UN SMK Bertepatan dengan Galungan, Disdik Bali Bersurat Agar Ditunda
“Kita tidak meminta dimajukan atau dimundurkan. Kita hanya bersurat. Kita kan juga tidak tahu agama lain apakah pelaksanaan ibadahnya berbenturan dengan pelaksanaan UN”
DENPASAR, NusaBali
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali, Tjokorda Istri Agung (TIA) Kusuma Wardhani mengaku telah bersurat kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terkait pelaksanaan Ujian Nasional (UN) jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dijadwalkan 3-6 April 2017, yang ternyata bersamaan dengan rangkaian pelaksanaan hari raya suci Galungan di Bali.
“Kami sudah bersurat ke Mendikbud supaya itu ditunda, tidak dilaksanakan pada tanggal itu. Ketika kita terima informasi itu dan cek jadwal, sudah langsung kita bersurat,” ujarnya saat dihubungi per telepon, Senin (2/1) malam.
Pihaknya telah meminta agar ujian nasional tidak dilaksanakan pada saat rangkaian hari raya Galungan hingga Kuningan, karena pelaksanaan UN bersamaan dengan hari raya, dikhawatirkan dapat mengganggu konsentrasi siswa. Saat ini pihaknya tengah menunggu penyesuaian jadwal dari pusat terkait hal tersebut. “Sama pengalaman beberapa tahun lalu, kan UN sempat bersamaan dengan hari raya Nyepi. Setelah kami bersurat, akhirnya ditunda, akhirnya secara nasional disesuaikan,” katanya.
Tidak hanya untuk pelajar Bali yang beragama Hindu, menurut TIA, kemungkinan pelajar yang beragama lain juga memiliki persoalan yang sama. Mungkin saja umat lain juga memiliki hari suci yang bersamaan dengan pelaksanaan UN. Karena itu, penyusunan jadwal UN masih perlu tahap penyesuaian dengan masing-masing daerah dan jadwal-jadwal hari besar keagamaan di seluruh Indonesia. “Kita tidak meminta dimajukan atau dimundurkan. Kita hanya bersurat. Kita kan juga tidak tahu agama lain apakah pelaksanaan ibadahnya berbenturan dengan pelaksanaan UN. Nah inilah mengapa kita bersurat, dan mungkin daerah lain juga sama. Karena ini masih penyusunan awal dan perlu disesuaikan lagi,” pungkasnya.
Sebelumnya, pengamat Pendidikan yang juga dosen IKIP PGRI Bali Dr Made Gde Putra Wijaya mengaku keberatan dengan adanya keputusan dari Kemendikbud yang telah mengeluarkan pengumuman pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun 2017.
Pasalnya, secara khusus, pelaksanaan UN jenjang SMK bakal diselenggarakan pada 3 April hingga 6 April 2017 tersebut bertepatan dengan hari raya suci umat Hindu di Bali yakni Hari Raya Galungan. Menurut Dr Putra, sapaannya, pada 3 April merupakan penyajaan Galungan hingga puncak hari Raya Galungan pada 5 April.
"Bagaimana tidak, keputusan Kemendikbud seakan tidak memandang hari raya umat Hindu di Bali, khususnya yang melaksanakan Rari Raya Galungan. Di Bali sejak dulu Galungan itu merupakan hari suci umat Hindu untuk melaksanakan persembahyangan, dan sekarang tanggal yang ditetapkan untuk pelaksanaan UN tepat di hari raya itu," katanya.
Dr Putra berharap kepada pihak Pemprov Bali mengajukan permohonan penundaan jadwal UN di SMK ke pemerintah pusat (Kemendikbud). “Kami sangat keberatan. Galungan itu hari raya besar kita. Siswa maupun guru pastinya kurang konsentrasi, pikiran kita (umat Hindu) pasti sembahyang,” ujarnya, kemarin.
Setidaknya, lanjutnya, UN SMK digelar setelah hari raya Kuningan berakhir. Sebab, jika diusulkan untuk dimajukan tidak bisa lagi, karena tanggal 10-13 April ditetapkan untuk UN SMA/MA. * in, cr63
“Kami sudah bersurat ke Mendikbud supaya itu ditunda, tidak dilaksanakan pada tanggal itu. Ketika kita terima informasi itu dan cek jadwal, sudah langsung kita bersurat,” ujarnya saat dihubungi per telepon, Senin (2/1) malam.
Pihaknya telah meminta agar ujian nasional tidak dilaksanakan pada saat rangkaian hari raya Galungan hingga Kuningan, karena pelaksanaan UN bersamaan dengan hari raya, dikhawatirkan dapat mengganggu konsentrasi siswa. Saat ini pihaknya tengah menunggu penyesuaian jadwal dari pusat terkait hal tersebut. “Sama pengalaman beberapa tahun lalu, kan UN sempat bersamaan dengan hari raya Nyepi. Setelah kami bersurat, akhirnya ditunda, akhirnya secara nasional disesuaikan,” katanya.
Tidak hanya untuk pelajar Bali yang beragama Hindu, menurut TIA, kemungkinan pelajar yang beragama lain juga memiliki persoalan yang sama. Mungkin saja umat lain juga memiliki hari suci yang bersamaan dengan pelaksanaan UN. Karena itu, penyusunan jadwal UN masih perlu tahap penyesuaian dengan masing-masing daerah dan jadwal-jadwal hari besar keagamaan di seluruh Indonesia. “Kita tidak meminta dimajukan atau dimundurkan. Kita hanya bersurat. Kita kan juga tidak tahu agama lain apakah pelaksanaan ibadahnya berbenturan dengan pelaksanaan UN. Nah inilah mengapa kita bersurat, dan mungkin daerah lain juga sama. Karena ini masih penyusunan awal dan perlu disesuaikan lagi,” pungkasnya.
Sebelumnya, pengamat Pendidikan yang juga dosen IKIP PGRI Bali Dr Made Gde Putra Wijaya mengaku keberatan dengan adanya keputusan dari Kemendikbud yang telah mengeluarkan pengumuman pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun 2017.
Pasalnya, secara khusus, pelaksanaan UN jenjang SMK bakal diselenggarakan pada 3 April hingga 6 April 2017 tersebut bertepatan dengan hari raya suci umat Hindu di Bali yakni Hari Raya Galungan. Menurut Dr Putra, sapaannya, pada 3 April merupakan penyajaan Galungan hingga puncak hari Raya Galungan pada 5 April.
"Bagaimana tidak, keputusan Kemendikbud seakan tidak memandang hari raya umat Hindu di Bali, khususnya yang melaksanakan Rari Raya Galungan. Di Bali sejak dulu Galungan itu merupakan hari suci umat Hindu untuk melaksanakan persembahyangan, dan sekarang tanggal yang ditetapkan untuk pelaksanaan UN tepat di hari raya itu," katanya.
Dr Putra berharap kepada pihak Pemprov Bali mengajukan permohonan penundaan jadwal UN di SMK ke pemerintah pusat (Kemendikbud). “Kami sangat keberatan. Galungan itu hari raya besar kita. Siswa maupun guru pastinya kurang konsentrasi, pikiran kita (umat Hindu) pasti sembahyang,” ujarnya, kemarin.
Setidaknya, lanjutnya, UN SMK digelar setelah hari raya Kuningan berakhir. Sebab, jika diusulkan untuk dimajukan tidak bisa lagi, karena tanggal 10-13 April ditetapkan untuk UN SMA/MA. * in, cr63
1
Komentar