10 Pasien Meninggal, Salah Satunya Nakes di RS Nyitdah
Sehari 118 Orang Terkonfirmasi, Kasus Aktif Corona di Tabanan Tembus 1.212
Sebelum dirujuk ke BRSUD Tabanan sampai akhirnya meninggal sehari kemudian, tenaga kesehatan berinisial Ni Wayan SW sempat selama seminggu dirawat di RS Nyitdah, sejak 19 Juli 2021 lalu
TABANAN, NusaBali
Pandemi Covid-19 di Kabupaten Tabanan mencatat rekor tersendiri per Selasa (27/7), ketika muncul 118 kasus baru dan 10 pasien meninggal, selain juga ada 45 pasien sembuh. Dengan tambahan ini, di Tananan kini total ada 1.212 kasus atif (pasien Covid-19 yang masih dalam perawatan). Sementara, dari 10 pasien Covid-19 yang diumumkan meninggal, satu di antaranya adalah tenaga kesehatan yang kesehariannya bertugas di RS Nyitdah, Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri, Tabanan.
Berdasarkan data yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, dari 118 kasus baru di Tabanan per Selasa kemarin, 3 orang di antaranya merupakan pelaku perjalanan dalam negeri (PLLN), sementara 115 orang lagi adalah transmisi lokal. Ini merupakan rekor kasus harian tertinggi di Tababan sepanjang pandemi Covid-19 yang sudah berlansung 1,5 tahun.
Selain itu, kasus 10 pasien Covid-19 meninggal dunia dalam sehari, juga merupakan rekor tertinggi di Tabanan. Salah satu dari 10 pasien yang meninggal kemarin adalah Ni Wayan SW, 28, tenaga kesehatan di RS Nyitdah. Perempuan berusia 28 tahun asal Desa Belumbang, Kecamatan Kerambitan ini meninggal dalam perawatan di BRSUD Tabanan.
Sedangkan 9 pasien Covid-19 lainnya di Tabanan yang diumumkan meninggal, Selasa kemarin, masing-masing MS, 55 (asal Desa Tunjuk, Kecamatan Tabanan/memiliki penyakit penyerta), MI, 90 (asal Desa Lumbung, Kecamatan Selemadeg Barat/memiliki penyakit penyerta pneumonia), NN, 51 (asal Desa Angseri, Kecamatan Baturiti/memiliki penyakit pneumonia bilateral dan diabetes militus), NW, 47 (asal Desa Megati, Kecamatan Selemadeg/punya penyakit penyerta), MA, 55 (asal Desa Cau Belayu, Kecamatan Marga/punya penyakit penyerta), NH, 59 (tinggal di Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan/memiliki penyakit penyerta), WY, 42 (asal Desa Abiantuwung, Kecamatan Kediri/memiliki penyakit penyerta), DA, 87 (Desa Kediri, Kecamatan Kediri/memiliki penyakit penyerta sesak), dan LC, 59, (asal Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri/memiliki penyakit penyerta).
Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tabanan, I Gede Susila, mengatakan Nakes Ni Wayan SW yang meninggal di BRSUD Tabanan juga memiliki penyakit penyerta. Awalnya, Ni Wayan SW dirawat di RS Nyitdah sejak 19 Juli 2021 lalu, dengan gejala gejalanya batuk, anosmia, dan sesak napas. Karena kondisinya memburuk, yang bersangkutan kemudian dirujuk ke BRSUD Tabanan, 26 Juli 2021. Namun, nyawanya tidak tertolong. Sehari pasca dirujuk, dia dinyatakan meninggal.
Hingga Selasa kemarin, jenazah Ni Wayan SW masih geraa di BRSUD Tabanan. Rencananya, jenazah Nakes korban Covid-19 ini akan dikremasi di krematorium kawasan Kelurahan Bebalang, Kecamatan Bangli pada Radite Wage Wayang, Minggu, 1 Agustus 2021 nanti.
Gede Susila menyebutkan, tenaga kesehatan, baik dokter, perawat, maupun SDM Kesehatan lainnya, memang krusial dalam penanganan Covid-19. Di satu sisi, mereka harus merawat pasien yang sakit. Nanum, di sisi lain mereka juga tetap harus menjaga dirinya agar tidak jatuh sakit.
