Pria Tabanan Ciptakan Jagung Warna-warni
Seorang pria inovattif yang tinggal di Banjar Penatahan Kelod, Desa Penatahan, Kecamatan Penebel, Tabanan, Helmi Musadi, 38, berhasil menemukan jagung dengan bulir warna-warni.
TABANAN, NusaBali
Jagung warna-warni yang diberi nama Jagung Bhinneka ini dihasilkan dengan rekayasa genetik dan sinar ultra violet.
Jagung Bhinneka ini ditemukan Helmi Musadi berkat pengalamannya selama 7 tahun belajar di Jepang. Dia awalnya kuliah di Fakultas Pertanian Unud hingga Semester III. Kemudian, pada tahun 2000 dia pergi ke Jepang karena ada saudaranya tinggal di Negeri Matahari Terbit itu. Dia pun pelanjutkan kuliah hingga S2 Jurusan Pertanian di salah satu perguruan tinggi di Jepang.
Pada 2007, Helmi Musadi pulang ke Bali, dengan membawa ilmu pertanian yang diperolehnya di Jepang. Menurut Helmi, temuan jagung warna warni ini bermula ketika dia dulu diminta membantu temanya untuk menciptakan varietas jagung saat berada di Je-pang. Hanya saja, saat itu dia gagal karena jagung yang diciptakan lewat fermentasi tidak menghasilkan warna-warni.
Nah, setelah pulang ke Bali, Helmi yang berasal dari Banjar Pekambingan, Desa Delod Puri, Kecamatan Denpasar Barat kembali belajar dan bereksperimen. Namun, baru sekitar Juli 2016 lalu Helmi mempraktekkan hasil temuannya berupa jagung warna-warni yang diberi nama Jagung Bhinneka tersebut.
Awalnya, Helmi melakukan ujicoba dengan hanya menanam 10 pohon jagung warna-warni di lahan perkebunannya di kawasan Banjar Penataan Kelod, Desa Penataan. Dari situ, dia mendapatkan 80 tongkol jagung warna-warni, di mana per pohon menghasilkan 8 tongkol karena pohon dibuat bercabang.
"Saya hanya bermain di genetik dan dibantu oleh sinar ultra violet saat menanam jagung warna-warni tersebut,” jelas Helmi saat menerima kunjungan Dandim 1619 Tabanan, Letkol Inf Erwin Gunawan, di sela panen Jagung Bhinneka di kebunnya, Senin (2/1).
Setelah berhasil dengan ujicoba 10 pohon Jagang Bhinneka, kemudian Helmi menanam 15 area jagung hasil temuannya tersebut di kebun kawasan Banjar Penataan Kelod, Desa Penataan. Jagung warna-warni tersebut kini sudah memasuki masa panen umur 10 minggu atau hampir 2,5 bulan.
Helmi menyebutkan, Jagung Bhinneka temuannya ini merupakan yang pertama kali di Indonesia. Helmi pun sempat menjelaskan secara singkat awal proses pembuatan hingga bisa menghasilkan jagung warna warni. Pertama, diambil jagung jenis hibrida yang hanya satu warna. Kemudian, direndam dengan air kelapa atapun air yang dicampur gula merah selama 3 jam.
Dalam perendaman tersebut intinya ada pencampuran glukosa, yang dengan bantuan sinar ultra violet, maka jagung bisa berubah warna dalam satu tongkol. "Setelah 3 jam, akan tumbuh seperti biji kecambah. Biji itu langsung ditanam,” jelas ayah 4 anak dari pernikahannya dengan wanita Jepang, Yosoyou ini.
Menurut Helmi, satu butir jagung bisa saja memancarkan 3 warna. Bahkan, dalam satu tongkol Jagung Bhinneka bisa dihasilkan 5 jenis warna, tergantung penyinaran ultra violet saat menanam.
Uniknya, kata Helmi, tongkol jagung warna-warni hasil temuannya ini bisa dibuat sedemikian rupa bentuk dan ukurannya. Bisa dibuat menjadi bentuk melon ataupun strawbery, ukurannya pun bisa diatur menjadi kecil dengan diameter hanya 3 cm dan panjang 30 cm, bisa juga dibuat lebih besar.
Caranya sama bermain digentik, yakni merendamnya dengan rumput laut dan tulang ikan yang difermentasikan. "Untuk buah jagung yang berbentuk bulat sudah ada. Sedangkan yang tongkolnya menyerupai melon dan strawbery akan dibuat belakangan, setelah panen jagung yang berbentuk memanjang ini," tandas Helmi di hadapan Dandim 1619 Tabanan.
Jagung Bhinneka ini, kata Helmi, juga lebih unggul dibanding jagung manis biasa atau jagung hibrida. “Jagung Bhenneka ini bisa menyembuhkan kanker. Karena kadar karbodioksidanya tinggi, Jagung Bhinneka ini bahkan bisa langsung dibuat popcorn,” cerita Helmi.
