Sekeluarga Jatuh ke Jurang, 1 Tewas, 7 Luka
Petaka Maut di Desa Bontihing
SINGARAJA, NusaBali
Kecelakaan maut terjadi di Banjar Dinas Rendetin, Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Minggu (4/7) pagi, ketika mobil Toyota Avanza bernopol DK 1685 ATT yang ditumpangi 8 orang sekeluarga jatuh ke jurang sedalam 10 meter.
Dalam kecelakaan tunggal ini, 1 nyawa melayang, sementara 7 korban lagi terluka hingga harus dirawat di rumah sakit. Seluruh korban sekeluarga yang jatuh ke jurang di Desa Bontihing, Minggu pagi sekitar pukul 08.30 Wita, ini berasal dari Lingkungan Begawan, Kelurahan Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan. Saat musibah terjadi, mereka dalam perjalanan hendak melayat ke Desa Bontihing.
Ada pun korban tewas dalam kecelakaan maut ini adalah bayi perempuan berusia 4 bulan, Ni Putu CFD. Sedangkan 7 korban terluka masing-masing Ni Lih Putu Yebi Sudarmi, 28, Kadek Wirawan, 27, Gede Upadana, 30, Ni Nyoman Suweni, 50, Wayan Suta, 53, dan bocah I Nengah G, 5, dan I Made Suma, 50 (pengemudi mobil).
Informasi di lapangan, saat musibah maut pagi itu, mobil Avanza DK 1685 ATT berisi 8 orang sekeluarga yang dikemudikan Made Suma bergerak dari arah timur melintasi jalan pedesaan menuju pusat Desa Bontihing. Rencananya, mereka hendak melayat ke Desa Bontihing.
Begitu memasuki lokasi TKP di KM 22.100 wilayah Desa Bontihing, tiba-tiba mobil Avanza tersebut mengalami rem blong (remnya tidak berfungsi). Sopir Made Suma pun tak mampu mengendalikan laju mobilnya yang saat itu sedang melintasi jalanan menurun dan menikung ke kiri.
Akibatnya, mobil berisikan 8 orang sekeluarga termasuk sopir Made Suma ini oleng ke kanan (sisi utara), kemudian terjun ke jurang sedalam 10 meter. Warga sekitar yang melihat kejadian tersebut, berupaya melakukan evakuasi terhadap para koban yang terperangkap di dalam bangkai mobil jatuh.
Setelah berhasil dievakuasi secara manual, seluruh 8 orang yang berada di dalam mobil tersebut mengalami luka-luka pada bagian kepala, mata, luka lecet pada bagian tangan, hingga patah tulang. Mereka kemudian dilarikan ke RS Kertha Usada Singaraja untuk mendapatkan perawatan medis.
Namun naas, salah satu dari 8 korban tersebut, yakni bayi perempuan berusia 4 bulan berinisial Putu CFD, tidak bisa diselamatkan nyawanya. Bayi malang ini dinyatakan meninggal dalam kondisi cedera kepala berat (CKB), diduga akibat benturan saat mobil terjun ke jurang.
Kasubbag Humas Polres Buleleng, Iptu Gede Sumarjaya, mengatakan hingga kemarin sore 7 korban terluka masih dalam perawatan medis di RS Kertha Usada Singaraja. Sedangkan jenazah bayi berusia 4 bulan masih dititip di rumah sakit. Hingga kemarin sore, bangkai mobil maut Avanza DK 1685 ATT masih berada di TKP jurang kawasan Banjar Dinas Rendetin, Desa Bontihing.
Menurut Iptu Sumarjaya, anggota Sat Lantas Polres Buleleng bersama Polsek Kubutambahan sudah terjun ke lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP dan memintai keterangan sejumlah saksi-saksi. "Berdasarkan hasil olah TKP dan keterangan saksi-saksi, penyebab kecelakaan diduga karena rem blong saat melintas di jalan turunan, sehingga sopir tidak bisa mengendalikan kendaraannya," jelas Iptu Sumarjaya saat dikonfirmasi NusaBali di Singaraja, Minggu kemarin.
Sementara itu, Kepala Dusun (Kadus) Rendetin, Desa Bontihing, Komang Sumarka, mengatakan seluruh korban mobil terjun ke jurang sedalam 10 meter ini ditekahui masih memiliki hubungan keluarga. Para korban sekeluaga asal Kelurahan Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan ini sejatinya datang ke Desa Bontihing untuk melayat. Namun naas, setibanya di lokasi TKP, mobilnya mengalami kecelakaan tunggal jatuh ke jurang akibat rem blong.
"Warga di sekitar TKP mendengar ada yang teriak-teriak minta tolong dari dsasatr jurang. Setelah dicari, ternyata ada mobil jatuh ke jurang,” ungkap Komang Sumarka saat dihubungi pertelepon dari Sinhgaraja, Minggu siang.
Komang Sumarka menyebutkan, saat warga berdatangan ke dasar jurang untuk melakukan evakuasi, 7 korban posisinya sudah keluar dari mobil. Hanya sopir Made Suma yang kala itu masih terjepit di dalam bangkai mobil, sehingga dievakuasi warga bveramai-ramai. “Sedangkan bayu usia 4 bulan itu sudah digendong oleh salah satu korban luka. Tapi, saat itu kondisi si bayu sudah tidak bergerak," papar Sumarka. *mz
1
Komentar