Kontainer Langka, Ekspor Bali Turun
DENPASAR,NusaBali
Kalangan pelaku usaha kargo mengatakan ekspor dari Bali mengalami penurunan.
Diantara pemicunya adalah keterbatasan kargo maupun kontainer, akibat pandemi Covid-19 yang disusul dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat. Selain keterbatasan kargo dan kontainer, juga karena faktor terjadi penurunan produksi.
“Jauh menurun sekarang dibanding sebelum pandemi,” ujar I Gede Suanda, salah seorang manajer pengembangan bisnis sebuah perusahan kargo dan forwarding di Denpasar, Jumat (23/7).
Dijelaskan Suanda, keterbatasan kargo disebabkan tidak dibukanya penerbangan internasional ke Bali, yakni ke Bandara I Gusti Ngurah Rai. Karenanya angkutan kargo, hanya bisa dilakukan dari Jakarkta yakni Bandara Soekarno- Hatta, dan Surabaya yakni Bandara Juanda. Karenanya ekspor tidak bisa langsung dari Bali.
”Hal inilah yang menambah cost, sehingga ongkos kargo jadi lebih mahal. Ke Bali kan hanya penerbangan domestik,” ujar Suanda.
Jumlah pesawat domestik ke Bali pun kian terbatas, setelah PPKM diberlakukan. “Pokoknya ongkos pesawat (kargo) berlipat-lipat,” ungkap Suanda.
Di tengah kelangkaan kargo tersebut, beberapa produk ekspor dari Bali masih bisa jalan. Yang terbanyak adalah ikan hias. Negara tujuan Amerika Serikat dan Eropa.
Volume ekspor ikan hias, menurut Suanda menurun dibanding sebelum pandemi. Penurunan ekspor ikan hias, diperkirakan karena penurunan hasil tangkapan atau budidaya.
“Pandemi ini kan juga menghambat aktivitas masyarakat, termasuk kegiatan nelayan. Selain ikan hias, ekspor garmen masih jalan. Tidak jauh beda dengan ikan hias, volume ekspor garmen juga menurun.
Dari pengalamannya, Suanda mengatakan semua komoditas ekspor mengalami penurunan pada masa pandemi yang sudah berlangsung 1,5 tahun lebih. “Kalau dulu kami bisa mengirim produk hingga 5 ton per hari, sekarang mengirim 1 ton sudah syukur,” ungkapnya.
Selain kargo, kontainer juga masih langka. Kelangkaan kontainer membuat biaya pengiriman lewat laut, juga tidak murah.
“Apalagi ke Amerika, ongkos kenaikannya lebih dari seratus persen. Karenanya kelangkaan baik kargo maupun kontainer, mengganggu ekspor Bali. “Ini semua karena pandemi,” tandas Suanda. *K17
Komentar