PPKM Darurat, Konservasi Penyu dan Bawah Laut Jalan Terus
SINGARAJA, NusaBali
Daerah Tujuan Wisata (DTW) Pantai Penimbangan, di Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, ditutup untuk tujuan wisata selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
Kendati ditutup untuk aktivitas wisata, aktivitas konservasi penyu dan bawah laut di Pantai Penimbangan masih tetap berjalan. Organisasi masyarakat yang bergerak dalam konservasi, Pokmaswas (Kelompok Masyarakat Pengawas) Penimbangan Lestari terus bekerja secara swadaya menyelamatkan ekosistem penyu di tengah pandemi Covid-19. Mereka juga aktif dalam kegiatan konservasi bawah laut untuk menjaga kesehatan ekosistem terumbu karang, di sepanjang pesisir pantai utara wilayah Buleleng.
Setiap hari, anggota Pokmaswas melakukan penyisiran di Pantai Penimbangan yang membentang sepanjang 720 meter dari timur ke barat untuk menemukan sarang telur penyu. Telur tersebut dievakuasi dari pasir pantai ke lokasi khusus area penetasan di penangkaran selama sekitar dua bulan hingga menetas menjadi tukik, dan kemudian dilepasliarkan kembali.
Ketua Pokmaswas Penimbangan Lestari, Gede Wiadnyana mengatakan, saat ini sedang memasuki puncak masa bertelur penyu. Kata Wiadnyana masa puncak bertelur penyu sendiri biasanya berlangsung bulan Juni hingga Juli. Selama masa puncak itu dalam satu bulan pihaknya bisa menemukan hingga puluhan sarang telur penyu. "Yang kami evakuasi bisa mencapai 120 butir telur," jelas Wiadnyana.
Kata Wiadnyana, masa bertelur penyu sendiri berlangsung pada malam hari hingga dini hari antara pukul 19.00 Wita - 04.00 Wita, dan biasanya dievakuasi ke penangkaran pada dini hari saat ditemukan anggota Pokmaswas atau warga. Sejauh ini, penyu yang bertelur di kawasan Pantai Penimbangan adalah jenis Penyu Lekang dan Penyu Hijau.
Selama masa penangkaran, lanjut Wiadnyana, telur penyu tersebut mendapatkan perlakuan khusus. Setiap titik pengeraman telur diberikan keterangan kapan ditemukan dan jumlah telurnya. "Untuk perawatan telur kami memastikan suhu di dalam pasir dan tingkat kelembapannya. Setelah menetas kami pindahkan ke kolam beberapa hari, dan langsung dilepaskan," jelas Wiadnyana.
Wiadnyana mengungkapkan, jumlah telur yang berhasil ditangkar dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2017 ada sebanyak 1.633 butir, tahun 2018 sebanyak 3.115 butir, tahun 2019 sebanyak 4.450 butir, dan tahun 2020 sebanyak 3.817. Telur penyu yang ditangkar, selain yang ditemukan di Pantai Penimbangan juga berasal dari luar seperti di pesisir pantai di wilayah Banyuasri dan Kampung Tinggi.
Di sisi lain, perlindungan melalui konservasi laut di wilayah Pantai Penimbangan juga terus diupayakan agar laut tetap lestari. Wiadnyana bersama anggota Pokmaswas lainnya yang juga seorang penyelam ini setiap hari turun ke dasar laut untuk merawat dan merehabilitasi terumbu karang yang rusak. "Sampah yang menyangkut di terumbu karang dan mahkota bulu seribu yang menghisap terumbu karang rutin dibersihkan," jelas Wiadnyana.
Menurut Wiadnyana, perawatan serta pemantauan rutin dilakukan untuk menjaga keindahan pesisir agar sejalan dengan isi lautnya. Pemantauan terumbu karang ini, lanjut Wiadnyana, menunjukkan hasil yang positif. Ikan hias berwarna-warni dan biota laut lainnya mulai berdatangan dan menjadikannya rumah. "Sampai saat ini kami masih terus mengidentifikasi biotanya," tandas Wiadnyana. *mz
1
Komentar