ITB STIKOM Bali Siap Selenggarakan Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka
DENPASAR, NusaBali.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan program ‘Pertukaran Mahasiswa Merdeka’ yang merupakan implementasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Program tersebut telah dibuka bagi para mahasiswa di seluruh Indonesia sejak Senin (14/6/2021) dan ditutup Minggu (4/7/2021). Menyikapi program tersebut, ITB STIKOM Bali telah menyiapkan beberapa langkah sehingga dapat mengakomodasi para mahasiswa yang berminat mengikuti program tersebut.
“Seperti yang disampaikan Bapak Menteri Nadiem Makarim, tujuan program ini sebenarnya adalah memberikan peluang dan kesempatan bagi teman-teman mahasiswa untuk mengasah kemampuannya sesuai dengan bakat dan minatnya juga dapat terjun ke dunia kerja secara langsung untuk nanti sebagai persiapan karier di masa depan,” ujar Dian Pramana SKom MKom, Dekan Fakultas Informatika dan Komputer, ITB STIKOM Bali.
Program pertukaran mahasiswa merdeka, terang Pramana, dimaksudkan untuk memberikan pengalaman kebhinekaan kepada mahasiswa. “Mahasiswa ITB Stikom Bali nantinya akan memiliki pengalaman kuliah di perguruan tinggi yang ada di luar Bali,” ujarnya.
Selain itu, menurut Pramana, program ini juga memberi kesempatan bagi segenap mahasiswa di Indonesia agar secara merdeka dapat menempuh bidang ilmu lain yang diminatinya walaupun bidang ilmu tersebut berada di luar program studi yang ditempuhnya saat ini.
Ia mengingatkan bahwa program ini tidak bisa dilakukan secara sembarangan, tapi memerlukan pertimbangan atau perencanaan. “Jadi bukan berarti bisa sembarangan mengambil program ini. Perguruan tinggi, dosen, maupun mahasiswa harus membuat pertimbangan dan perencanaan yang baik,” tekannya.
Pramana pun menuturkan jika selain program pertukaran mahasiswa merdeka ini, nantinya juga terdapat berbagai macam program lainnya sebagai bagian dari kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yakni program magang (praktek kerja), proyek desa, mengajar di sekolah, penelitian dan riset, kegiatan wirausaha, studi proyek independen, dan program kemanusiaan.
Program-program tersebut nantinya dapat dilakukan sampai tiga semester, yang terdiri dari dua semester dilakukan di luar kampus, dan satu semester dilakukan di dalam kampus.
“Saat ini ITB STIKOM Bali sedang mengemas program-program tersebut menjadi sebuah kebijakan internal yang rencananya akan kita sinkronisasi juga dengan kurikulum, karena program yang diambil bisa dikonversi menjadi mata kuliah,” terang Pramana.
Ia menambahkan untuk beberapa program yang berskala nasional seperti pertukaran pelajar, baik mahasiswa maupun dosen, harus memiliki akun yang dapat didaftarkan melalui website Kemendikbudristek.
Sementara itu Direktur Layanan Industri, Karir, dan Alumni ITB STIKOM Bali, Dr Evi Triandini M Eng, menyatakan bahwa mahasiswa yang mengikuti program pertukaran mahasiswa merdeka akan didukung dengan insentif selama mengikuti program tersebut. “Jadi ketika mahasiswa melakukan pertukaran mahasiswa ke luar daerah, semua biaya akan ditanggung dikti,” ujar Triandini.
Hal itu menurut Triandini termasuk di dalamnya biaya transportasi, uang saku, uang kuliah (UKT), dan biaya tempat tinggal selama kurang lebih empat bulan lamanya pada setiap semesternya.
Namun demikian ia menambahkan jika program pertukaran mahasiswa merdeka ini untuk sementara hanya dapat diterima oleh mahasiswa program sarjana (S1), untuk program vokasi belum dapat mengikuti.
Lebih lanjut ia pun menuturkan mahasiswa yang berhak mengikuti program ini adalah mahasiswa yang sudah berada pada semester 3,5, dan 7. Selain itu, mahasiswa yang mengikuti program ini juga harus mendapatkan rekomendasi dari pihak kampus dan orang tua/wali mahasiswa yang bersangkutan. *adi
TONTON JUGA:
Semangati Pedagang Pasar, Melly Goeslaw Duta IKAPPI Kunjungi Puing Kebakaran Pasar Blahbatuh Gianyar
1
Komentar