Alihkan Stres di Masa Pandemi dengan Hobi yang Menjanjikan Ini
GIANYAR, NusaBali.com – Naluri I Wayan Sandyasa mengembangkan usaha bercocok tanam dengan media hidroponik membawa hasil.
Sebelum terjadi booming hidroponik saat pandemi, pria berusia 51 tahun ini sudah mengembangkan ‘sandsfarmbali’ sejak bulan Agustus 2019.
Usaha menjual paket modul tanaman hidroponik ini dilakoni setelah pensiun dari pekerjaannya sebagai enginering pada sebuah perusahaan di bidang pariwisata
Tidak hanya menjual perangkat modul hidroponik, Sandyasa sekaligus memproduksi sayurannya sendiri untuk dijual. Salah satu jenis sayuran yang dijual adalah pokcoy yang dijual dengan harga Rp 2.000 saja. “Saya juga menjual nutrisi A dan B untuk tanaman seharga Rp 50.000 dengan volume 2,4 liter nutrisi,” ujarnya.
Harga paket modul hidroponik yang disediakan oleh Sandyasa dibanderol Rp 3 juta, sudah termasuk modul hidroponik DFT 60 lubang, mesin 105, selang PE, gully hidroponik, rangka baja ringan dengan ukuran 2 meter x 180 cm x 80 cm, alat ukur PH dan Tds.
Lalu disediakan media tanam netpot 60 pcs, rockwool 1 slab dengan ukuran 1 meter x 15 cm x 7 cm, 3 jenis bibit kangkung, pokcoy, sayur hijau dan nutrisi A B untuk sayuran.
“Calon pembeli biasanya sudah mengetahui sistematika penggunaannya, namun jika ada hal yang belum diketahui, akan dipandu dan diarahkan untuk mengaplikasikan alat tersebut,” ujarnya.
Bercocok tanam dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah pun, dapat menjadi hobi yang menjanjikan dan sebagai media pengalih stres di masa pandemi dan PPKM Darurat seperti saat ini. “Ya, dapat menjadi media penghibur tersendiri bagi para penikmatnya, dan para penghobi tanaman. Selain itu apabila ditekuni dengan baik, dapat menjadi usaha tambahan yang menjanjikan,” ujar Sandyasa.
Sandyasa pun menambahkan bahwa, mengonsumsi sayuran tanpa bahan kimia pun menjadi hal yang penting, dalam mewujudkan kesehatan di masa pandemi seperti ini. “Apabila terlalu sering mengonsumsi sayuran yang telah terkontaminasi bahan kimia, akan menimbulkan efek terhadap kesehatan tubuh di masa depan. Maka dari itu, menumbuhkembangkan sayuran sendiri di pekarangan rumah, adalah salah satu solusi untuk mewujudkan sayuran yang sehat dan aman dikonsumsi sehari-hari,” tuturnya.
Lebih lanjut Sandyasa mengungkapkan bahwa, sangat penting untuk menciptakan ketahanan pangan di keluarga dengan memanfaatkan sisa pekarangan rumah yang ada.
“Untuk memulai menumbuhkan sayuran di media hidroponik, tidak memakan ruang yang terlalu banyak, sehingga cocok digunakan sebagai media ketahanan pangan skala keluarga. Apalagi di masa pandemi seperti ini, untuk meringankan jumlah pengeluaran pangan keluarga,” ungkapnya.
Dia pun bersedia melayani pertanyaan dari penggemar atau calon penggemar hidroponik di akun Instagram ‘sandsfarmbali' dan memberikan nomor WhatsApp 082144950965 bagi mereka yang ingin mengetahui lebih banyak soal hidroponik.
Tidak hanya masyarakat biasa, namun seorang musisi Robi Navicula pun tertarik dengan paket modul hidroponik yang ditawarkan oleh Sandyasa. “Yang membeli biasanya dari sekitaran Ubud, Batubulan, dan Gianyar, tahun lalu Mei 2020 sempat mendapat kunjungan dari seorang musisi terkenal Robi Navicula, sangat senang rasanya,” ungkap Sandyasa.
