BRSU Tabanan Rencananya Dikirim 2 Ton Oksigen Cair
Sehari, Ada Tambahan 103 Kasus Covid-19
TABANAN, NusaBali
Ketersediaan oksigen utamanya di rumah sakit pemerintah, BRSU Tabanan, masih membuat petugas medis waswas.
Khusus oksigen cair memang sudah habis dan BRSU Tabanan hanya mengandalkan oksigen tabung. Namun, Kamis (22/7), BRSU Tabanan lewat Sekda Tabanan Gede Susila telah mendapat kabar akan dikirim 2 ton oksigen cair dari Banyuwangi, Jawa Timur. Namun kiriman oksigen cair tersebut akan tiba di BRSU Tabanan diperkirakan pada Jumat (23/7) sekitar pukul 04.00 Wita pagi.
Direktur BRSU Tabanan dr Nyoman Susila menerangkan, untuk menunggu kepastian mendapatkan oksigen tersebut, sudah ada cadangan oksigen tabung sebanyak 37 tabung. Jumlah ini hanya bisa bertahan sampai Jumat pagi. “Kami sudah ada cadangan oksigen tabung, untuk menunggu kedatangan oksigen cair dari Banyuwangi,” kata dr Susila, Kamis kemarin.
Kata dia, informasi akan kedatangan oksigen cair tersebut atas koordinasi Sekda Tabanan dengan Satgas Covid-19 di Pemprov Bali. Bahkan pihak rumah sakit pun sempat menghubungi sopir yang akan membawa oksigen cair dari Banyuwangi dan terkonfirmasi memang dikirim Kamis malam. “Katanya dari Banyuwangi akan dikirim pukul 22.00 malam, kira-kira sampai di Tabanan pada Jumat pagi sekitar pukul 04.00 Wita,” beber dr Susila.
Dia pun berharap informasi ini memang benar adanya. Namun apabila gagal, terpaksa harus berburu oksigen tabung di kawasan Kelurahan Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung, kembali. “Kami juga sudah meminta stok sekitar 20 tabung untuk bisa bertahan sampai Jumat pagi pukul 06.00 Wita. Ini sebagai antisipasi jika oksigen cair tidak jadi dikirim (ada kendala dalam pengiriman, Red),” jelas dr Susila.
Menurut dr Susila, jika benar BRSU Tabanan akan mendapatkan 2 ton oksigen cair, maka oksigen tersebut hanya bisa bertahan 2 hari jika pasien Covid-19 yang dirawat masih berjumlah 71-78 orang. “Kalau nanti habis, lagi kita mengandalkan yang oksigen tabung. Pokoknya terus begitu, mengandalkan oksigen tabung kalau yang cair tidak ada,” tegasnya.
Sementara itu, dengan langkanya ketersediaan oksigen ini, dr Susila mengakui memang berpengaruh terhadap jalannya layanan medis yang lain. Salah satunya pelayanan jadwal operasi yang sifatnya tidak emergency banyak ditunda. “Jadi dengan keterbatasan oksigen ini jadwal operasi yang sifatnya tidak emergency harus ditunda. Kembali dilayani ketika nanti kasus Covid-19 sudah landai,” tutur dr Susila.
Di sisi lain kasus Covid-19 di Tabanan masih tinggi. Per 22 Juli 2021 terjadi 103 tambahan kasus baru. Paling banyak desa penyumbang kasus adalah Desa Delod Peken, Kecmatan Tabanan, dengan jumlah 11 kasus, disusul Desa Tegal Mengkeb, Kecamatan Selemadeg Timur, 5 kasus, dan desa yang lainnya dengan jumlah merata.
Namun dari 103 orang yang terpapar virus, sebagian besar mereka masih menjalani isolasi mandiri. Padahal isolasi mandiri sudah diarahkan untuk isolasi terpusat. Dari jumlah tambahan kasus hingga 103 ini, yang melakukan isolasi di rumah sakit bisa sekitar 32 orang tersebar di rumah sakit Tabanan, RSUP Sanglah, dan di rumah sakit yang ada di Kabupaten Badung.
Terkait hal tersebut, Sekretaris Gugus Tugas Covid-19 Tabanan sekaligus Sekda Tabanan Gede Susila, menegaskan untuk pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri tidak bisa memaksa untuk dialihkan ke tempat lain. Isolasi mandiri diperkenankan apabila tempatnya memadai karena ini akan diawasi oleh Satgas Gotong Royong yang ada di desa. “Tetapi kami sudah arahkan dan sampaikan kepada masyarakat dan petugas satgas, apabila tempat isolasi di rumahnya tidak memadai, silakan ke isolasi terpusat di Poltrada (Politeknik Transportasi Darat) Bali,” kata Sekda Susila.
