Pertumbuhan Kredit Bank Melemah
Imbas lonjakan kasus Covid-19, penyaluran kredit diprediksi tak sampai 5 persen
JAKARTA, NusaBali
Kredit perbankan pada 2021 diperkirakan mengalami kelesuan sebagai imbas dari lonjakan kasus Covid-19. Dari data yang ada, pertumbuhan kredit lebih rendah dari proyeksi awal tahun yang sebesar lima persen. Lonjakan kasus ini dinilai dapat menghambat laju pemulihan ekonomi, yang bisa berdampak pada pelemahan pertumbuhan kredit.
Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) terbaru, pertumbuhan kredit perbankan pada April 2021 terkontraksi sebesar 2,3 persen (yoy), dengan nilai total kredit sebesar Rp5.482,2 triliun, lebih kecil dibandingkan kontraksi Maret 2021 yang sebesar 3,8 persen.
"Pengalaman peningkatan kasus COVID-19 yang terjadi pada Januari 2021 membutuhkan waktu sekitar tiga bulan menekan kasus tambahan menjadi level normal sekitar 5.000- 6.000 kasus per hari," kata Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro di Jakarta, seperti dilansir Tempo, Selasa (6/7).
Secara bulanan (mom), pertumbuhan kredit pada April 2021 masih terkontraksi 0,3 persen. Namun demikian, secara year-to-date pertumbuhan kredit per April 2021 sudah menunjukkan angka positif, meskipun masih sangat kecil yaitu 0,01 persen.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai Mei 2021 kontraksi pertumbuhan kredit kembali mengecil menjadi minus 1,23 persen (yoy).
Sementara itu, penyaluran kredit ke sektor utama Lapangan Usaha (LU) membaik. Pada April 2021, penyaluran kredit ke sektor perdagangan besar dan terkontraksi lebih kecil sebesar 3,1 persen (yoy) dibandingkan minus 5,9 persen pada Maret 2021.
Penyaluran kredit ke sektor industri pengolahan pada April 2021 terkontraksi lebih kecil sebesar 4,9 persen (yoy) dibandingkan minus 7,1 persen (yoy) Maret 2021.
Sementara itu penyaluran kredit pertanian, perburuan, dan kehutanan tumbuh positif dan meningkat secara tahunan 3 persen dibandingkan 1,9 persen (yoy) pada Maret 2021.
Untuk kredit konsumsi, kredit pemilikan kendaraan bermotor pada April 2021 terkontraksi menjadi 27,6 persen (yoy) dibandingkan minus 28,9 persen (yoy) pada Maret 2021, atau terkontraksi sebesar 4,9 persen (ytd), dan terkontraksi 1,1 persen secara bulanan.
Sementara itu kredit untuk pemilikan rumah tinggal pada April 2021 tumbuh positif, yaitu sebesar 5,6 persen (yoy) dibandingkan 4,3 persen (yoy) pada Maret 2021.
Sedangkan untuk kualitas kredit, terjadi penurunan pada April 2021. Non Performing Loan (NPL) per April 2021 tercatat sebesar 3,22 persen, meningkat dibandingkan posisi Maret 2021 yang sebesar 3,17 persen.
Beberapa sektor dengan NPL tertinggi pada April 2021 adalah sektor pertambangan dan penggalian 7,66 persen, penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum 6,04, perikanan 5,69 persen, industri pengolahan 4,71 persen, dan perdagangan 4,58 persen . Berdasarkan OJK, NPL kredit perbankan per Mei 2021 meningkat lagi menjadi 3,35 persen. *
Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) terbaru, pertumbuhan kredit perbankan pada April 2021 terkontraksi sebesar 2,3 persen (yoy), dengan nilai total kredit sebesar Rp5.482,2 triliun, lebih kecil dibandingkan kontraksi Maret 2021 yang sebesar 3,8 persen.
"Pengalaman peningkatan kasus COVID-19 yang terjadi pada Januari 2021 membutuhkan waktu sekitar tiga bulan menekan kasus tambahan menjadi level normal sekitar 5.000- 6.000 kasus per hari," kata Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro di Jakarta, seperti dilansir Tempo, Selasa (6/7).
Secara bulanan (mom), pertumbuhan kredit pada April 2021 masih terkontraksi 0,3 persen. Namun demikian, secara year-to-date pertumbuhan kredit per April 2021 sudah menunjukkan angka positif, meskipun masih sangat kecil yaitu 0,01 persen.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai Mei 2021 kontraksi pertumbuhan kredit kembali mengecil menjadi minus 1,23 persen (yoy).
Sementara itu, penyaluran kredit ke sektor utama Lapangan Usaha (LU) membaik. Pada April 2021, penyaluran kredit ke sektor perdagangan besar dan terkontraksi lebih kecil sebesar 3,1 persen (yoy) dibandingkan minus 5,9 persen pada Maret 2021.
Penyaluran kredit ke sektor industri pengolahan pada April 2021 terkontraksi lebih kecil sebesar 4,9 persen (yoy) dibandingkan minus 7,1 persen (yoy) Maret 2021.
Sementara itu penyaluran kredit pertanian, perburuan, dan kehutanan tumbuh positif dan meningkat secara tahunan 3 persen dibandingkan 1,9 persen (yoy) pada Maret 2021.
Untuk kredit konsumsi, kredit pemilikan kendaraan bermotor pada April 2021 terkontraksi menjadi 27,6 persen (yoy) dibandingkan minus 28,9 persen (yoy) pada Maret 2021, atau terkontraksi sebesar 4,9 persen (ytd), dan terkontraksi 1,1 persen secara bulanan.
Sementara itu kredit untuk pemilikan rumah tinggal pada April 2021 tumbuh positif, yaitu sebesar 5,6 persen (yoy) dibandingkan 4,3 persen (yoy) pada Maret 2021.
Sedangkan untuk kualitas kredit, terjadi penurunan pada April 2021. Non Performing Loan (NPL) per April 2021 tercatat sebesar 3,22 persen, meningkat dibandingkan posisi Maret 2021 yang sebesar 3,17 persen.
Beberapa sektor dengan NPL tertinggi pada April 2021 adalah sektor pertambangan dan penggalian 7,66 persen, penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum 6,04, perikanan 5,69 persen, industri pengolahan 4,71 persen, dan perdagangan 4,58 persen . Berdasarkan OJK, NPL kredit perbankan per Mei 2021 meningkat lagi menjadi 3,35 persen. *
Komentar