Bisnis Rumah Kayu Pulih Kembali
Sempat 'Macet' 6 Bulan
DENPASAR,NusaBali
Bisnis bangunan rumah kayu diantaranya gazebo, jineng, bale gede, maupun jenis bangunan lain berbahan kayu pulih kembali.
Hal itu ditandai dengan pesanan yang diterima para pelaku/pembuat bangunan rumah kayu. Pasokan bahan baku juga terjaga. Namun harganya mengalami kenaikkan.
I Gede Wirawan, seorang pemilik usaha rumah kayu di kawasan by pass I Gusti Ngurah Rai, kawasan Kesiman – Sanur, Denpasar mengatakan Jumat (23/7). “Sebelumnya setelah 6 bulan dimulai pandemi pesanan sempat sepi,” ungkapnya.
Sesudahnya pesanan mulai diterima Wirawan. Tidak banyak, namun sudah mulai bisa menggerakkan usahanya. “Persisnya sejak April lalu sudah mulai terasa agak ramai,” jelasnya.
Konsumen atau pemesannya dari sejumlah tempat di Bali. Diantaranya Badung, Karangasem, Klungkung, Bangli dan tempat lainnya. “Sebagian besar dikirim ke wilayah lokal,” ucapnya.
Sementara untuk pengiriman ke luar daerah masih jarang. Demikian juga untuk ekspor, juga tidak banyak. “Sekarang ini sedang menyiapkan pesanan dari Jepang, lewat kargo (perusahan),” lanjutnya.
Mulai pulihnya pesanan rumah kayu tentu saja melegakan. “Adalah sedikit kegiatan ekonomi,” ucapnya.
Walaupun di satu sisi harga bahan baku mengalami peningkatan sampai 15 persen. Yang jelas, bahan baku mencukupi. Contohnya kayu sirap yang merupakan kayu dari Kalimantan, tetap ada. Demikian juga kayu jati, kayu kelapa gelondongan dan lainnya.
Selain pesanan dalam bentuk unit bangunan, orderan untuk mereparasi bangunan fasilitas wisata seperti villa, penginapan, hotel juga mulai ada. Contohnya perbaikan atau pergantian atap bangunan. Dari alang-alang dengan atap dari genteng.
“Sekarang kami sedang mereparasi villa di Sidemen, Karangasem,” ungkapnya. Pemilik villa atau akomodasi menggunakan jeda pandemi Covid-19, untuk memperbaiki akomodasi yang mereka miliki. “Jika pariwisata normal, sudah siap beroperasi lagi,” ucap Wirawan. K17.
Komentar