Demokrat Gulirkan Paket Tantra
Paket Tantra yang bergulir akan diikutkan dalam tahapan survei internal Demokrat. Bisa survei calon gubernur maupun paket cagub-cawagub
Agar Bisa Usung Calon Demokrat Jajaki Koalisi
DENPASAR, NusaBali
Munculnya Ketua DPD Demokrat Bali, I Made Mudarta sebagai Calon Gubernur (Cagub) di DPC Demokrat Karangasem bergulir ke provinsi. DPD Demokrat Bali menggulirkan Mudarta sebagai kandidat Cagub Bali 2018 yang akan diusung Demokrat. Bahkan tandemnya sudah dilirik, yakni Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, Walikota Denpasar yang baru saja deklarasikan diri maju Pilgub Bali 2018.
Hanya saja posisi Gus Rai (Rai Mantra) belum terangkat di Demokrat sebagai Cagub. Rai Mantra berencana akan dikomunikasikan berpaket dengan Mudarta dengan julukan Tantra (Mudarta-Rai Mantra). Artinya Gus Rai masih diposisikan sebagai Calon Wakil Gubernur (Cawagub).
Ketua Komisi Pemenangan Pemilu DPD Demokrat Bali, Gede Ngurah Widiadana alias Pak Oles kepada NusaBali, Selasa (3/1) siang mengatakan setelah munculnya beberapa tokoh partai dan tokoh independen, Bappilu Demokrat memandang sudah saatnya Demokrat menindaklanjuti aspirasi kader di bawah. “Mulai di Karangasem Pak Mudarta muncul dideklarasikan sebagai Calon Gubernur. Untuk itu kami di Bappilu Demokrat menginventarisir supaya paket Mudarta-Rai Mantra (Tantra) maju menggunakan kendaraan Demokrat,” ujar Pak Oles.
Pak Oles mengatakan paket Tantra yang bergulir ini akan diikutkan dalam tahapan survei internal Demokrat. Bisa survei calon gubernur maupun paket cagub-cawagub. “Nanti disurvei dulu secara sendiri-sendiri. Barulah ada survei paket. Di Demokrat itu ada tahapannya menguji elektabilitas calon yang akan diusung,” tegas Pak Oles. Menurut Pak Oles, baik Mudarta dan Rai Mantra sama-sama punya elektabilitas di akar rumput. Mudarta yang dua periode memimpin Demokrat sudah cukup dikenal di bawah. Ketua Tim Pemenangan Pastika-Sudikerta di Pilgub Bali 2013 ini adalah salah satu kader terbaik Demokrat Bali saat ini.
“Pak Mudarta dan Pak Rai Mantra disurvei secara tunggal. Mana lebih tinggi elektabilitasnya, nanti bisa dirundingkan. Tetapi sementara ini paket Tantra ini kita simulasikan untuk kita lempar ke publik,” ujar politisi asal Desa Bengkel, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng ini.
Demokrat berarti membangun koalisi? Menurut Pak Oles Demokrat jelas harus berkoalisi. Karena syarat mengusung calon belum cukup. Karena syarat 20 persen suara Pileg 2014 atau 11 kursi DPRD Bali belum mencukupi. Demokrat baru memiliki 8 kursi. Sehingga masih kurang 4 kursi. “Solusinya mencari partai politik lainnya lagi,” ujar Pak Oles.
Menurut Pak Oles Demokrat Bali bisa mengkomunikasikan paket Tantra ini kepada sejumlah partai politik yang berpeluang mengusung kandidat. Salah satunya Partai Gerindra. “Demokrat Bali kan belum memenuhi syarat kalau mengusung calon sendiri. Maka harus koalisi nantinya. Bisa dengan Gerindra Bali kita koalisi dan tak menutup partai-partai yang sudah memiliki kursi di DPRD Bali,” ujar mantan Ketua Fraksi Mandara Jaya DPRD Bali 2009-2014 ini.
Sementara Ketua DPD Gerindra Bali, Ida Bagus Putu Sukarta dikonfirmasi secara terpisah mengatakan Gerindra masih wait and see saja. “Kita lihat dan tunggu saja perkembangannya. Komunikasi dengan partai politik itu hal biasa. Tetapi belum ada keputusan apapun,” tegas mantan Wakil Ketua DPRD Bali ini.
Anggota Komisi X DPR RI ini menegaskan Partai Gerindra punya mekanisme.”Yang jelas Gerindra belum ada memutuskan melakukan gerakan apapun terhadap situasi Pilgub Bali 2018. Kita tidak grasa-grusu menyikapi perkembangan politik di Pilgub Bali,” ujar Gus Sukarta. * nat
1
Komentar