Dikira Tidur, Sopir Meninggal di Dalam Truk
Sopir yang meninggal dunia di dalam truk yang dikemudikannya sempat dites swab PCR, hasilnya dipastikan negatif Covid-19.
NEGARA, NusaBali
Seorang sopir truk nopol K 1487 S, Karyani, 62, dari Dusun/Desa Kudukeras, Kecamatan Juana, Pati, Jawa Tengah, ditemukan meninggal dunia di dalam truk yang dibawanya, Senin (5/7) petang. Sang sopir yang sempat tidur itu, diketahui meninggal dunia di dalam kendaraannya yang terparkir di depan sebuah toko di Jalan Pahlawan, Kelurahan Pendem, Kecamatan/Kabupaten Jembrana.
Berdasar informasi yang dihimpun, awalnya korban yang mengajak dua orang buruh pengangkut barang, yakni I Nengah Suwarka, 45, dan I Wayan Arka, 49, yang sama-sama dari Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, memarkir kendaraannya untuk menurunkan pakan ternak ke sebuah toko burung di belakang Pasar Umum Negara, Senin (5/7) pukul 16.00 Wita. Setelah memarkir kendaraan di depan Toko Gunung Mas di Jalan Pahlawan, sopir sempat menyatakan ingin beristirahat di dalam truk kepada dua orang pekerja yang diajaknya.
Setelah selesai menurunkan barang pada sekitar pukul 18.00 Wita, Suwarka berusaha membangunkan korban agar memindahkan kendaraannya. Namun saat berulang-ulang dipanggil oleh Suwarka, korban yang beristirahat pada bangku tempat sopir itu tidak menjawab. Kemudian Suwarka berusaha membangunkan dengan cara memukul bangku tempat istirahat korban, dan tidak ada respons dari korban. Merasa curiga tidak ada respons dari korban, Suwarka memberitahu rekannya, I Wayan Arka, untuk melaporkan peristiwa tersebut ke Mapolres Jembrana.
Kapolsek Kota Jembrana Iptu Putu Budi Santika, Selasa (6/7), mengatakan setelah menerima laporan adanya orang yang diduga meninggal dunia di dalam truk tersebut, sudah langsung dilakukan pengecekan oleh petugas Polsek Kota Jembrana bersama tim Inafis Polres Jembrana. Begitu dicek petugas, sopir truk itu dipastikan meninggal dunia, dan lanjut dibawa ke RSUD Negara. Saat mengecek ataupun menangani jenazah tersebut, petugas melakukannya dengan berpakaian APD lengkap.
Dari hasil pengecekan, sambung Iptu Budi Santika, tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Sesuai standar penanganan jenazah yang belum diketahui secara pasti penyebab meninggal di masa pandemi Covid-19, dari pihak RSUD Negara sempat melakukan tes swab PCR terhadap jenazah korban, dan hasilnya dipastikan negatif Covid-19. Sementara dari pihak keluarga korban, juga menolak dilakukan otopsi, dan telah mengikhlaskan kejadian tersebut sebagai musibah. “Keluarga korban sudah mengikhlaskan sebagai musibah. Tadi (kemarin) siang jenazah korban sudah diserahkan ke pihak keluarga. Jenazahnya dibawa ke Jawa Tengah,” ucap Iptu Budi Santika. *ode
Berdasar informasi yang dihimpun, awalnya korban yang mengajak dua orang buruh pengangkut barang, yakni I Nengah Suwarka, 45, dan I Wayan Arka, 49, yang sama-sama dari Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, memarkir kendaraannya untuk menurunkan pakan ternak ke sebuah toko burung di belakang Pasar Umum Negara, Senin (5/7) pukul 16.00 Wita. Setelah memarkir kendaraan di depan Toko Gunung Mas di Jalan Pahlawan, sopir sempat menyatakan ingin beristirahat di dalam truk kepada dua orang pekerja yang diajaknya.
Setelah selesai menurunkan barang pada sekitar pukul 18.00 Wita, Suwarka berusaha membangunkan korban agar memindahkan kendaraannya. Namun saat berulang-ulang dipanggil oleh Suwarka, korban yang beristirahat pada bangku tempat sopir itu tidak menjawab. Kemudian Suwarka berusaha membangunkan dengan cara memukul bangku tempat istirahat korban, dan tidak ada respons dari korban. Merasa curiga tidak ada respons dari korban, Suwarka memberitahu rekannya, I Wayan Arka, untuk melaporkan peristiwa tersebut ke Mapolres Jembrana.
Kapolsek Kota Jembrana Iptu Putu Budi Santika, Selasa (6/7), mengatakan setelah menerima laporan adanya orang yang diduga meninggal dunia di dalam truk tersebut, sudah langsung dilakukan pengecekan oleh petugas Polsek Kota Jembrana bersama tim Inafis Polres Jembrana. Begitu dicek petugas, sopir truk itu dipastikan meninggal dunia, dan lanjut dibawa ke RSUD Negara. Saat mengecek ataupun menangani jenazah tersebut, petugas melakukannya dengan berpakaian APD lengkap.
Dari hasil pengecekan, sambung Iptu Budi Santika, tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Sesuai standar penanganan jenazah yang belum diketahui secara pasti penyebab meninggal di masa pandemi Covid-19, dari pihak RSUD Negara sempat melakukan tes swab PCR terhadap jenazah korban, dan hasilnya dipastikan negatif Covid-19. Sementara dari pihak keluarga korban, juga menolak dilakukan otopsi, dan telah mengikhlaskan kejadian tersebut sebagai musibah. “Keluarga korban sudah mengikhlaskan sebagai musibah. Tadi (kemarin) siang jenazah korban sudah diserahkan ke pihak keluarga. Jenazahnya dibawa ke Jawa Tengah,” ucap Iptu Budi Santika. *ode
1
Komentar