PPKM Darurat, Pedagang Hewan Kurban Kampung Jawa Layani Online, Pilih Kambing via Video Call
DENPASAR, NusaBali.com – Sepekan menjelang Idul Adha 1442 Hijriyah pada Selasa (20/7/2021), penjualan hewan kurban mulai marak. Namun kendala PPKM Darurat membuat para pedagang mencari terobosan agar penjualan lebih lancar.
Seperti yang dilakukan oleh HM Syamsudin. Pedagang kambing di kawasan Jalan Maruti Denpasar Utara atau dikenal Kampung Jawa ini memanfaatkan penjualan secara online. “Ini saya lakukan untuk
memaksimalkan penjualan pada masa PPKM Darurat,” kata pria yang sejak tahun 1997 berjualan kambing ini.
Pesanan secara online dibuka lewat aplikasi perpesanan WhatsApp (WA) di nomor 081338376074. Jasa delivery pun sudah disiapkan armada pickup untuk mengantarkan hewan kurban ke rumah pembeli atau tempat tujuan.
Kebiasaan pembeli yang ingin melihat dan memilih langsung hewan kurban diakui Syamsudin masih sulit dihilangkan. “memang, pembeli rata-rata lebih puas datang, melihat dan memilih langsung hewan kurbannya,” ungkap pedagang asal Madura ini.
Namun kendala ini pun diatasi Syamsudin dengan memanfaatkan fitur video call pada WA. “Jadi melihat dan memilih bisa lewat vide0 call. Pembeli bebas memilih hewan kurban yang mana yang mau dibeli,” kata Syamsudin.
Untuk pembeli online diakui belum banyak, karena mereka yang datang lagsung masih lebih dominan. Namun diakui jumlah pengunjung mengalami penurunan. Mobilitas warga di masa PPKM Darurat diduga membuat calon pembeli, terutama pada malam hari, tidak seramai tahun-tahun sebelumnya.
Pembeli hewan kurban menjelang Idul Adha tahun ini pun didominasi warga setempat. “Pembeli dari kampung sekitar sini. Ya sekitar Denpasar lah. Kalau tahun lalu ada pembeli dari Gianyar dan Tabanan ,” ujarnya.
Syamsudin menyatakan bahwa untuk mengurus izin berjualan kambing kurban menjelang hari raya di masa PPKM Darurat 2 Juli – 20 Juli 2021 cukup rumit. Dirinya pun menyatakan bahwa harus mengantongi izin dari kepala kampung, kepala desa, dan camat setempat.
Sementara itu dari sisi harga, diakui bahwa harga kambing mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun lalu. “Mungkin karena pandemi yang tidak kunjung usai, para peternak menaikkan harganya. Karena bagi para peternak, hewan tersebutlah yang merupakan aset utamanya. Apalagi masa pandemi, perekonomian sulit,” ujarnya.
Syamsudin pun menjelaskan bahwa kambing yang dijual diperoleh dari Kabupaten Singaraja. Harganya pun bervariatif tergantung jenis ukuran yang diinginkan. “Kalau yang paling besar sekarang harganya Rp 5 juta, tahun lalu dengan harga Rp 4 juta sudah dapat. Karena harga dari peternak sudah tinggi, ya otomatis kami para penjual ikut menyesuaikan harga,” jelasnya.
Pesanan secara online dibuka lewat aplikasi perpesanan WhatsApp (WA) di nomor 081338376074. Jasa delivery pun sudah disiapkan armada pickup untuk mengantarkan hewan kurban ke rumah pembeli atau tempat tujuan.
Kebiasaan pembeli yang ingin melihat dan memilih langsung hewan kurban diakui Syamsudin masih sulit dihilangkan. “memang, pembeli rata-rata lebih puas datang, melihat dan memilih langsung hewan kurbannya,” ungkap pedagang asal Madura ini.
Namun kendala ini pun diatasi Syamsudin dengan memanfaatkan fitur video call pada WA. “Jadi melihat dan memilih bisa lewat vide0 call. Pembeli bebas memilih hewan kurban yang mana yang mau dibeli,” kata Syamsudin.
Untuk pembeli online diakui belum banyak, karena mereka yang datang lagsung masih lebih dominan. Namun diakui jumlah pengunjung mengalami penurunan. Mobilitas warga di masa PPKM Darurat diduga membuat calon pembeli, terutama pada malam hari, tidak seramai tahun-tahun sebelumnya.
Pembeli hewan kurban menjelang Idul Adha tahun ini pun didominasi warga setempat. “Pembeli dari kampung sekitar sini. Ya sekitar Denpasar lah. Kalau tahun lalu ada pembeli dari Gianyar dan Tabanan ,” ujarnya.
Syamsudin menyatakan bahwa untuk mengurus izin berjualan kambing kurban menjelang hari raya di masa PPKM Darurat 2 Juli – 20 Juli 2021 cukup rumit. Dirinya pun menyatakan bahwa harus mengantongi izin dari kepala kampung, kepala desa, dan camat setempat.
Sementara itu dari sisi harga, diakui bahwa harga kambing mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun lalu. “Mungkin karena pandemi yang tidak kunjung usai, para peternak menaikkan harganya. Karena bagi para peternak, hewan tersebutlah yang merupakan aset utamanya. Apalagi masa pandemi, perekonomian sulit,” ujarnya.
Syamsudin pun menjelaskan bahwa kambing yang dijual diperoleh dari Kabupaten Singaraja. Harganya pun bervariatif tergantung jenis ukuran yang diinginkan. “Kalau yang paling besar sekarang harganya Rp 5 juta, tahun lalu dengan harga Rp 4 juta sudah dapat. Karena harga dari peternak sudah tinggi, ya otomatis kami para penjual ikut menyesuaikan harga,” jelasnya.
Hal yang sama pun dilontarkan oleh Yulianto yang juga merupakan seorang pedagang kambing di sekitar Jalan Maruti Denpasar. Ia pun menyatakan bahwa harga kambing tahun ini mengalami kenaikan harga. “Yang paling kecil harganya Rp 2.750.000, yang paling besar atau paling mahal ada yang Rp 5 juta. Kalau tahun lalu yang paling besar bisa dijual dengan harga Rp 4 jutaan, tapi tahun ini pas Rp 5 juta,” tegasnya.
Terkereknya harga hewan kurban jenis kambing ini membuat kambing berukuran kecil dan sedang lebih laku. “Biasanya laku yang kecil, dan yang sedang. Kalau yang sedang itu harganya Rp 3.250.000. Kalau nyari yang kecil 2 ekor saya lepas Rp 2.700.000,” ujar Syamsudin yang membuka usaha hewan kurban mulai 8 Juli 2021 ini.
Tidak hanya menjual kambing kurban, Syamsudin yang sudah menjual 40 ekor kambing juga menerima jasa potong dan olah langsung menjadi sate dan gulai. “Ada yang ingin dipotong langsung di sini, ada juga yang ingin dibuatkan olahan siap makan,” ungkapnya.
Syamsudin pun berharap agar situasi kembali pulih dari pandemi, agar ia dapat melaksanakan kegiatan jual beli dengan lebih leluasa dan maksimal. “Daya beli di masa pandemi juga menurun, sebenarnya kurban kan harus sesuai kemampuan, tidak harus yang berukuran besar. Kambing kecil pun tidak masalah, asalkan ikhlas. Dan inti dari Idul Adha itu kan berbagi kepada orang-orang yang kurang mampu,” tutupnya. *rma
1
Komentar