Sehari, Catat 11 Kasus Kematian
Satgas Bantah Karena Kurang Oksigen
Kasus kematian yang saat ini di Buleleng terakumulasi sebanyak 250 orang, didominasi oleh pasien lansia dengan penyakit penyerta.
SINGARAJA, NusaBali
Perkembangan kasus Covid-19 di Buleleng masih tinggi. Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng Jumat (23/7) kemarin mencatat 124 kasus konfirmasi baru, 92 orang pasien yang sembuh. Sebanyak 11 orang pasien Covid-19 juga dicatatkan meninggal dunia. Belasan kasus kematian pasien Covid-19 itu terjadi pada Kamis (22/7) dan Jumat (23/7) kemarin.
Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng Gede Suyasa ditemui Jumat (23/7) siang kemarin di Perumda Air Minum Tirta Hita Buleleng membantah dengan tegas jumlah kasus kematian adalah dampak minimnya pasokan oksigen. “Kalau sejauh ini tidak ada laporan dari rumah sakit yang menyatakan pasien meninggal karena kehabisan oksigen. Karena sampai dini hari tadi, Jumat (23/7,red) kami masih terus mengupayakan ketersediaan oksigen bisa tetap tersedia. Meskipun dengan meminjam di beberapa rumah sakit, bahkan kemarin jemput langsung ke Banyuwangi, tabung dibawa sendiri dengan kawalan Polres,” tegas Suyasa yang juga Sekda Buleleng ini.
Dia pun menyakinkan saat ini ketersediaan oksigen di RSUD Buleleng masih aman. Tambahan oksigen juga akan terus diupayakan dengan berkoordinasi dengan Satgas Provinsi dan juga rekanan penyedia oksigen. Jumlah kasus meninggal dunia pada pasien Covid-19, menurut mantan Asisten Administrasi Umum Setda Buleleng in lebih cendrung karena penyakit penyerta yang dimiliki. Kasus kematian yang saat ini di Buleleng terakumulasi sebanyak 250 orang, menurutnya memang didominasi oleh pasien lanjut usia (lansia) dengan penyakit penyerta.
Seperti gambaran kasus meninggl dunia yang dirilis Jumat kemarin dari 11 orang pasien, sebanyak 5 orang dari Kecamatan Buleleng, 3 dari Kecamatan Gerokgak, 2 dari Kecamatan Sawan dan 1 orang dari Kecamatan Sukasada. Seluruhnya merupakan pasien lansia yang kisaran umurnya 50-78 tahun. Dari belasan pasien yang terkonfirmasi Covid-19 dan dinyatakan meninggal dunia enam diantaranya memiliki riwayat penyakit diabetes militus dan gangguan ginjal dan sempat menjalani perawatan di rumah sakit.
Hal senada juga diungkapkan Dirut RSUD Buleleng dr Putu Arya Nugraha saat dikonfrimasi terpisah Jumat siang kemarin. Sejauh ini RSUD Buleleng sebagai rumah sakit rujukan Covid-19 terus mengupayakan oksigen terus mengalir membantu pasien yang memerlukan. Meskipun sempat terjadi krisis oksigen di RSUD Buleleng Rabu (21/7) malam, namun dipastikan dirut Arya Nugraha tak sampai kosong.
“Kalau kemungkinan ada, tetapi saya tidak memastikan. Insiden kematian pasien Covid-19 itu multi faktorial, sehingga tidak bisa ditarik kesimpulan hanya mengacu pada satu hal saja,” jelas pria yang juga dokter spesialis penyakit dalam ini. Bahkan sebelum terjadi krisis oksigen di Jawa dan Bali, jumlah kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia, Bali dan Buleleng sudah tinggi.
Data Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng dengan jumlah kasus kematian terakumulasi sebanyak 250 orang dari jumlah total kasus konfirmasi kumulatif 6.001, rasio kematian pasien Covid-19 sebesar 0,41 persen. Sedangkan angka kesembuhan saat ini mencapai hampir 81 persen. Sedangkan sisa pasien positif yang masih menjalani perawatan di rumah sakit dan isolasi terpusat sebanyak 893 orang.