Helmi berharap dengan jagung warna-warni hasil temuannya ini, dia bisa membantu mengenalkan bahwa ada jagung spesial yang dibuat oleh putra Indonesia. "Tujuan saya sederhana ingin membuat sehat orang lewat jagung yang tinggi khasiat kesehatannya ini. Saya juga ingin memajukan Desa Penatahan, karena saya tinggal menetap di sini," jelas Helmi. * d
Jagung Bhinneka ini ditemukan Helmi Musadi berkat pengalamannya selama 7 tahun belajar di Jepang. Dia awalnya kuliah di Fakultas Pertanian Unud hingga Semester III. Kemudian, pada tahun 2000 dia pergi ke Jepang karena ada saudaranya tinggal di Negeri Matahari Terbit itu. Dia pun pelanjutkan kuliah hingga S2 Jurusan Pertanian di salah satu perguruan tinggi di Jepang.
Pada 2007, Helmi Musadi pulang ke Bali, dengan membawa ilmu pertanian yang diperolehnya di Jepang. Menurut Helmi, temuan jagung warna warni ini bermula ketika dia dulu diminta membantu temanya untuk menciptakan varietas jagung saat berada di Je-pang. Hanya saja, saat itu dia gagal karena jagung yang diciptakan lewat fermentasi tidak menghasilkan warna-warni.
Nah, setelah pulang ke Bali, Helmi yang berasal dari Banjar Pekambingan, Desa Delod Puri, Kecamatan Denpasar Barat kembali belajar dan bereksperimen. Namun, baru sekitar Juli 2016 lalu Helmi mempraktekkan hasil temuannya berupa jagung warna-warni yang diberi nama Jagung Bhinneka tersebut.
Awalnya, Helmi melakukan ujicoba dengan hanya menanam 10 pohon jagung warna-warni di lahan perkebunannya di kawasan Banjar Penataan Kelod, Desa Penataan. Dari situ, dia mendapatkan 80 tongkol jagung warna-warni, di mana per pohon menghasilkan 8 tongkol karena pohon dibuat bercabang.
"Saya hanya bermain di genetik dan dibantu oleh sinar ultra violet saat menanam jagung warna-warni tersebut,” jelas Helmi saat menerima kunjungan Dandim 1619 Tabanan, Letkol Inf Erwin Gunawan, di sela panen Jagung Bhinneka di kebunnya, Senin (2/1).
Setelah berhasil dengan ujicoba 10 pohon Jagang Bhinneka, kemudian Helmi menanam 15 area jagung hasil temuannya tersebut di kebun kawasan Banjar Penataan Kelod, Desa Penataan. Jagung warna-warni tersebut kini sudah memasuki masa panen umur 10 minggu atau hampir 2,5 bulan.
Helmi menyebutkan, Jagung Bhinneka temuannya ini merupakan yang pertama kali di Indonesia. Helmi pun sempat menjelaskan secara singkat awal proses pembuatan hingga bisa menghasilkan jagung warna warni. Pertama, diambil jagung jenis hibrida yang hanya satu warna. Kemudian, direndam dengan air kelapa atapun air yang dicampur gula merah selama 3 jam.
Dalam perendaman tersebut intinya ada pencampuran glukosa, yang dengan bantuan sinar ultra violet, maka jagung bisa berubah warna dalam satu tongkol. "Setelah 3 jam, akan tumbuh seperti biji kecambah. Biji itu langsung ditanam,” jelas ayah 4 anak dari pernikahannya dengan wanita Jepang, Yosoyou ini.
Menurut Helmi, satu butir jagung bisa saja memancarkan 3 warna. Bahkan, dalam satu tongkol Jagung Bhinneka bisa dihasilkan 5 jenis warna, tergantung penyinaran ultra violet saat menanam.
Uniknya, kata Helmi, tongkol jagung warna-warni hasil temuannya ini bisa dibuat sedemikian rupa bentuk dan ukurannya. Bisa dibuat menjadi bentuk melon ataupun strawbery, ukurannya pun bisa diatur menjadi kecil dengan diameter hanya 3 cm dan panjang 30 cm, bisa juga dibuat lebih besar.
Caranya sama bermain digentik, yakni merendamnya dengan rumput laut dan tulang ikan yang difermentasikan. "Untuk buah jagung yang berbentuk bulat sudah ada. Sedangkan yang tongkolnya menyerupai melon dan strawbery akan dibuat belakangan, setelah panen jagung yang berbentuk memanjang ini," tandas Helmi di hadapan Dandim 1619 Tabanan.
Jagung Bhinneka ini, kata Helmi, juga lebih unggul dibanding jagung manis biasa atau jagung hibrida. “Jagung Bhenneka ini bisa menyembuhkan kanker. Karena kadar karbodioksidanya tinggi, Jagung Bhinneka ini bahkan bisa langsung dibuat popcorn,” cerita Helmi.
Helmi berharap dengan jagung warna-warni hasil temuannya ini, dia bisa membantu mengenalkan bahwa ada jagung spesial yang dibuat oleh putra Indonesia. "Tujuan saya sederhana ingin membuat sehat orang lewat jagung yang tinggi khasiat kesehatannya ini. Saya juga ingin memajukan Desa Penatahan, karena saya tinggal menetap di sini," jelas Helmi. * d
Komentar