Unud Sosialisasi Program Entrepreneur Goes to Banjar
Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud) Bali menyosialisasikan program ‘Entrepreneur Goes to Banjar’ atau berwirausaha yang diawali dari warga banjar (dusun), agar tergugah untuk menjadi pengusaha kecil-kecilan.
DENPASAR, NusaBali
"Upaya ini sudah saya lakukan di 124 banjar yang ada di Bali, untuk menggugah masyarakat agar menjadi wirausaha kreatif," kata Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud) Bali Sayu Ketut Sutrisna Dewi, Rabu (28/12).
Ia mencontohkan, selama ini masyarakat cenderung konsumtif, khususnya dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya sehingga melalui upaya program ini diyakini mampu membuka menset atau pola pikir masyarakat lebih kreatif dan inovatif. "Kami juga melibatkan ibu-ibu PKK untuk mau terjun berwirausaha yang ada di masing-masing banjar," ujar dia singkat.
Namun, diakuinya dalam menyosialisasikan program ini memang membutuhkan tambahan personel dan waktu yang cukup lama agar masyarakat terketuk hatinya untuk berwirausaha. Ia mengakui, saat ini pemerintah pusat menargetkan jumlah pelaku usaha mencapai dua persen dari total jumlah penduduk yang ada di Tanah Air.
"Namun, saat ini pelaku usaha baru mencapai 1,65 persen dari total jumlah penduduk Indonesia, sehingga perlu adanya dukungan semua pihak untuk mendukung upaya pemerintah ini," katanya.
Selain itu, terkait pengembangan usaha ini perlu didukung promosi melalui sosial media karena diera digital ini konsumen lebih memilih cara praktis. "Di era digital ini banyak aplikasi yang dapat membantu pengembangan wirausaha, sehingga hal ini dapat dimanfaatkan dengan baik," katanya.
Ia menambahkan, kunci kesuksesan berwirausaha berdasarkan hasil penelitian Thomas Standley adalah kejujuran, disiplin, gaul (good interpersonal skill), dukungan dari pasangan hidup, bekerja lebih keras dari yang lain, mencintai apa yang dikerjakan, kepemimpinan baik dan kuat.
Lima tantangan dalam memanfaatkan teknologi digital yakni biaya, keamanan, strategi lemah, minimnya responsiv terhadap perubahan dan peluang, kemampuan teknis kurang memadai. *ant
Ia mencontohkan, selama ini masyarakat cenderung konsumtif, khususnya dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya sehingga melalui upaya program ini diyakini mampu membuka menset atau pola pikir masyarakat lebih kreatif dan inovatif. "Kami juga melibatkan ibu-ibu PKK untuk mau terjun berwirausaha yang ada di masing-masing banjar," ujar dia singkat.
Namun, diakuinya dalam menyosialisasikan program ini memang membutuhkan tambahan personel dan waktu yang cukup lama agar masyarakat terketuk hatinya untuk berwirausaha. Ia mengakui, saat ini pemerintah pusat menargetkan jumlah pelaku usaha mencapai dua persen dari total jumlah penduduk yang ada di Tanah Air.
"Namun, saat ini pelaku usaha baru mencapai 1,65 persen dari total jumlah penduduk Indonesia, sehingga perlu adanya dukungan semua pihak untuk mendukung upaya pemerintah ini," katanya.
Selain itu, terkait pengembangan usaha ini perlu didukung promosi melalui sosial media karena diera digital ini konsumen lebih memilih cara praktis. "Di era digital ini banyak aplikasi yang dapat membantu pengembangan wirausaha, sehingga hal ini dapat dimanfaatkan dengan baik," katanya.
Ia menambahkan, kunci kesuksesan berwirausaha berdasarkan hasil penelitian Thomas Standley adalah kejujuran, disiplin, gaul (good interpersonal skill), dukungan dari pasangan hidup, bekerja lebih keras dari yang lain, mencintai apa yang dikerjakan, kepemimpinan baik dan kuat.
Lima tantangan dalam memanfaatkan teknologi digital yakni biaya, keamanan, strategi lemah, minimnya responsiv terhadap perubahan dan peluang, kemampuan teknis kurang memadai. *ant
Komentar