Apalagi, kata Sekda Susila, di asrama Poltrada Bali telah disiapkan sekitar 80 bed yang sudah siap. Serta telah disiapkan petugas kesehatan dan jaminan kesehatan pasien yang terpapar virus. “Kita tidak bisa memaksa masyarakat yang ingin tetap isolasi mandiri. Seperti yang sudah saya katakan, isolasi terintegrasi boleh dilakukan di tingkat desa, kecamatan, dan kabupaten. Kalau desa menganggap tempatnya terisolir dan tidak mengganggu yang lain tidak masalah, asalkan disupport untuk kepentingan apapun terhadap warganya yang terpapar virus,” tandas mantan Kepala Dinas Pendidikan Tabanan ini. *des
Direktur BRSU Tabanan dr Nyoman Susila menerangkan, untuk menunggu kepastian mendapatkan oksigen tersebut, sudah ada cadangan oksigen tabung sebanyak 37 tabung. Jumlah ini hanya bisa bertahan sampai Jumat pagi. “Kami sudah ada cadangan oksigen tabung, untuk menunggu kedatangan oksigen cair dari Banyuwangi,” kata dr Susila, Kamis kemarin.
Kata dia, informasi akan kedatangan oksigen cair tersebut atas koordinasi Sekda Tabanan dengan Satgas Covid-19 di Pemprov Bali. Bahkan pihak rumah sakit pun sempat menghubungi sopir yang akan membawa oksigen cair dari Banyuwangi dan terkonfirmasi memang dikirim Kamis malam. “Katanya dari Banyuwangi akan dikirim pukul 22.00 malam, kira-kira sampai di Tabanan pada Jumat pagi sekitar pukul 04.00 Wita,” beber dr Susila.
Dia pun berharap informasi ini memang benar adanya. Namun apabila gagal, terpaksa harus berburu oksigen tabung di kawasan Kelurahan Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung, kembali. “Kami juga sudah meminta stok sekitar 20 tabung untuk bisa bertahan sampai Jumat pagi pukul 06.00 Wita. Ini sebagai antisipasi jika oksigen cair tidak jadi dikirim (ada kendala dalam pengiriman, Red),” jelas dr Susila.
Menurut dr Susila, jika benar BRSU Tabanan akan mendapatkan 2 ton oksigen cair, maka oksigen tersebut hanya bisa bertahan 2 hari jika pasien Covid-19 yang dirawat masih berjumlah 71-78 orang. “Kalau nanti habis, lagi kita mengandalkan yang oksigen tabung. Pokoknya terus begitu, mengandalkan oksigen tabung kalau yang cair tidak ada,” tegasnya.
Sementara itu, dengan langkanya ketersediaan oksigen ini, dr Susila mengakui memang berpengaruh terhadap jalannya layanan medis yang lain. Salah satunya pelayanan jadwal operasi yang sifatnya tidak emergency banyak ditunda. “Jadi dengan keterbatasan oksigen ini jadwal operasi yang sifatnya tidak emergency harus ditunda. Kembali dilayani ketika nanti kasus Covid-19 sudah landai,” tutur dr Susila.
Di sisi lain kasus Covid-19 di Tabanan masih tinggi. Per 22 Juli 2021 terjadi 103 tambahan kasus baru. Paling banyak desa penyumbang kasus adalah Desa Delod Peken, Kecmatan Tabanan, dengan jumlah 11 kasus, disusul Desa Tegal Mengkeb, Kecamatan Selemadeg Timur, 5 kasus, dan desa yang lainnya dengan jumlah merata.
Namun dari 103 orang yang terpapar virus, sebagian besar mereka masih menjalani isolasi mandiri. Padahal isolasi mandiri sudah diarahkan untuk isolasi terpusat. Dari jumlah tambahan kasus hingga 103 ini, yang melakukan isolasi di rumah sakit bisa sekitar 32 orang tersebar di rumah sakit Tabanan, RSUP Sanglah, dan di rumah sakit yang ada di Kabupaten Badung.
Terkait hal tersebut, Sekretaris Gugus Tugas Covid-19 Tabanan sekaligus Sekda Tabanan Gede Susila, menegaskan untuk pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri tidak bisa memaksa untuk dialihkan ke tempat lain. Isolasi mandiri diperkenankan apabila tempatnya memadai karena ini akan diawasi oleh Satgas Gotong Royong yang ada di desa. “Tetapi kami sudah arahkan dan sampaikan kepada masyarakat dan petugas satgas, apabila tempat isolasi di rumahnya tidak memadai, silakan ke isolasi terpusat di Poltrada (Politeknik Transportasi Darat) Bali,” kata Sekda Susila.
Apalagi, kata Sekda Susila, di asrama Poltrada Bali telah disiapkan sekitar 80 bed yang sudah siap. Serta telah disiapkan petugas kesehatan dan jaminan kesehatan pasien yang terpapar virus. “Kita tidak bisa memaksa masyarakat yang ingin tetap isolasi mandiri. Seperti yang sudah saya katakan, isolasi terintegrasi boleh dilakukan di tingkat desa, kecamatan, dan kabupaten. Kalau desa menganggap tempatnya terisolir dan tidak mengganggu yang lain tidak masalah, asalkan disupport untuk kepentingan apapun terhadap warganya yang terpapar virus,” tandas mantan Kepala Dinas Pendidikan Tabanan ini. *des
Komentar