FK Unud Gandeng IDI Denpasar Berikan Layanan Telekonseling bagi Pasien Isoman
DENPASAR, NusaBali.com - Tren peningkatan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Bali terus mengalami peningkatan akhir-akhir ini. Bahkan pada Sabtu (17/7/2021) terjadi rekor tertinggi harian mencapai 1.019 kasus!
Sementara diketahui sebagian dari mereka melakukan isolasi mandiri (isoman) di kediaman masing-masing dikarenakan mereka hanya memiliki gejala ringan atau bahkan tidak bergejala sama sekali.
Ada kekhawatiran sejumlah pihak bahwa pasien yang melakukan isoman tersebut tidak mendapatkan pelayanan yang tepat selama menjalani proses pengobatan. Hal yang diperkirakan bisa saja mengakibatkan penyakit mereka dapat menjadi lebih parah, bahkan berakibat fatal sampai meninggal dunia.
Melihat situasi tersebut Fakutas Kedokteran Universitas Udayana (FK Unud) bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Denpasar berinisiatif untuk menyelenggarakan telekonseling kepada para penderita Covid-19 yang menjalani isoman tersebut. Menurut Prof Dr dr I Ketut Suyasa SpB SpOT (K), Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Sabtu (17/7/2021), kegiatan tersebut dilakukan sebagai bentuk kepedulian FK Unud dan para doker yang tergabung dalam IDI Denpasar melihat situasi pandemi Covid-19 yang semakin mengkhawatirkan belakangan ini.
“Pada awalnya kami hanya mengajak sekitar 6-10 dokter saja, tetapi mengetahui rencana ini semua (dokter) ingin berkonstribusi meski mereka tahu dalam program ini mereka tidak dibayar,”ungkap Prof Suyasa.
Program ini memang diberikan gratis, diperuntukkan untuk membantu masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan melakukan isolasi mandiri, serta tidak mendapatkan akses yang memadai terkait perkembangan kesehatannya. Program ini sendiri telah dilaunching pada Sabtu (17/7/2021), pukul 14.00 Wita.
Prof Suyasa mengatakan layanan telekonseling ini diharapkan dapat memfasilitasi dan memberikan edukasi kepada masyarakat terkait hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dan diwaspadai untuk tetap menjaga kesehatan selama isolasi mandiri.
Ia pun mengingatkan jika kegiatan ini adalah kegiatan penyuluhan bagi masyarakat mengenai Covid-19, dan bukan merupakan praktik kedokteran sehingga tidak ada penulisan resep, tidak bisa mengirimkan obat, dan tidak bisa mencarikan ambulans/RS/swab gratis.
Lebih lanjut ia menjelaskan jika telekonseling akan dilakukan menggunakan aplikasi zoom yang di dalamnya nanti masyarakat mendapatkan layanan konsultasi gratis yang akan diberikan setiap hari dengan waktu yang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan pada setiap harinya.
Pada masing-masing jadwal tersebuti akan terdapat dokter-dokter yang berkompeten di bidangnya masing-masing, seperti dokter spesialis paru, spesialis penyakit dalam, spesialis anak, spesialis gizi, spesialis jiwa, bahkan spesialis kandungan yang siap memberikan rekomendasi terkait perawatan Covid-19.
Mereka nanti juga dapat memberikan rekomendasi rawat inap di rumah sakit, apabila dari pandangan mereka, diperkirakan memerlukan perawatan langsung di rumah sakit. Prof Suyasa mengaku bangga dengan para koleganya, di tengah kesusahan menangani pasien akibat Covid-19, mereka masih bersemangat untuk berbagi kepada masyarakat yang membutuhkan.
“Kegiatan ini setiap hari. Kita akan lihat ke depannya sesuai kebutuhan masyarakat. Tahap awal kami lihat dulu sebulan, besar kemungkinan ini akan berkembang ke depannya,” pungkas Prof Suyasa. *adi
Komentar