PPKM Level 4, Denpasar Makin Gencarkan Tracing
Tracing dan Testing Per Hari Ditarget 2.000 Orang
DENPASAR, NusaBali
Kota Denpasar saat ini naik level dari sebelumnya menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 naik menjadi Level 4.
Hal ini sesuai dengan Instruksi Mendagri Nomor 24 Tahun 2021 tentang PPKM level 4 dan level 3 Covid-19 di wilayah Jawa dan Bali. Terkait hal tersebut, Pemkot Denpasar memutuskan untuk lebih menggencarkan tracing kepada masyarakat yang suspect Covid-19. Dalam sehari target tracing dan testing sebanyak 2.000 orang.
“Terkait dengan ini Kota Denpasar siap menindaklanjuti dan akan ada SE Gubernur dan SE Walikota,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai, Senin (26/7). Dewa Rai mengatakan, untuk melakukan sosialisasi, Walikota Denpasar juga melakukan zoom meeting dengan perbekel dan lurah se-Kota Denpasar untuk membahas penerapannya. Secara umum Dewa Rai mengatakan hampir sama dengan PPKM sebelumnya. Namun ada beberapa pelonggaran untuk tempat makan maupun restoran.
Jika awalnya hanya bisa take away, kini sudah bisa melayani makan minum di tempat dengan kapasitas maksimal 25 persen dari total kursi yang ada. Selain itu, waktu makan juga dibatasi selama 20 menit. Dewa Rai menambahkan Pemkot Denpasar juga menggencarkan pelaksanaan testing dan tracing.
Jika awalnya untuk satu kasus positif dilaksanakan tracing dan testing kepada minimal 20 orang, kini ditingkatkan lebih dari 20 orang. “Sehingga target per hari menjadi 1.800 hingga 2.000 orang ditracing,” kata Dewa Rai.
Selain itu, Pemkot Denpasar juga tetap melakukan kegiatan gotong royong dengan gerakan bapak angkat pada masing-masing desa/kelurahan. Hal ini dilakukan untuk membantu perekonomian masyarakat di desa/kelurahan khususnya bagi UMKM seperti pedagang nasi jinggo. Nantinya, nasi tersebut akan disumbangkan ke Satgas Desa/Kelurahan untuk diberikan kepada masyarakat yang menjalani isolasi mandiri.
“PNS di masing-masing OPD menyisihkan gajinya untuk membantu masyarakat dengan memborong nasi jinggo atau makanan lainnya yang dijual pedagang kecil,” tandas mantan Kabid KIP Diskominfo Kota Denpasar ini. 7 mis
Komentar