Sebelum Gantung Diri, Pekak Tulis Surat Maaf
Diduga depresi karena menderita sakit maag menahun, I Nyoman Salin,60, krama Banjar Kendran, Desa Kendran, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, tewas dengan cara gantung diri, Jumat (30/12).
GIANYAR, NusaBali
Sebelum gantung diri, pekak (kakek) Salin sempat menulis surat permohonan maaf kepada keluarga pada kertas karton. Kematian korban dengan cara ulah pati (bunuh diri)
itu membuat krama Banjar Kendran, Desa Kendran, kaget. Informasi di lapangan, korban ditemukan tergantung menggunakan tali plastik warna biru di plafon kamar oleh istri korban, Ni Made Sukerti,60, sekitar pukul 11.00 Wita. Saat itu, Sukerti baru pulang dari berjualan di salah satu kantin sekolah, Desa Kendran. Begitu tiba di rumah, ia langsung masuk kamar membawakan suaminya makanan. Saat membuka pintu kamar, ia mendapati suaminya posisi tergantung.
Diduga, suaminya gantung diri dengan mengikatkan tali plastik ke plafon. Korban terlebih dahulu menaiki kursi. Sontak Sukerti berteriak histeris dan memanggil anaknya. Mereka lalu menurunkan jasad kakek tiga anak dan sembilan cucu yang hanya kenakan sarung itu. Saat menidurkan korban di atas kasur, Sukerti menemukan secarik kertas berisi pesan, “anak, mantu, cucu, keluarga ampura bapak " (anak, menantu, cucu dan keluarga maafkan bapak)”. Menurut Sukerti, suaminya telah lama menderita sakit maag.
Kapolsek Tegallalang AKP I Putu Gede Ardana saat dikonfirmasi menjelaskan telah melakukan olah TKP, pemeriksaan awal terhadap korban. Dari pemeriksaan luar, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Diyakini korban murni tewas karena gantung diri sesuai ciri-ciri lidah menjulur dan keluar sperma dari kemaluan. “Dugaan kami korban mengakhiri hidup karena frustasi akan sakitnya yang tak kunjung sembuh,” ujar AKP Ardana. * e
itu membuat krama Banjar Kendran, Desa Kendran, kaget. Informasi di lapangan, korban ditemukan tergantung menggunakan tali plastik warna biru di plafon kamar oleh istri korban, Ni Made Sukerti,60, sekitar pukul 11.00 Wita. Saat itu, Sukerti baru pulang dari berjualan di salah satu kantin sekolah, Desa Kendran. Begitu tiba di rumah, ia langsung masuk kamar membawakan suaminya makanan. Saat membuka pintu kamar, ia mendapati suaminya posisi tergantung.
Diduga, suaminya gantung diri dengan mengikatkan tali plastik ke plafon. Korban terlebih dahulu menaiki kursi. Sontak Sukerti berteriak histeris dan memanggil anaknya. Mereka lalu menurunkan jasad kakek tiga anak dan sembilan cucu yang hanya kenakan sarung itu. Saat menidurkan korban di atas kasur, Sukerti menemukan secarik kertas berisi pesan, “anak, mantu, cucu, keluarga ampura bapak " (anak, menantu, cucu dan keluarga maafkan bapak)”. Menurut Sukerti, suaminya telah lama menderita sakit maag.
Kapolsek Tegallalang AKP I Putu Gede Ardana saat dikonfirmasi menjelaskan telah melakukan olah TKP, pemeriksaan awal terhadap korban. Dari pemeriksaan luar, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Diyakini korban murni tewas karena gantung diri sesuai ciri-ciri lidah menjulur dan keluar sperma dari kemaluan. “Dugaan kami korban mengakhiri hidup karena frustasi akan sakitnya yang tak kunjung sembuh,” ujar AKP Ardana. * e
Komentar