Viral Kena Getok Rp 2,6 Juta di Pantai Kuta, Begini Tanggapan Tegas Jero Bendesa Kuta
MANGUPURA, NusaBali.com – Hampir sepekan ini video TikTok wisatawan yang digetok harus bayar sampai Rp 2,6 juta saat berada di Pantai Kuta viral dan menjadi kontroversi netizen.
Akun TikTok @nialathif memperlihatkan harga yang harus dibayarnya untuk semua jasa yang dinikmatinya di Pantai Kuta. Namun perempuan ini tidak mengatakan kapan kejadian ini menimpa dirinya.
Dalam video tersebut dituliskan beberapa jasa yang harus ia bayar, yaitu henna berdua Rp 450 ribu, pijat kaki Rp 300 ribu, pedicure dan menicure berdua Rp 950 ribu, gelang tangan Rp 140 ribu, gelang kaki Rp 300 ribu, kursi Rp 50 ribu, kelapa dan bakso Rp 150 ribu, kain Bali Rp 275 ribu dengan total disebutkan Rp 2.615.000 yang harus dibayarkannya.
Video viral ini pun mendapat tanggapan Jero Bendesa Kuta, Wayan Wasista, pada Selasa (27/7/2021). Menurutnya video tersebut hanyalah ulah iseng dari orang yang ingin mencari popularitas saja, dan sayangnya merugikan pihak lainnya, dalam hal ini pariwisata Kuta. “Itu hanya konten untuk cari uang,” ketusnya.
Ia pun mempertanyakan kebenaran video tersebut. Jika video tersebut dibuat sesuai dengan waktu unggah video tersebut, maka di Kuta sesungguhnya sedang melaksanakan PPKM Darurat, tidak ada aktivitas di Pantai Kuta pada saat itu. Apalagi aktivitas seperti yang ditampilkan dalam video tersebut.
Jika pun video tersebut memang sebuah kenyataan (pernah terjadi sebelumnya) ia meminta masyarakat menanggapinya dengan hati-hati. Dikatakannya, di kawasan wisata Pantai Kuta sudah terdapat Satgas Pantai Kuta. Jadi bagi wisatawan yang mengalami hal apapun yang tidak mengenakkan sebaiknya langsung melapor kepada petugas Satgas Pantai Kuta, demi kenyamanan.
“Kami memiliki Satgas Pantai Kuta yang berjaga 24 jam sehari, setiap harinya. Jadi kalau mengalami masalah dalam transaksi dengan para pedagang di area Pantai Kuta bisa langsung datang ke kantor Satgas yang ada di area pantai atau datangi petugas yang kebetulan sedang berkeliling,” terang Jero Bendesa.
Sementara kepada para pedagang yang kedapatan melakukan transaksi yang tidak sesuai peraturan pihaknya mengaku akan memberi peringatan. “Pertama akan diberi peringatan, kalau diulangi maka kartu keangotaan mereka akan dicabut,” tegasnya.
Kepada pembuat konten ia berharap membuat konten dengan bijak. Jangan untuk sekadar mencari popularitas sampai merugikan pihak lainnya. Ia pun berujar tidak segan melaporkan pembuat konten tersebut jika kembali melakukan hal yang mencemarkan nama pariwisata Kuta.
“Pekerjaan saya bukan ini saja, tapi kalau sekali lagi melakukan itu, kami akan laporkan,” terang Jero Bendesa.
Pantauan di areal Pantai Kuta, Selasa (27/7/2021), tidak tampak satu pun wisatawan maupun pedagang termasuk jasa pijat yang biasanya ramai berada di kawasan yang dikenal sebagai kampung turis tersebut. Hanya petugas satgas Pantai Kuta yang tampak berjaga di beberapa titik pantai pasir putih tersebut.
Postingan @nialathif pada 21 Juli 2021 mendapat sorotan dari etizen. Tak kurang 5.082 komentar menyerbu kolom komentar. Seperti ditulis Dee "Kadang niat nolong karena kesian, malah ujung2nya kita sendiri yg kasian dompetnya langsung kering."
Dan ketika ada netizen yang menyangsikan kebenaran postingannya, @nialathif pun mengunggah video saat dia masuk ke dalam mal untuk mengambil uang di ATM dan diiukti serah terima uang pada penjual jasa pijat. Kali ini ada 618 komentar yang menyerbu TikToknya.
Seperti I'm pisces menulis,"Mba nya niat sedekah bukan merasa terpaksa sih klo di liat."
Lalu cicih_yuerna mengatakan,"tapi emang mereka suka nembak harga waktu itu pernah ditawarin dan itu w kaget banget harganya mendingan langsung ke salon."
Syarifudin juga menyesalkan peristiwa ini dengan berkomentar,"Ibu itu secara langsung telah merusak citra wisata Bali secara keseluruhan demi uang segitu."
Sedangkan Hestia Siska lebih memilih memberi sarang,"Sebenarnya gk semahal itu, harusnya sblm pijit atau beli sesuatu tanya harga dulu nego dulu jgn langsung ditawarin mengiyakan." *adi
1
Komentar