BPS: Ketimpangan Penduduk Kaya dan Miskin di Bali Masih Kategori Sedang
DENPASAR, NusaBali.com - Di tengah meningkatnya angka kemiskinan penduduk Bali, ketimpangan antara penduduk kaya dan miskin di Bali dikatakan masih dalam kategori sedang.
Setidaknya itu menurut rilis data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Bali pada Kamis (15/7/2021). “Gini ratio pada bulan Maret 2021 sebesar 0,378. Angka ini naik dibandingkan dengan gini ratio pada bulan September 2020 yang tercatat 0,369. Terjadi kenaikan 0,009. Dengan nilai 0,378 ini tingkat ketimpangan di Provinsi Bali ada dalam kategori sedang,” ujar Hanif Yahya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, pada saat rilis data secara daring.
Kategori sedang sendiri berada pada kisaran gini ratio antara 0,35 – 0,5. Untuk diketahui gini ratio atau koefisien gini didasarkan pada kurva Lorenz, yaitu sebuah kurva pengeluaran kumulatif yang membandingkan distribusi dari nilai pengeluaran konsumsi dengan distribusi uniform (seragam) yang mewakili persentase kumulatif penduduk. Semakin tinggi gini ratio, maka semakin tinggi pula tingkat ketimpangan suatu daerah.
Lebih jauh Hanif Yahya menjelaskan jika dirinci pada gini ratio pada daerah perkotaan di Bali pada bulan Maret 2021 tercatat 0,387. Terjadi kenaikan sebesar 0,009 jika dibandingkan dengan gini ratio pada bulan September 2020 yang sebesar 0,378. Sementara untuk gini ratio daerah pedesaan, justru mengalami sedikit penurunan yakni sebesar 0,003 dari angka 0,304 pada bulan September 2020 ke angka 0,301 pada bulan Maret 2021.
“Artinya pada bulan Maret 2021 ini tingkat ketimpagan untuk wilayah pedesaan relatif lebih baik dibandingkan dengan daerah perkotaan,” ujar Hanif.
Sementara berdasarkan metode pengukuran lainnya, yakni ketimpangan menurut klasifikasi Bank Dunia, ketimpangan di Bali termasuk dalam kategori rendah. Ketimpangan menurut klasifikasi Bank dunia sendiri didasarkan pada persentase pendapatan dari kelompok penduduk tertentu.
“Pada bulan Maret 2021, kelompok penduduk dengan 40 persen berpengeluaran rendah tercatat sebesar 17,85 persen. Kemudian pada 40 persen penduduk dengan pengeluaran menengah tercatat sebesar 36,84 persen, dan 20 persen penduduk dengan pengeluaran tinggi tercatat 45,31 persen,” terang Hanif.
Berdasarkan data yang disebutkan Hanif tersebut kemudian disimpulkan bahwa penduduk Bali ketimpangannya berada pada kategori rendah. Kategori rendah tersebut didapat karena persentase pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah angkanya berada di atas 17 persen, dalam hal ini berada pada angka 17,85 persen.
Sementara itu pada level nasional, berdasarkan tingkat gini ratio 0,378, ketimpangan di Bali dikatakan masih berada di bawah ketimpangan rata-rata nasional yakni sebesar 0,384. Gini ratio tertinggi sendiri terjadi di Provinsi DI Yogyakarta, yakni dengan gini ratio 0,441, sedangkan gini ratio terendah terjadi di Provinsi Bangka Belitung sebesar 0,256. *adi
1
Komentar