Kasus Corona Melonjak, BOR RSUD Buleleng 120%
Belasan Pasien Suspect Covid-19 Terpaksa Antre di Ruang IGD
SINGARAJA, NusaBali
Penambahan kasus baru Covid-19 di Kabupaten Buleleng yang masih dalam kisaran angka tiga digit dari hari ke hari, mengakibatkan bed occupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian RSUD Buleleng melonjak sampai 120 persen.
Akibatnya, belasan pasien yang bertatus suspect Covid-19 masih antre di Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Buleleng, Selasa (20/7). Wakil Direktur Pelayanan Medik RSUD Buleleng, dr Ketut Gede Agus Budi Wirawan, mengatakan 3 Ruangan Isolasi Pasien Covid-19 yang berkapasitas 74 bed sudah penuh. Karenanya, belasan pasien yang gejalanya mengarah ke Covid-19 masih antre di IGD RSUD Buleleng, sembari menunggu ketersediaan ruang isolasi dan hasil uji Laboratorium PCR.
Menurut Budi Wirawan, karena lonjakan kasus Covid-19 ini, RSUD Buleleng pelayanan pasien non Covid-19 pun terpaksa diseleksi berdasarkan kedaruratan dan kebutuhannya. Untuk pasien non Covid-19 diarahkan masuk ke rumah sakit lainnya yang ada di Kota Singaraja, seperti RS Karya Dharma Husada Singaraja, RS Kertha Usada Si-ngaraja, RS BaliMed Singaraja, RSAD Singaraja, dan RS Parama Sidhi Singaraja.
“BOR RSUD Buleleng saat ini dalam posisi 120 persen. Ruang isolasi sudah penuh semua, dengan prioritas pasien Covid-19 gejala berat. Kapasitas ruang isolasi saat ini total 74 bed, itu sudah dengan tambahan pekan lalu,” ujar Budi Wirawan saat dkonfirmasi NusaBali di RSUD Buleleng, Jalan Ngurah Rai Singaraja, Selasa petang.
Solusi yang segera akan diupayakan RSUD Buleleng, kata Budi Wirawan, adalah menambah Ruang ICU khusus untuk pasien Covid-19. Gedung Lantai II Ruang Operasi RSUD Buleleng pun akan diubah menjadi Ruang ICU Pasien Covid-19, dengan kapasitas 10 bed.
Budi Wirawan menyebutkan, RSUD Buleleng sebagai rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di Gumi Panji Sakti juga sedang memetakan kemungkinan terus bertambahnya pasien terkonfirmasi. Bahkan, sesuai dengan instruksi Presiden Jokowi, RSUD Buleleng juga pertimbangkan menambah ruang diisolasi untuk pasien Covid-19 sebanyak 30-40 persen dari kapasitas rumah sakit.
Jika melihat kapasitas maksimal, kata Budi Wirawan, RSUD Buleleng mampu menyiapkan 116-120 bed. Hanya saja, sejauh ini RSUD Buleleng masih kekurangan tenaga kesehatan yang akan ditugaskan untuk menjaga dan merawat pasien Covid-19.
Sementara itu, Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Buleleng, I Gede Suyasa, mengaku sudah meminta RSUD Buleleng untuk menambah Ruang Isolasi Pasien Corona. Selain penambahan ruang ICU, juga ruang isolasi untuk pasien bergejala sedang dengan jumlah maksimal yang dianjurkan Presiden Jokowi.
“Saat ini, RSUD Buleleng kapasitas penyiapan isolasinya baru 20 persen dari total ruang perawatan. Sedangkan dari Presiden arahannya boleh sampai 30-40 persen untuk Rung Isolasi Covid-19,” ujar Suyasa saat dikonfirmasi NusaBali terpisah di Singaraja, Selasa kemarin.
Selain skema penambahan ruang isolasi, Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng juga menginstruksikan RSUD Buleleng untuk memindahkan pasien yang dalam kondisi Orang Tanpa Gejala dan Gejala Ringan (OTG-GR) ke tempat isolasi terpusat. Dengan begitu, ketersediaan bed isolasi di RSUD Buleleng hanya diisi pasien yang bergejala sedang dan berat.