Usaha menjual paket modul tanaman hidroponik ini dilakoni setelah pensiun dari pekerjaannya sebagai enginering pada sebuah perusahaan di bidang pariwisata
Tidak hanya menjual perangkat modul hidroponik, Sandyasa sekaligus memproduksi sayurannya sendiri untuk dijual. Salah satu jenis sayuran yang dijual adalah pokcoy yang dijual dengan harga Rp 2.000 saja. “Saya juga menjual nutrisi A dan B untuk tanaman seharga Rp 50.000 dengan volume 2,4 liter nutrisi,” ujarnya.
Harga paket modul hidroponik yang disediakan oleh Sandyasa dibanderol Rp 3 juta, sudah termasuk modul hidroponik DFT 60 lubang, mesin 105, selang PE, gully hidroponik, rangka baja ringan dengan ukuran 2 meter x 180 cm x 80 cm, alat ukur PH dan Tds.
Lalu disediakan media tanam netpot 60 pcs, rockwool 1 slab dengan ukuran 1 meter x 15 cm x 7 cm, 3 jenis bibit kangkung, pokcoy, sayur hijau dan nutrisi A B untuk sayuran.
“Calon pembeli biasanya sudah mengetahui sistematika penggunaannya, namun jika ada hal yang belum diketahui, akan dipandu dan diarahkan untuk mengaplikasikan alat tersebut,” ujarnya.
Bercocok tanam dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah pun, dapat menjadi hobi yang menjanjikan dan sebagai media pengalih stres di masa pandemi dan PPKM Darurat seperti saat ini. “Ya, dapat menjadi media penghibur tersendiri bagi para penikmatnya, dan para penghobi tanaman. Selain itu apabila ditekuni dengan baik, dapat menjadi usaha tambahan yang menjanjikan,” ujar Sandyasa.
Sandyasa pun menambahkan bahwa, mengonsumsi sayuran tanpa bahan kimia pun menjadi hal yang penting, dalam mewujudkan kesehatan di masa pandemi seperti ini. “Apabila terlalu sering mengonsumsi sayuran yang telah terkontaminasi bahan kimia, akan menimbulkan efek terhadap kesehatan tubuh di masa depan. Maka dari itu, menumbuhkembangkan sayuran sendiri di pekarangan rumah, adalah salah satu solusi untuk mewujudkan sayuran yang sehat dan aman dikonsumsi sehari-hari,” tuturnya.
Lebih lanjut Sandyasa mengungkapkan bahwa, sangat penting untuk menciptakan ketahanan pangan di keluarga dengan memanfaatkan sisa pekarangan rumah yang ada.
“Untuk memulai menumbuhkan sayuran di media hidroponik, tidak memakan ruang yang terlalu banyak, sehingga cocok digunakan sebagai media ketahanan pangan skala keluarga. Apalagi di masa pandemi seperti ini, untuk meringankan jumlah pengeluaran pangan keluarga,” ungkapnya.
Dia pun bersedia melayani pertanyaan dari penggemar atau calon penggemar hidroponik di akun Instagram ‘sandsfarmbali' dan memberikan nomor WhatsApp 082144950965 bagi mereka yang ingin mengetahui lebih banyak soal hidroponik.
Tidak hanya masyarakat biasa, namun seorang musisi Robi Navicula pun tertarik dengan paket modul hidroponik yang ditawarkan oleh Sandyasa. “Yang membeli biasanya dari sekitaran Ubud, Batubulan, dan Gianyar, tahun lalu Mei 2020 sempat mendapat kunjungan dari seorang musisi terkenal Robi Navicula, sangat senang rasanya,” ungkap Sandyasa.
Sandyasa pun berharap agar usaha yang ditekuninya berlokasi di Jalan Jero Gadung no. 53, Banjar Kutuh Kelod, Petulu, Ubud, Gianyar, dapat berkembang, dan memberikan pengaruh yang baik di tengah masyarakat. “Khususnya di dalam bidang pengembangan sayur organik dengan modul hidroponik, karena sangat efisien, dan hemat ruang juga. Selain mewujudkan ketahanan pangan dengan sayuran yang sehat, kegiatan bercocok tanam ini dapat mengalihkan stress, dan menjadi peluang bisnis juga,” tutupnya. *rma
1
Komentar