581 Warga Nusa Penida Tekuni Rumput Laut
Pandemi Tak Putus, Kebutuhan Jalan Terus
Warga lokal yang menjadi pemilik hotel dan restoran kini ikut beralih menjadi petani rumput laut.
SEMARAPURA, NusaBali
Penularan pandemi Covid-19 khususnya di Bali sejak Maret 2020, hingga kini belum ada tanda-tanda akan putus. Di sisi lain, kehidupan warga dengan segala kebutuhan berjalan terus. Dampaknya, warga masyarakat, seperti di Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, yang sempat menikmati menisnya pariwisata, kini terpaksa mengambil pekerjaan yang sebelum ditinggalkan, yakni bertani rumput laut.
"Petani rumput laut yang sudah kami data sampai saat ini ada 581 orang," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Klungkung I Dewa Ketut Sueta Negara, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (30/6).
Dia menyebut kini di Nusa Penida ada 20 kelompok petani rumput laut. Jika sebelum pandemi, jumlah petani rumput laut hanya puluhan orang. Jumlah petani rumput laut menggeliat karena pariwisata lesu akibat tekanan pandemi Covid-19. Bahkan, warga lokal yang menjadi pemilik hotel dan restoran kini ikut beralih menjadi petani rumput laut.
Dewa Sueta mengakui, perkembangan budidaya rumput laut di Nusa Penida sudah bangkit sejak 2019 lalu. Namun jumlahnya belum signifikan, hanya puluhan orang. Kemudian, setelah terjadi pandemi Covid-19, jumlah petani rumput laut terus meningkat, secara pribadi maupun berkelompok.
Dewa Sueta mengakui, karena situasi pandemi Covid-19, masyarakat tak mau berdiam diri menunggu situasi pandemi berakhir. Dampaknya, banyak yang kembali menggeluti budidaya rumput laut yang semulanya andalan daerah pesisir itu. "Beberapa di antaranya ada owner hotel dan restoran juga ikut budidaya rumput," kata Dewa Sueta.
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengatakan rumput laut di Pulau Nusa Penida, masih potensial untuk dikembangkan. Karena hasil kajian akademis, budidaya rumput laut di pulau ini masih potensial. Demplot dan Kajian Akademis Budidaya Rumput Laut pun sudah dilakukan.
Menurut seorang petani rumput laut di Desa Batununggul, Kecamatan Nusa Penida, I Nyoman Landep, mengaku kembali berkecimpung sebagai petani rumput laut sejak tahun 2000 setelah terinspirasi keberhasilan budidaya rumput laut di Desa Lembongan, desa tetangganya. "Hasil pilot project rumput laut di Lembongan, sangat bagus sekali. Ini menginspirasi saya untuk mencoba kembali budidaya rumput laut," kata mantan Bendesa Kutapang ini, belum lama ini.
Dia menggarap lahan tumput laut seluas 5 are, jenis kattoni. Bibit rumput laut ini didatangkan dari Lombok dan Sumbawa. ‘’Kami berharap, nanti perkembangan pariwisata di Nusa Penida mendorong destinasi baru berupa aktivitas petani rumput laut. Wisata ini akan memberi nuansa baru," ujar Landep. *wan
"Petani rumput laut yang sudah kami data sampai saat ini ada 581 orang," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Klungkung I Dewa Ketut Sueta Negara, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (30/6).
Dia menyebut kini di Nusa Penida ada 20 kelompok petani rumput laut. Jika sebelum pandemi, jumlah petani rumput laut hanya puluhan orang. Jumlah petani rumput laut menggeliat karena pariwisata lesu akibat tekanan pandemi Covid-19. Bahkan, warga lokal yang menjadi pemilik hotel dan restoran kini ikut beralih menjadi petani rumput laut.
Dewa Sueta mengakui, perkembangan budidaya rumput laut di Nusa Penida sudah bangkit sejak 2019 lalu. Namun jumlahnya belum signifikan, hanya puluhan orang. Kemudian, setelah terjadi pandemi Covid-19, jumlah petani rumput laut terus meningkat, secara pribadi maupun berkelompok.
Dewa Sueta mengakui, karena situasi pandemi Covid-19, masyarakat tak mau berdiam diri menunggu situasi pandemi berakhir. Dampaknya, banyak yang kembali menggeluti budidaya rumput laut yang semulanya andalan daerah pesisir itu. "Beberapa di antaranya ada owner hotel dan restoran juga ikut budidaya rumput," kata Dewa Sueta.
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengatakan rumput laut di Pulau Nusa Penida, masih potensial untuk dikembangkan. Karena hasil kajian akademis, budidaya rumput laut di pulau ini masih potensial. Demplot dan Kajian Akademis Budidaya Rumput Laut pun sudah dilakukan.
Menurut seorang petani rumput laut di Desa Batununggul, Kecamatan Nusa Penida, I Nyoman Landep, mengaku kembali berkecimpung sebagai petani rumput laut sejak tahun 2000 setelah terinspirasi keberhasilan budidaya rumput laut di Desa Lembongan, desa tetangganya. "Hasil pilot project rumput laut di Lembongan, sangat bagus sekali. Ini menginspirasi saya untuk mencoba kembali budidaya rumput laut," kata mantan Bendesa Kutapang ini, belum lama ini.
Dia menggarap lahan tumput laut seluas 5 are, jenis kattoni. Bibit rumput laut ini didatangkan dari Lombok dan Sumbawa. ‘’Kami berharap, nanti perkembangan pariwisata di Nusa Penida mendorong destinasi baru berupa aktivitas petani rumput laut. Wisata ini akan memberi nuansa baru," ujar Landep. *wan
1
Komentar