Siswa Kelas VII SMP Tak Optimal Belajar Bahasa Inggris
AMLAPURA, NusaBali
Memulai tahun ajaran baru 2021/2022, setelah merekrut siswa baru, Kasek SMPN 1 Amlapura I Komang Suweca mengaku kesulitan mengajar bahasa Inggris untuk siswa kelas VII, sehubungan masih diberlakukan PJJ (pembelajaran jarak jauh) atau daring (dalam jaringan).
Sebab, pelajaran bahasa Inggris merupakan hal terbaru bagi siswa baru. "Ini yang paling menyulitkan, mengajar bahasa Inggris melalui daring. Cara pengucapan, menulis, dan membaca. Sebab, siswa semasih di SD, belum pernah dapat pelajaran itu," jelas I Komang Suweca dihubungi di SMPN 1 Amlapura, Jalan Ngurah Rai Amlapura, Sabtu (17/7).
Tercatat sebanyak 292 siswa yang direkrut SMPN 1 Amlapura yang duduk di kelas VII, dan telah tuntas menggelar MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah). Mesti demikian masih tetap ditunggu siswa baru yang belum daftar secara online.
Siswa baru itu juga telah dihadirkan saat menggelar vaksinasi Kamis (15/7). Dibagian lain, Kasek SMPN 2 Selat I Wayan Mustara mengatakan, sebanyak 251 siswa baru yang direkrut terbagi 8 rombongan belajar. "Belajar bahasa Inggris, dengan cara menampilkan video secara daring. Tahun lalu, pembelajaran bisa berjalan. Saya optimis tahun ini juga demikian," jelas I Wayan Mustara.
Walau diakui tidak optimal memberikan materi pembelajaran bahasa Inggris, setidaknya telah ada upaya agar siswa aktif memantau selama pembelajaran bahasa Inggris secara daring. Mengingat masih kondisi pandemi Covid-19, dan diberlakukan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) darurat, yang rencananya akan diperpanjang.
Bahkan Kasek SMPN 2 Rendang Ketut Suparjana, justru pembelajaran bahasa Inggris, bukan saja dilakukan dengan cara menampilkan video secara daring, juga bertatap muka dengan siswa menggunakan zoom meeting. Sehingga selama melakukan pembelajaran bisa melakukan percakapan antar siswa dengan guru. "Bagaimana cara menulis di dalam Bahasa Inggris, ada tanya jawab melalui chat," kata Kasek SMPN 2 Rendang yang tinggal di Banjar/Desa Pempatan, Kecamatan Rendang.
Terpenting kata Ketut Suparjana, berupaya memanfaatkan teknologi, agar bisa optimal melakukan pembelajaran. Sebab, situasi belum memungkinkan belajar tatap muka, ada kepentingan yang lebih prioritas yakni kesehatan siswa dan guru jauh lebih penting dari pada memaksakan belajar tatap muka di kelas.
Siswa juga telah diberikan buku panduan, sehingga lebih lanjut agar optimalkan membaca materi di buku. Begitu juga menurut Kasek SMPN 4 Amlapura I Wayan Rangki, seluruh siswa baru telah mendapatkan buku panduan. Sedangkan belajar secara daring, sekali-sekali melakukan pembelajaran dengan zoom meeting, menyasar 189 siswa baru terbagi 6 rombongan belajar.
"Juga dilengkapi video pembelajaran, sesuai dengan materi yang tengah diajarkan, secara teknis guru bahasa Inggris yang tahu," jelas guru bidang studi matematika itu. *k16
Tercatat sebanyak 292 siswa yang direkrut SMPN 1 Amlapura yang duduk di kelas VII, dan telah tuntas menggelar MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah). Mesti demikian masih tetap ditunggu siswa baru yang belum daftar secara online.
Siswa baru itu juga telah dihadirkan saat menggelar vaksinasi Kamis (15/7). Dibagian lain, Kasek SMPN 2 Selat I Wayan Mustara mengatakan, sebanyak 251 siswa baru yang direkrut terbagi 8 rombongan belajar. "Belajar bahasa Inggris, dengan cara menampilkan video secara daring. Tahun lalu, pembelajaran bisa berjalan. Saya optimis tahun ini juga demikian," jelas I Wayan Mustara.
Walau diakui tidak optimal memberikan materi pembelajaran bahasa Inggris, setidaknya telah ada upaya agar siswa aktif memantau selama pembelajaran bahasa Inggris secara daring. Mengingat masih kondisi pandemi Covid-19, dan diberlakukan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) darurat, yang rencananya akan diperpanjang.
Bahkan Kasek SMPN 2 Rendang Ketut Suparjana, justru pembelajaran bahasa Inggris, bukan saja dilakukan dengan cara menampilkan video secara daring, juga bertatap muka dengan siswa menggunakan zoom meeting. Sehingga selama melakukan pembelajaran bisa melakukan percakapan antar siswa dengan guru. "Bagaimana cara menulis di dalam Bahasa Inggris, ada tanya jawab melalui chat," kata Kasek SMPN 2 Rendang yang tinggal di Banjar/Desa Pempatan, Kecamatan Rendang.
Terpenting kata Ketut Suparjana, berupaya memanfaatkan teknologi, agar bisa optimal melakukan pembelajaran. Sebab, situasi belum memungkinkan belajar tatap muka, ada kepentingan yang lebih prioritas yakni kesehatan siswa dan guru jauh lebih penting dari pada memaksakan belajar tatap muka di kelas.
Siswa juga telah diberikan buku panduan, sehingga lebih lanjut agar optimalkan membaca materi di buku. Begitu juga menurut Kasek SMPN 4 Amlapura I Wayan Rangki, seluruh siswa baru telah mendapatkan buku panduan. Sedangkan belajar secara daring, sekali-sekali melakukan pembelajaran dengan zoom meeting, menyasar 189 siswa baru terbagi 6 rombongan belajar.
"Juga dilengkapi video pembelajaran, sesuai dengan materi yang tengah diajarkan, secara teknis guru bahasa Inggris yang tahu," jelas guru bidang studi matematika itu. *k16
1
Komentar