Musala Al Ikhlas Sukawati Batasi Peserta Salat Idul Adha Hanya Kalangan Pengurus
GIANYAR, NusaBali.com – Setelah pelaksanaan salat Idul Adha tahun lalu ditiadakan, Masjid Al Ikhlas Sukawati Gianyar direcanakan menggelar salat ied pada Selasa (20/7/2021) yang jumlah pesertanya dibatasi hanya 40 orang.
“Biasanya pelaksanaan hari raya Idul Adha sebelum pandemi di Musala Al Ikhlas dapat menampung 1.200 jemaah,” ujar M Toha Hasan, Sekretaris Yayasan Darul Falah yang menaungi Musala Al Ikhlas di Jalan Raya Sukawati nomor 2, Kabupaten Gianyar, Minggu (18/7/2021).
Para jemaah yang hadir adalah para pengurus musala yang memiliki luas sekitar 5,3 are, dengan bangunan dua lantai. “Lantai 1 dapat menampung sekitar 600 orang jemaah, dan lantai 2 juga sama 600 orang jemaah, dengan luas ruangan 19m x 23m,” ujar M Toha Hasan.
Dalam pelaksanaan salat hari raya Idul Adha 1442H/2021, meskipun hanya dihadiri oleh 40 orang perwakilan dari pengurus musala, M Toha Hasan menegaskan bahwa akan selalu menerapkan protokol kesehatan yang ketat, sesuai arahan dari pemerintah mengingat masih dalam masa PPKM Darurat.
Jemaah yang akan masuk ke musala wajib melalui pengecekan suhu, dan mencuci tangan dengan sabun di wastafel yang sudah tersedia. “Baik pengurus dan jemaah sebetulnya kangen dengan suasana hari raya, biasanya sebelum pandemi, H-2 hari raya Idul Adha seperti ini sudah ramai jemaah di musala berinteraksi dan bersilahturahmi. Ya mau bagaimana lagi, pada kenyataannya kini masih dalam masa pandemi” tuturnya.
Hal yang sama pun diungkapkan oleh M Dahri selaku Wakil Ketua Takmir, bahwa dirinya secara pribadi merasakan kerinduan suasana perayaan hari raya Idul Adha, seperti saat sebelum pandemi melanda. “Sejatinya musala ini tempat menenangkan diri, dan bersilaturahmi. Rindu rasanya ingin merayakan hari raya dengan normal kembali,” ungkapnya.
Kegiatan seperti memotong hewan kurban pun telah tiada semenjak awal pandemi tahun 2020 dan pada perayaan tahun ini. “Jemaah di sini dominan pendatang, dan bermata pencaharian pedagang. Di masa pandemi sejatinya perekonomian warga sudah sangat sulit. Dan kini di masa PPKM darurat ini, sangat berdampak kepada geliat ekonomi warga,” tutur M Toha Hasan.
Musala Al Ikhlas telah berdiri pada tahun 1992, yang didirikan oleh H Sutrisno, dan H Mahmudi. Melihat kondisi perekonomian di masa pandemi yang semakin sulit. Pengurus musala pun memiliki inisiatif untuk mengadakan kegiatan sosial jimpitan beras. Hal tersebut guna memberikan bantuan kepada warga/jemaah musaola yang kurang mampu. “Sebagai wujud solidaritas, pengurus musala menyisihkan 1 sendok gelas beras per hari, yang nantinya akan dibagikan kepada warga kurang mampu. Jika ada warga yang memiliki rezeki lebih, maka biasanya akan menyumbang 1 atau 2 karung beras,” ujar M Toha Hasan.
Lebih lanjut M Toha Hasan menyatakan bahwa pada penyambutan hari raya Idul Adha, merupakan momen yang dinanti khususnya oleh anak-anak. Dikarenakan akan melaksanakan kegiatan malam Takbiran pada malam sebelum hari raya Idul Adha dilaksanakan.
“Biasanya pada Takbiran akan melakukan iring-iringan dengan obor, di sana biasanya anak-anak sangat gembira menyambutnya,” tambahnya.
M Toha Hasan pun berharap agar pandemi segera usai, dan kegiatan keagamaan di Musala Al Ikhlas dapat berjalan normal seperti pada saat sebelum pandemi melanda. “Selain itu hal yang penting juga, untuk memulihkan kembali perekonomian warga yang terpuruk di masa pandemi, sekali lagi mudah-mudahan masa pandemi ini segera berakhir,” tutupnya. *rma
Komentar