Warga Pasut Keluhkan Balapan Liar
Aksi balapan liar oknum pelajar ini diduga ada unsur judi karena berisi taruhan hingga jutaan rupiah.
TABANAN, NusaBali
Aksi balapan liar di Pantai Pasut, Banjar Pasut, Desa Tibubiu, Kecamatan Kerambitan, Tabanan meresahkan warga setempat. Mereka khawatir terjadi kecelakaan maut hingga merenggut korban jiwa. Termasuk membahayakan pengunjung Pantai Pasut. Warga berharap kepolisian sigap membubarkan dan mengamankan Pantai Pasut dari balapan liar.
Informasi di lapangan, peserta balapan liar ini didominasi kalangan pelajar. Biasanya aksi balapan liar ini digelar setiap hari Sabtu dan Minggu sore. Kendaraan yang dipakai mulai motor standar hingga motor modifikasi khusus balapan. Mereka melakukan aksi balapan liar dari dua arah, timur ke barat dan barat ke timur. “Peserta balapan liar pernah sampai meninggal. Tapi mereka tak kapok,” ungkap salah seorang pedagang kelepon di Pantai Pasut, Senin (26/12).
Dikatakan, aksi balapan liar atau trek-trekan ini sudah ada sejak dulu, sekitar tahun 1995. Para peserta balapan liar ini kerap dibubarkan pecalang. Setelah dibubarkan, aksi balapan liar sempat berhenti namun tak kurang dari seminggu terjadi lagi trek-trekan liar. Peserta balapan liar ini tak hanya dari Tabanan. Ada pula yang datang dari Jembrana dan Badung. “Informasinya ada taruhan hingga jutaan rupiah,” imbuhnya.
Perbekel Desa Tibubiu, I Made Ardena membenarkan di Pantai Pasut kerap ada aksi balapan liar. Aksi segerombolan pelajar itu meresahkan warga. “Sudah sering ditertibkan pecalang, polisi, dan anggota Pol Air. Namun hanya tertib sesaat,” sesal Ardena. Dikatakan, aksi trek-trekan di Pantai Pasut ini pernah merenggut korban jiwa karena terlibat kecelakaan sesama pembalap liar. Pihaknya masih mencari solusi agar Pantai Pasut yang mulai ramai dikunjungi wisatawan bebas aksi balapan liar.
Terpisah, Kapolsek Kerambitan AKP I Wayan Suana mengaku belum sempat memonitor aksi trek-trekan di Pantai Pasut. Ia berjanji bekerjasama dengan Desa Adat Tibubiu akan menertibkan aksi balapan liar itu. “Jangan sampai ada korban di Pantai Pasut,” tegas AKP Wayan Suana. * cr61
Informasi di lapangan, peserta balapan liar ini didominasi kalangan pelajar. Biasanya aksi balapan liar ini digelar setiap hari Sabtu dan Minggu sore. Kendaraan yang dipakai mulai motor standar hingga motor modifikasi khusus balapan. Mereka melakukan aksi balapan liar dari dua arah, timur ke barat dan barat ke timur. “Peserta balapan liar pernah sampai meninggal. Tapi mereka tak kapok,” ungkap salah seorang pedagang kelepon di Pantai Pasut, Senin (26/12).
Dikatakan, aksi balapan liar atau trek-trekan ini sudah ada sejak dulu, sekitar tahun 1995. Para peserta balapan liar ini kerap dibubarkan pecalang. Setelah dibubarkan, aksi balapan liar sempat berhenti namun tak kurang dari seminggu terjadi lagi trek-trekan liar. Peserta balapan liar ini tak hanya dari Tabanan. Ada pula yang datang dari Jembrana dan Badung. “Informasinya ada taruhan hingga jutaan rupiah,” imbuhnya.
Perbekel Desa Tibubiu, I Made Ardena membenarkan di Pantai Pasut kerap ada aksi balapan liar. Aksi segerombolan pelajar itu meresahkan warga. “Sudah sering ditertibkan pecalang, polisi, dan anggota Pol Air. Namun hanya tertib sesaat,” sesal Ardena. Dikatakan, aksi trek-trekan di Pantai Pasut ini pernah merenggut korban jiwa karena terlibat kecelakaan sesama pembalap liar. Pihaknya masih mencari solusi agar Pantai Pasut yang mulai ramai dikunjungi wisatawan bebas aksi balapan liar.
Terpisah, Kapolsek Kerambitan AKP I Wayan Suana mengaku belum sempat memonitor aksi trek-trekan di Pantai Pasut. Ia berjanji bekerjasama dengan Desa Adat Tibubiu akan menertibkan aksi balapan liar itu. “Jangan sampai ada korban di Pantai Pasut,” tegas AKP Wayan Suana. * cr61
1
Komentar