Menurut Suyasa, skema pemindahan OTG-GR dari rumah sakit ke tempat isolasi terpusat juga berlaku untuk semua rumah sakit swasta di Buleleng. Disebutkan, Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng juga sedang mengupayakan penyesuaian administrasi RS Pratama Giri Emas di Desa Sangsit, Kecamatan Sawan, Buleleng sebagai rumah sakit pelayana pasien Covid-19.
“Saat ini (di RS Pratama Giri Emas, Red) sudah tersedia 16 bed, tetapi masih diskusi status dengan BPJS. Ada perbedaan pandangan dalam klaimnya, karena melihat RS Giri Emas sebagai RS Pratama. Sedangkan kami pemerintah daerah sudah menetapkan RS Giri Emas sebagai Rumah Sakit Tipe D,” terang Suyasa yang juga menjabat Sekda Kabupaten Buleleng.
“Seharusnya, RS Giri Emas sudah bisa menjadi rumah sakit layanan Covid-19. Sebab, di sana sudah ada dokter ahli, spesialis penyakit khusus juga,” lanjut birokrat asal Desa/Kecamatan Tejakula, Buleleng yang notabene mantan Kadis Pendidikan Buleleng dan Asisten Adminitrasi Umum Setda Kabupaten Buleleng ini.
Buleleng sendiri menjadi salah satu daerah di Bali yang paling parah diterjang lonjakan kasus Covid-19 dalam sebulan terakhir, selain Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten Jembrana. Per Selasa kemarin, di Buleleng muncul 139 kasus baru Covid-19, bersamaan dengan 126 pasien sembuh, dan 3 pasien meninggal. Dari 139 kasus baru kemarin, 1 orang di antaranya adalah pelaku perjalanan luar negeri (PPLN), 4 orang pelaku perjalanan dalam negeri (PPLN), dan 134 orang transmisi lokal.
Walhasil, total kasus Covid-19 di Buleleng sejak awal pandemi pada Maret 2020 hingga saat ini mencapai 5.681 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 4.642 orang di antaranya sudah berhasil sembuh, 807 orang masih dalam perawatan, dan 232 pasien lagi meninggal dunia.
Kasus Covid-19 di Buleleng melonjak lagi dalam sebulan terakhir. Bahkan, hanya dalam kurun sepekan terakhir sejak 13 Juli 2021, di Buleleng muncul 853 kasus Covid-19. Rekor kasus terbanyak terjadi Selasa kemarin dengan 139 orang positif Covid-19. Rincian fluktuasi kasus Covid-19 di Buleleng sepekan terakhir adalah 13 Juli sebasnyak 134 kasus, 14 Juli (72 kasus), 15 Juli (100 kasus), 16 Juli (126 kasus), 17 Juli (106 kasus), 18 Juli (110 kasus), 19 Juli (66 kasus), dan 20 Juli (139 kasus).
Sementara itu, pasokan Oksigen di RSUD Buleleng sempat mengalami krisis, Senin (19/7) sore. Beruntung, ada pasokan Oksigen dari Pemprov Bali sebanyak 2 ton gas cair dan 80 tabung gas.
Menurut Wadir Pelayanan Medik RSUD Buleleng, dr Ketut Gede Agus Budi Wirawan, ketersedian Oksigen tersebut dipastikan aman untuk melayani pasien Covid-19 selama dua hari ke depan. RSUD Buleleng juga dijadwalkan mendapatkan pasokan 50 tabung gas Oksigen, tadi malam.
Krisis Oksigen yang terjadi hampir di seluruh daerah di Indonesia, seorang dengan lonjakan kasus Covid-19. Krisis Pksigen ini diantisipasi oleh RSUD Buleleng dengan menunda tindakan operasi terencana. RSUD Buleleng hanya melayani operasi darurat untuk pasien umum. Upaya ini dihrapkan dapat mengefisiensi penggunaan Oksigen yang kini dalam kondisi terbatas. *k23
Komentar