PPKM Darurat, Proyek RTH Bung Karno Jalan Terus
Digarap di Jogja, Patung Tinggal Finishing
SINGARAJA, NusaBali
Meskipun ada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, namun pengerjaan proyek Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bung Karno yang berlokasi di Kelurahan/Kecamatan Sukasada, Buleleng, tetap berjalan normal.
Kamis (15/7), pengerjaan proyek ini dipantau langsung oleh Sekda Buleleng Gede Suyasa. Dari hasil pemantauan, Proyek Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bung Karno sudah berprogres hampir 18 persen atau tepatnya 17,9 persen. Capaian pengerjaan proyek senilai Rp 16 miliar dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Provinsi Bali mengalami deviasi 8,48 persen, dari target pengerjaan 9,45 persen dalam pengerjaan minggu kelima.
Menurut Sekda Buleleng Gede Suyasa, pembangunan RTH tahap IV dari pengerjaan yang dimulai bulan Mei lalu mengalami perkembangan yang signifikan. Pekerjaan konstruksi yang diizinkan tetap berjalan normal pada masa pandemi, diharapkan Suyasa dapat dimanfaatkan oleh rekanan, untuk menyelesaikan proyek tepat waktu.
Namun birokrat asal Tejakula ini menekankan pengerjaannya tetap harus sesuai dengan spesifikasi dan kualitas yang sudah ditetapkan. “Kualitas dan spesifikasinya harus dijaga, karena ini akan dimanfaatkan oleh masyarakat, sehingga kualitas bangunan dan spesifikasinya harus dijaga betul,” tegasnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup I Gede Melanderat dihubungi Jumat (16/7) kemarin menambahkan, ada 22 item yang dikerjakan oleh rekanan. Item terpentingnya adalah pembuatan bagian patung Bung Karno yang belum rampung di pembanguann tahap sebelumnya. Melanderat menyebutkan, pembangunan bagian patung yang belum rampung saat ini dikerjakan oleh pematung di daerah Bantul, Yogyakarta.
Pengerjaan patung dibuat oleh seniman yang berbeda dari seniman sebelumnya. Dengan menuntaskan bagian badan dan sebagian kaki. “Saat ini dari pemantauan kami secara daring, patungnya tinggal finishing saja. Bagian yang dulu sudah ada dilanjutkan ke bagian yang belum selesai. tetapi walaupun beda pematung, hasilnya pasti sama, karena sudah dikunci dengan miniatur yang sudah ada,” jelas mantan Kadis Ketahanan Pangan dan Perikanan (KPP) Buleleng ini.
Setelah difinishing, patung akan diuji kelayakannya oleh tim penguji. Terkait kesesuaian bentuk dan bahan yang digunakan yakni dari logam perunggu. Hanya saja, karena terbentuk PPKM Darurat, Dinas masih memikirkan skema pengujian melalui pola virtual, dengan melibatkan penguji dari Yogyakarta. “Setelah dilakukan pengujian, patung baru bisa dikirim ke Bali. Saat ini kami sedang menyusun skema pengujiannya,” jelas pejabat asal Desa/Kecamatan Kubutambahan ini.
Sementara itu, Pimpinan Tim Pengawas Proyek RTH Taman Bung Karno, Ni Putu Eka Dewi menyebutkan, tenaga kerja yang dilibatkan sebanyak 90 orang. Dengan memanfaatkan tenaga kerja lokal Buleleng. Eka Dewi menjelaskan selama PPKM Darurat, diberlakukannya pengaturan pengerjaan Proyek RTH Bung karno masih seperti biasa. Dimulai dari pukul 08.00 Wita sampai pukul 17.00 Wita. Hanya saja tidak ada lembur untuk para pekerja.
“Meskipun bekerja di ruang terbuka, tetap menjalankan Protokol Kesehatan. Terlebih lagi setiap hari Selasa dan Jumat kami juga adakan pengarahan terhadap para pekerja untuk memberikan edukasi demi menerapkan Prokes dimulai dari pengecekan suhu tubuh dan yang lainnya,” papar dia.
Proyek RTH Bung Karno Tahap IV memiliki 20 area pekerjaan. Dimulai dari bangunan wantilan, rumah genset, beberapa renovasi, patung Singa Ambara Raja beserta panggungnya. Kolam air mancur dengan lampu yang akan juga difungsikan sebagai kolam ikan. Ada juga jogging track dengan pasangan andesit. Pekerjaan taman dengan tiga tipe, pekerjaan pagar dan pintu gerbang. Seluruh pekerjaan di RTH Bung Karo ditargetkan tuntas pada 6 Desember 2021 mendatang.
Proyek RTH Bung Karno sudah dimulai sejak tahun 2016 silam. Proyek ini pun sempat terhenti selama dua tahun. Pada tahun 2019 proyek tidak bisa berlangsung karena tidak ada rekanan yang berani mengajukan penawaran pada proyek yang saat itu sudah setengah jalan. Pada tahun itu, proses lelang gagal dua kali. Lalu pada tahun 2020 lalu, kelanjutan pengerjaan proyek terkendala pandemi Covid-19. Hingga pada tahun 2021 berhasil dilanjutkan dan diharapkan dapat dituntaskan sebagai proyek tahapan terakhir dengan suntikan anggaran dari Provinsi Bali. *k23
Komentar