KPPAD Cari Solusi Tangani Gepeng ke Dewan
Nyaris setiap enam bulan jelang Hari Raya Galungan, Dinas Sosial Karangasem dapat kiriman gepeng dari lintas kabupaten di Bali.
AMLAPURA, NusaBali
Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Bali melakukan sharing ke DPRD Karangasem, Kamis (1/7). Anggota KPPAD Bali menemui anggota DPRD dalam upaya memutus mata rantai gepeng yang kembali marak di sejumlah kabupaten/kota di Bali. Rombongan KPPAD Bali yang dipimpin AA Sagung Ani Asmoro diterima Ketua Fraksi Golkar I Nyoman Sumadi.
Ani Asmoro mengatakan, para gepeng mengajak anak-anak untuk beraksi di sejumlah kabupaten/kota di Bali. “Hal ini tidak bisa dibiarkan, mari kita cegah agar aktivitas gepeng itu berakhir, ayo carikan solusinya,” pinta Ani Asmoro. Ani Asmoro mengaku telah menginventaris asal daerah gepeng itu. Mereka sebagian besar dari Karangasem. “Perlu duduk bersama dengan Satpol PP, Dinas Sosial, dan bendesa adat asal gepeng itu,” ungkap Ani Asmoro didampingi Ni Luh Gede Yastini, Kadek Ariasa, dan Ketut Anjasmara.
Anggota Fraksi Golkar DPRD Karangasem, I Nyoman Musna Antara mengatakan, warga yang menggepeng dari Kecamatan Kubu tidak masuk kategori miskin. Rumah mereka bagus-bagus. “Perlu menggelar upacara matur piuning di kampung gepeng karena ada sisi niskala yang mempengaruhi itu,” ungkap Musna Antara. Anggota lainnya, I Komang Sartika mengatakan gepeng menjadi isu Bali. Pejabat terkait dari Provinsi Bali agar duduk bersama mencarikan solusi. Ada kecurigaan gepeng ini terkoordinir dan ada oknum yang melindungi. “Di Desa Tianyar Barat Kecamatan Kubu ada program Desaku Menanti sebagai tempat memberdayakan mantan gepeng, itu saja optimalkan. Caranya berikan pelatihan, hasil kerajinannya dicarikan pasar yang jelas,” usul Komang Sartika.
Terpisah, Kadis Sosial Karangasem I Gede Basma mengaku pengeng menangani gepeng. Nyaris setiap enam bulan jelang Hari Raya Galungan dapat kiriman gepeng dari lintas kabupaten di Bali. Oknum yang menggepeng itu-itu saja. Komang Sartika mengaku kesal karena ada oknum yang mengkoordinasikan. Bahkan ada yang mengantar ke lokasi untuk menggepeng. “Buktinya saat gepeng itu diantar ke rumahnya, ada kendaraan yang membuntuti,” ungkap Gede Basma.
Gede Basma mengaku telah berkoordinasi dengan Camat Kubu Nyoman Suartika, perbekel, dan bendesa adat asal gepeng tersebut. Kenyataannya belum juga dapat solusi. “Awalnya kami merencanakan memberikan bantuan PKH (Program Keluarga Harapan) tetapi tidak memenuhi syarat. Sebab rumah para gepeng itu bagus-bagus, sehingga bukan tergolong warga kurang mampu,” jelas mantan Kabag Kesra Setda Karangasem ini. Gede Basma berencana hearing ke DPRD Karangasem agar dapat solusi, bila perlu buatkan Perda khusus penanganan gepeng. Warga yang ketahuan memberikan bantuan untuk gepeng dikenakan sanksi. *k16
Ani Asmoro mengatakan, para gepeng mengajak anak-anak untuk beraksi di sejumlah kabupaten/kota di Bali. “Hal ini tidak bisa dibiarkan, mari kita cegah agar aktivitas gepeng itu berakhir, ayo carikan solusinya,” pinta Ani Asmoro. Ani Asmoro mengaku telah menginventaris asal daerah gepeng itu. Mereka sebagian besar dari Karangasem. “Perlu duduk bersama dengan Satpol PP, Dinas Sosial, dan bendesa adat asal gepeng itu,” ungkap Ani Asmoro didampingi Ni Luh Gede Yastini, Kadek Ariasa, dan Ketut Anjasmara.
Anggota Fraksi Golkar DPRD Karangasem, I Nyoman Musna Antara mengatakan, warga yang menggepeng dari Kecamatan Kubu tidak masuk kategori miskin. Rumah mereka bagus-bagus. “Perlu menggelar upacara matur piuning di kampung gepeng karena ada sisi niskala yang mempengaruhi itu,” ungkap Musna Antara. Anggota lainnya, I Komang Sartika mengatakan gepeng menjadi isu Bali. Pejabat terkait dari Provinsi Bali agar duduk bersama mencarikan solusi. Ada kecurigaan gepeng ini terkoordinir dan ada oknum yang melindungi. “Di Desa Tianyar Barat Kecamatan Kubu ada program Desaku Menanti sebagai tempat memberdayakan mantan gepeng, itu saja optimalkan. Caranya berikan pelatihan, hasil kerajinannya dicarikan pasar yang jelas,” usul Komang Sartika.
Terpisah, Kadis Sosial Karangasem I Gede Basma mengaku pengeng menangani gepeng. Nyaris setiap enam bulan jelang Hari Raya Galungan dapat kiriman gepeng dari lintas kabupaten di Bali. Oknum yang menggepeng itu-itu saja. Komang Sartika mengaku kesal karena ada oknum yang mengkoordinasikan. Bahkan ada yang mengantar ke lokasi untuk menggepeng. “Buktinya saat gepeng itu diantar ke rumahnya, ada kendaraan yang membuntuti,” ungkap Gede Basma.
Gede Basma mengaku telah berkoordinasi dengan Camat Kubu Nyoman Suartika, perbekel, dan bendesa adat asal gepeng tersebut. Kenyataannya belum juga dapat solusi. “Awalnya kami merencanakan memberikan bantuan PKH (Program Keluarga Harapan) tetapi tidak memenuhi syarat. Sebab rumah para gepeng itu bagus-bagus, sehingga bukan tergolong warga kurang mampu,” jelas mantan Kabag Kesra Setda Karangasem ini. Gede Basma berencana hearing ke DPRD Karangasem agar dapat solusi, bila perlu buatkan Perda khusus penanganan gepeng. Warga yang ketahuan memberikan bantuan untuk gepeng dikenakan sanksi. *k16
1
Komentar