Ratusan Slankers Luntang-lantung
Ratusan Slankers (penggemar Group Band Slank), dari sejumlah wilayah luar Bali, luntang-lantung di beberapa persimpangan jalan Kota Singaraja, Buleleng, Kamis (29/12) pagi.
SINGARAJA, NusaBali
Kondisinya memprihatinkan karena mereka kehabisan bekal dan uang, setelah menonton konser Slank di Lapangan Bhuwana Patra, Singaraja, Buleleng, Rabu (28/12) malam.
Usai menonton Slank, mereka tidur di pinggir-pinggir jalan dan emperan GOR Bhuwana Patra, lanjut terbangun dan menyebar ke sejumlah jalan dan persimpangan di Kota Singaraja, Buleleng sekitar pukul 10.00 Wita. Mereka yang mulai kelaparan dan kehabisan uang mulai meminta makanan di warung-warung dan rumah makan yang mereka lalui. Tidak sedikit dari mereka minta-minta makanan ke rumah-rumah penduduk.
Bahkan untuk pulang ke daerah masing-masing, mereka belum tahu bagaimana caranya. Mereka yang datang bergerompol mulai menyetop truk-truk yang melintas di persimpangan jalan, tempat mereka menunggu. Ditemui di simpang Pantai Penimbangan, Buleleng, salah seorang Slanker, Ali,15, asal Jobang, Jawa Barat, mengaku sudah kehabisan bekal bersama puluhan teman-temannya saat tiba di Bali, Selasa (27/12). Dia berangkat dari daerahnya, Senin (26/12), hanya berbekal Rp 25.000. Uang itu untuk membeli tiket masuk konser. Sedangkan untuk bertahan dari kelaparan ia meminta-minta kepada warga yang rela memberikan sedekah. Mereka juga menumpang truk yang mereka stop di jalanan, selebihnya berjalan kaki. “Nggak bawa bekal, cuman bawa uang tiket. Karena kepengen nonton Slank, idola kami.” katanya.
Ia dan teman-temannya berencana akan melakukan aksi yang sama (meminta-minta bekal dan nyetop truk,Red) agar bisa sampai ke daerah asal.
Sementara itu, keberadaan Slankers yang luntang-lantung di beberapa titik jalan di Buleleng membuat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Dinas Perhubungan, turun tangan. Para petugas mengarahkan mereka untuk berpindah tempat dan tidak menyetop kendaraan di traffic light.
Kepala Dinas Perhubungan Buleleng Gede Gunawan Ap menilai, keberadaan para Slankers ini selain meresahkan masyarakat juga mengganggu arus lalu lintas. Mereka pun akhirnya digiring ke jalan yang lebih lengang. “Karena semula mereka menyetop truk di traffic light sehingga menyebabkan kemacetan arus lalu lintas, selain itu juga sempat di terminal barang,” ujar Gunawan.
Pihaknya dan Satpol PP hanya mengarahkan mereka agar tidak mengganggu kenyamanan kota. Pantauan terakhir, para Slankers berkumpul di Pertamina Desa Tangguwisia, untuk menunggu tumpangan truk pulang ke daerahnya. Kata Gunawan, Dishub dan Satpol PP Buleleng tidak akan mengangkut mereka untuk kembali ke daerah asalnya. Karena pihaknya mengalami keterbasan armada dan jumlah Slankers juga relatif banyak. *k23
Usai menonton Slank, mereka tidur di pinggir-pinggir jalan dan emperan GOR Bhuwana Patra, lanjut terbangun dan menyebar ke sejumlah jalan dan persimpangan di Kota Singaraja, Buleleng sekitar pukul 10.00 Wita. Mereka yang mulai kelaparan dan kehabisan uang mulai meminta makanan di warung-warung dan rumah makan yang mereka lalui. Tidak sedikit dari mereka minta-minta makanan ke rumah-rumah penduduk.
Bahkan untuk pulang ke daerah masing-masing, mereka belum tahu bagaimana caranya. Mereka yang datang bergerompol mulai menyetop truk-truk yang melintas di persimpangan jalan, tempat mereka menunggu. Ditemui di simpang Pantai Penimbangan, Buleleng, salah seorang Slanker, Ali,15, asal Jobang, Jawa Barat, mengaku sudah kehabisan bekal bersama puluhan teman-temannya saat tiba di Bali, Selasa (27/12). Dia berangkat dari daerahnya, Senin (26/12), hanya berbekal Rp 25.000. Uang itu untuk membeli tiket masuk konser. Sedangkan untuk bertahan dari kelaparan ia meminta-minta kepada warga yang rela memberikan sedekah. Mereka juga menumpang truk yang mereka stop di jalanan, selebihnya berjalan kaki. “Nggak bawa bekal, cuman bawa uang tiket. Karena kepengen nonton Slank, idola kami.” katanya.
Ia dan teman-temannya berencana akan melakukan aksi yang sama (meminta-minta bekal dan nyetop truk,Red) agar bisa sampai ke daerah asal.
Sementara itu, keberadaan Slankers yang luntang-lantung di beberapa titik jalan di Buleleng membuat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Dinas Perhubungan, turun tangan. Para petugas mengarahkan mereka untuk berpindah tempat dan tidak menyetop kendaraan di traffic light.
Kepala Dinas Perhubungan Buleleng Gede Gunawan Ap menilai, keberadaan para Slankers ini selain meresahkan masyarakat juga mengganggu arus lalu lintas. Mereka pun akhirnya digiring ke jalan yang lebih lengang. “Karena semula mereka menyetop truk di traffic light sehingga menyebabkan kemacetan arus lalu lintas, selain itu juga sempat di terminal barang,” ujar Gunawan.
Pihaknya dan Satpol PP hanya mengarahkan mereka agar tidak mengganggu kenyamanan kota. Pantauan terakhir, para Slankers berkumpul di Pertamina Desa Tangguwisia, untuk menunggu tumpangan truk pulang ke daerahnya. Kata Gunawan, Dishub dan Satpol PP Buleleng tidak akan mengangkut mereka untuk kembali ke daerah asalnya. Karena pihaknya mengalami keterbasan armada dan jumlah Slankers juga relatif banyak. *k23
Komentar