Sementara sebaran kasus konfirmasi baru yang berjumlah 124 orang, sebanyak 44 orang diantaranya dari Kecamatan Buleleng, 19 orang dari Kecamatan Kubutambahan, 15 orang dari Kecamatan Sawan, 13 orang dari Kecamatan Gerokgak, 9 orang masing -masing dari Kecamatan Seririt dan Sukasada, 7 orang masing-masing dari Kecamatan Banjar dan Tejakula serta 1 orang dari Kecamatan Busungbiu. Selain itu ada 92 orang pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Sebanyak 25 orang diantaranya dari Kecamatan Buleleng, 15 orang dari Kecamatan Sawan, 14 orang dari Kecamatan Gerokgak, 13 orang dari Kecamatan Seririt, 8 orang dari Kecamatan Banjar, 7 orang dari Kecamatan Sukasada, 6 orang dari Kecamatan Busungbiu, dan 2 orang masing-masing dari Kecamatan Kubutambahan dan Tejakula. *k23
Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng Gede Suyasa ditemui Jumat (23/7) siang kemarin di Perumda Air Minum Tirta Hita Buleleng membantah dengan tegas jumlah kasus kematian adalah dampak minimnya pasokan oksigen. “Kalau sejauh ini tidak ada laporan dari rumah sakit yang menyatakan pasien meninggal karena kehabisan oksigen. Karena sampai dini hari tadi, Jumat (23/7,red) kami masih terus mengupayakan ketersediaan oksigen bisa tetap tersedia. Meskipun dengan meminjam di beberapa rumah sakit, bahkan kemarin jemput langsung ke Banyuwangi, tabung dibawa sendiri dengan kawalan Polres,” tegas Suyasa yang juga Sekda Buleleng ini.
Dia pun menyakinkan saat ini ketersediaan oksigen di RSUD Buleleng masih aman. Tambahan oksigen juga akan terus diupayakan dengan berkoordinasi dengan Satgas Provinsi dan juga rekanan penyedia oksigen. Jumlah kasus meninggal dunia pada pasien Covid-19, menurut mantan Asisten Administrasi Umum Setda Buleleng in lebih cendrung karena penyakit penyerta yang dimiliki. Kasus kematian yang saat ini di Buleleng terakumulasi sebanyak 250 orang, menurutnya memang didominasi oleh pasien lanjut usia (lansia) dengan penyakit penyerta.
Seperti gambaran kasus meninggl dunia yang dirilis Jumat kemarin dari 11 orang pasien, sebanyak 5 orang dari Kecamatan Buleleng, 3 dari Kecamatan Gerokgak, 2 dari Kecamatan Sawan dan 1 orang dari Kecamatan Sukasada. Seluruhnya merupakan pasien lansia yang kisaran umurnya 50-78 tahun. Dari belasan pasien yang terkonfirmasi Covid-19 dan dinyatakan meninggal dunia enam diantaranya memiliki riwayat penyakit diabetes militus dan gangguan ginjal dan sempat menjalani perawatan di rumah sakit.
Hal senada juga diungkapkan Dirut RSUD Buleleng dr Putu Arya Nugraha saat dikonfrimasi terpisah Jumat siang kemarin. Sejauh ini RSUD Buleleng sebagai rumah sakit rujukan Covid-19 terus mengupayakan oksigen terus mengalir membantu pasien yang memerlukan. Meskipun sempat terjadi krisis oksigen di RSUD Buleleng Rabu (21/7) malam, namun dipastikan dirut Arya Nugraha tak sampai kosong.
“Kalau kemungkinan ada, tetapi saya tidak memastikan. Insiden kematian pasien Covid-19 itu multi faktorial, sehingga tidak bisa ditarik kesimpulan hanya mengacu pada satu hal saja,” jelas pria yang juga dokter spesialis penyakit dalam ini. Bahkan sebelum terjadi krisis oksigen di Jawa dan Bali, jumlah kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia, Bali dan Buleleng sudah tinggi.
Data Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng dengan jumlah kasus kematian terakumulasi sebanyak 250 orang dari jumlah total kasus konfirmasi kumulatif 6.001, rasio kematian pasien Covid-19 sebesar 0,41 persen. Sedangkan angka kesembuhan saat ini mencapai hampir 81 persen. Sedangkan sisa pasien positif yang masih menjalani perawatan di rumah sakit dan isolasi terpusat sebanyak 893 orang.
Sementara sebaran kasus konfirmasi baru yang berjumlah 124 orang, sebanyak 44 orang diantaranya dari Kecamatan Buleleng, 19 orang dari Kecamatan Kubutambahan, 15 orang dari Kecamatan Sawan, 13 orang dari Kecamatan Gerokgak, 9 orang masing -masing dari Kecamatan Seririt dan Sukasada, 7 orang masing-masing dari Kecamatan Banjar dan Tejakula serta 1 orang dari Kecamatan Busungbiu. Selain itu ada 92 orang pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Sebanyak 25 orang diantaranya dari Kecamatan Buleleng, 15 orang dari Kecamatan Sawan, 14 orang dari Kecamatan Gerokgak, 13 orang dari Kecamatan Seririt, 8 orang dari Kecamatan Banjar, 7 orang dari Kecamatan Sukasada, 6 orang dari Kecamatan Busungbiu, dan 2 orang masing-masing dari Kecamatan Kubutambahan dan Tejakula. *k23
1
Komentar