Disperindag Berlakukan e-Retribusi di Pasar Subagan
AMLAPURA, NusaBali
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Karangasem mulai memberlakukan e-retribusi untuk 216 pedagang di Pasar Pagi Subagan.
Tiap pedagang mendapatkan kartu setelah buka rekening di PT Bank BPD Bali Cabang Karangasem. Pedagang mengisi saldo dan petugas tiap hari memotong saldo sesuai lapak yang disewa. Ada alat khusus untuk memotret barcode yang ditempel di lapak pedagang.
Para pedagang di Pasar Pagi Subagan mengapresiasi pungutan retribusi secara elektronik. Kepala Pasar Pagi Subagan, I Wayan Ngurah Suwirka mengatakan, setiap pedagang dapat kartu lengkap berisi nama dan barcode. Para pedagang dapat kartu setelah buka rekening di PT Bank BPD Bali Cabang Karangasem. Nantinya ada petugas khusus dari Bank BPD Bali melakukan tagihan untuk mengisi saldo rekening. Begitu terisi saldo, kartu bisa dimanfaatkan. Pedagang bayar retribusi Rp 4.000 per lapak tiap hari. Jika pedagang mengisi saldo Rp 100.000, maka saldo itu bisa digunakan untuk bayar beberapa hari. “Setiap pedagang telah dilengkapi stiker di depan meja jualannya lengkap barcode sesuai pada kartu yang dipegangnya,” jelas Wayan Ngurah Suwirka, Minggu (27/6).
Teknik memungut retribusi, petugas pasar membawa alat rekam barcode. Alat itu kemudian ditempelkan di barcode milik pedagang, secara otomatis saldo di rekening pedagang terbayarkan sesuai jumlah lapak yang disewa. Banyak kemudahan bayar retribusi secara elektronik. Selain menekan kebocoran, juga mengurangi kerumunan, dan menghindari transaksi gunakan uang karena khawatir uang berisi virus. Dengan e-retribusi bisa menekan penyebaran virus Covid-19. Di samping menghindari petugas pasar bersentuhan dengan pedagang. “Ini baru tahap ujicoba, resminya akan diberlakukan mulai Senin (28/6),” jelas Wayan Ngurah Suwirka.
Kadisperindag Karangasem, I Wayan Sutrisna membenarkan memberlakukan e-retribusi. “Sementara diberlakukan di Pasar Pagi Subagan, pasar lain menyusul,” ungkap Wayan Sutrisna, yang mantan Kabag Ekonomi Setda Karangasem. Salah seorang pedagang, I Wayan Patra menyambut baik e-retribusi. “Saya menyewa dua lapak, tiap lapak bayar Rp 4.000 per hari,” ungkap Wayan Patra yang mantan anggota DPRD Karangasem 1999-2004.
Sementara pedagang bumbu lainnya, I Ketut Patra, mengaku lebih suka bayar secara manual. “Memang hitung-hitungannya sama saja, hanya saja saat setor saldo awal kelihatan cukup besar. Misalnya setor saldo Rp 1.00.000, hanya bisa digunakan untuk beberapa hari,” jelas Ketut Patra, pedagang dari Banjar Timbrah, Desa Pertima, Kecamatan Karangasem ini. Menurutnya, bayar retribusi secara manual Rp 4.000 per lapak tiap hari tidak terasa. *k16
Komentar