenai kemungkinan peristiwa pencurian pratima di Pura Bale Agung Umakaang ini berhubungan dengan kasus pencurian benda pusaka di TPBM Marga beberapa waktu lalu, menurut AKP Suadi, masih diselidiki petugas. Namun, untuk sementara bisa disebut kemungkinan ada kaitan. "Pelaku tidak mungkin hanya satu orang, pasti lebih," katanya. *des
Komentar