Belasan Warga Madura Jalani Isolasi di Buleleng
Terkonfirmasi Positif Covid-19 Setelah Mendarat di Pelabuhan Celukan Bawang
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 12 orang warga asal Madura, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur diisolasi di salah satu hotel kawasan Kecamatan Gerokgak, Buleleng.
Pasalnya, mereka terkonfirmasi positif Covid-19 saat dilakukan pemeriksaan ketika mendarat di Pelabuhan Celukan Bawang, Desa Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak. Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Buleleng, I Gede Suyasa, mengatakan 12 warga Madura ini terjaring pemeriksaan dalam waktu berbeda, setibanya di Pelabuhan Celukan Bawang. Temuan pertama terjadi Minggu (20/6) ketika 7 warga Madura terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka adalah penumpang Kapal Perintis jalur Pelabuhan Sapeken (Madura)-Pelabuhan Celukan Bawang (Buleleng)-Nusa Tenggara Barat (NTB).
Sedangkan 5 orang lagi terjaring dalam pemeriksaan Rabu (23/6), di mana mereka semua adalah menumpang Kapal Perintis rute Pelabuhan Sapekan-Pelabuhan Celukan Bawang. Menurut Gede Suyasa, dari 12 warga Madura tersebut, 11 orang di antaranya diisolasi di hotel kawasan Gerokgak. Sedangkan satu orang lagi harus dirujuk ke rumah sakit, karena dalam keadaan hamil.
“Mereka semua adalah hasil pemantauan dan pemeriksaan penumpang kapal yang datang dari laur daerah saat turun di Pelabuhan Celukan Bawang,” jelas Gede Suyasa di Singaraja, Selasa (29/6).
Suyasa menyebutkan, warga dari luar pulau yang berlabuh di Buleleng sebenarnya diwajibkan membawa surat keterangan hasil negatif rapid test antigen. Hanya saja, kebanyakan dari mereka datang ke Buleleng cuma membawa surat keterangan sehat dari daerah asalnya, sehingga Satgas Covid-19 Kabupaten memberlakukan wajib rapid test antigen ulang saat mendarat.
“Sebelum hasil rapid test-nya negatif, mereka tidak boleh berinteraksi dengan warga lokal. Setelah terkonfirmasi positif, mereka harus diisolasi. Dan, biaya isolasi ditanggung sendiri, karena mereka tidak ber-KTP Buleleng,” tandas birokrat asal Desa/Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga menjabat Sekda Kabupaten Buleleng ini.
Selama dua minggu menjalani isolasi mandiri di hotel, belasan warga asal Madura ini tetap diawasi oleh Satgas Covid-10 Kabupaten Buleleng. Setelah usai menjalani masa isolasi nanti, kata Suyasa, mereka tidak diperkenankan tinggal lebih lama di Buleleng, melainkan dipersilakan kembali ke daerahnya atau melanjutkan tujuan perjalanannya.
Menurut Suyasa, pihaknya mengantisipasi sejak dini potensi Buleleng terpapar kasus Covid-19 yang dibawa penduduk luar Bali. Caranya, dengan pengetatan pintu-pintu pelabuhan rakyat.
Sementara, temuan 12 warga Madura terkonfirmasi positif Covid-19 saat mendarat di Pelabuhan Celukan Bawang ini sudah disampikan kepada Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali. Dari situ diimbau dilakukan pengetatan pengawasan dan pemeruksaan di pintu-pintu masuk Bali.
“Potensi paparan dari warga luar pulau memang sangat tinggi. Sehingga diantisipasi dengan screening yang ketat,” papar Suyasa, yang notabnene mantan Asisten Administrasi Umum Setda Kabupaten Buleleng danb Kadis Pendidikan Kabupaten Buleleng.
Pemprov Bali sendiri sudah ambil langkah preventif, menyusul terjadinya lonjakan kasus Covid-19 dalam dua poekan terakhir. Ke depan, pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN) yang masuk Bali wajib tunjukkan surat keterangan (Suket) negatif rapid test antigen berbasis PCR dengan barcode. Hal ini tertuang dalam Surat Edaran (SE) Gubernur Bali Nomor 08 Tahun 2021 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro ber-basis Desa/Kelurahan dalam Tatanan Kehidupan Era Baru di Provinsi Bali, yang baru terbit dan langsung efektif berlaku 28 Juni 2020.
Sesuai SE Gubernur Bali Nomor 08 Tahun 2021 ini, masa berlaku Suket hasil negatif antigen berbasis swab PCR diperpendek waktunya dari 3x24 jam menjadi 2x24 jam. Bukan hanya itu, Suket tersebut wajib dengan barcode atau QRCode. Hal ini untuk menghindari pemalsuan Suket hasil negatif rapid test antigen atau hasil negatif uji swab berbasis PCR.
Berdasarkan SE Gubernur Nomor 08 Tahun 2021 pula, tes GeNose sebagai syarat masuk ke Bali juga tidak diberlakukan lagi. Menurut Kadis Kesehatan Provinsi Bali, dr I Ketut Suarjaya NPPM, sensitivitas GeNose diragukan. "Dalam perkembangannya, tes GeNose dinilai kurang akurat atau tidak memiliki sensitivitas,” jelas secara terpisah di Denpasar, Senin (28/6).
Sementara itu, kasus Covid-19 di Bali cenderung meningkat dari hari ke hari, setelah sempat agak reda beberapa lama. Per Selasa kemarin, misalnya, muncul 238 kasus baru Covid-19, bersamaan dengan 102 pasien sembuh, dan 1 pasien lagi dinyatakan peninggal.
Berdasarkan data terbaru yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, tambahan kasus terbanyak kemarin muncul di Kota Denpasar dengan 85 kasus baru, disusul Kabupaten Badung (42 kasus baru), Tabanan (22 kasus baru), Jembrana (19 kasus baru), Gianyar (18 kasus baru), Buleleng (16 kasus baru), Karangasem (3 kasus baru), selain juga luar daerah Bali (31 kasus baru), dan WNA (2 kasus baru). Daerah di Bali yang nihil kasus baru kemarin adalah Bangli dan Klung-kung.
Total kumulatif kasus Covid-19 sejak awal pandemi bulan Maret 2020 kini mencapai 49.996 kasus. Jumlah kasus terbanyak berada di Kota Denpasar mencapai 15.755 kasus, disusul Badung (9.405 kasus), Gianyar (5.603 kasus), Tabanan (4.899 kasus), Buleleng (4.248 kasus), Bangli (2.576 kasus), Jembrana (2.463 kasus), Karangasem (1.971 kasus), dan Klungkung paling steril (dengan 1.827 kasus).
Pada saat bersamaan, Selasa kemarin, terdapat tambahan 102 pasien Covid-19 di Bali yang berhasil sembuh. Walhasil, jumlah kumulatif pasien Covid-19 yang sudah berhasil sembuh kini mencapai 46.837 orang. Tingkat kesembuhan di Bali berkisar 93,68 persen dari total 49.996 kasus positif. Padahal, sebulan lalu angka kesemuhan di Bali sempat tembus rekor tertinggi hampir 96,00 persen.
Hingga saat ini, jumlah kasus aktif (pasien Covid-19 yang masih dirawat di rumah sakit dan tempat karantina) di Bali mencapai 1.599 orang atau hanya 3,20 persen dari total 49.996 kasus positif. Sebaliknya, jumlah kumulatif pasien Covid-19 di Bali yang meninggal dunia hingga saat ini mencapai 1.560 orang atau 3,12 persen dari total 49.996 kasus. *k23
1
Komentar