“Para Nakes sudah berjuang memberikan kesehatan kepada pasien Covid-19. Pemerintah juga sudah berupaya keras untuk bisa menangani pandemi berkepanjangan ini. Pemerintah tidak henti-hentinya mengimbau masyarakat dan mohon agar kesadarannya lebih ditingkatkan untuk menjalankan Prokes dengan baik dan benar," ujar Susila yang juga Sekda Kabupaten Tabanan.
Sementara itu, jumlah kumulatif positif Covid-19 di Tabanan kini tembus 6.919 kasus, menyusul tingginya lonjakan kasus baru sejak sebulan terakhir. Dari 6.919 kasus tersebut, 5.414 orang di antaranya sudah berhasil sembuh dan 293 orang meninggal dunia. Sedangkan 1.212 orang lagi masih dalam perawatan (kasus aktif Covid-19).
Dari 1.212 kasus aktif Covid-19 di Tabanan ini, sebagian besar masuk kategori orang tanpa gejala dan gejala ringan (OTG-GR) yang menjalani isolasi mandiri di rumah dan sebagian kecil dirawat di berbagai rumah sakit bagi yang gejala sedang hingga berat. Sedangkan yang menjalani isolasi terpusat saat ini baru 34 orang.
Menurut Susila, Pemkab Tabanan sudah siapkan hampir 360 bed untuk isolasi terpusat bagi OTG-GR. Rincianya, 284 bed untuk isolasi terpusat di Asrama Sekolah Poltrada Bali (di Desa Samsam, Kecamatan Kerambitan), 40 bed di Wisma PLN, dan 36 bed di Mess Pramuka. *des
Berdasarkan data yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, dari 118 kasus baru di Tabanan per Selasa kemarin, 3 orang di antaranya merupakan pelaku perjalanan dalam negeri (PLLN), sementara 115 orang lagi adalah transmisi lokal. Ini merupakan rekor kasus harian tertinggi di Tababan sepanjang pandemi Covid-19 yang sudah berlansung 1,5 tahun.
Selain itu, kasus 10 pasien Covid-19 meninggal dunia dalam sehari, juga merupakan rekor tertinggi di Tabanan. Salah satu dari 10 pasien yang meninggal kemarin adalah Ni Wayan SW, 28, tenaga kesehatan di RS Nyitdah. Perempuan berusia 28 tahun asal Desa Belumbang, Kecamatan Kerambitan ini meninggal dalam perawatan di BRSUD Tabanan.
Sedangkan 9 pasien Covid-19 lainnya di Tabanan yang diumumkan meninggal, Selasa kemarin, masing-masing MS, 55 (asal Desa Tunjuk, Kecamatan Tabanan/memiliki penyakit penyerta), MI, 90 (asal Desa Lumbung, Kecamatan Selemadeg Barat/memiliki penyakit penyerta pneumonia), NN, 51 (asal Desa Angseri, Kecamatan Baturiti/memiliki penyakit pneumonia bilateral dan diabetes militus), NW, 47 (asal Desa Megati, Kecamatan Selemadeg/punya penyakit penyerta), MA, 55 (asal Desa Cau Belayu, Kecamatan Marga/punya penyakit penyerta), NH, 59 (tinggal di Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan/memiliki penyakit penyerta), WY, 42 (asal Desa Abiantuwung, Kecamatan Kediri/memiliki penyakit penyerta), DA, 87 (Desa Kediri, Kecamatan Kediri/memiliki penyakit penyerta sesak), dan LC, 59, (asal Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri/memiliki penyakit penyerta).
Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tabanan, I Gede Susila, mengatakan Nakes Ni Wayan SW yang meninggal di BRSUD Tabanan juga memiliki penyakit penyerta. Awalnya, Ni Wayan SW dirawat di RS Nyitdah sejak 19 Juli 2021 lalu, dengan gejala gejalanya batuk, anosmia, dan sesak napas. Karena kondisinya memburuk, yang bersangkutan kemudian dirujuk ke BRSUD Tabanan, 26 Juli 2021. Namun, nyawanya tidak tertolong. Sehari pasca dirujuk, dia dinyatakan meninggal.
Hingga Selasa kemarin, jenazah Ni Wayan SW masih geraa di BRSUD Tabanan. Rencananya, jenazah Nakes korban Covid-19 ini akan dikremasi di krematorium kawasan Kelurahan Bebalang, Kecamatan Bangli pada Radite Wage Wayang, Minggu, 1 Agustus 2021 nanti.
Gede Susila menyebutkan, tenaga kesehatan, baik dokter, perawat, maupun SDM Kesehatan lainnya, memang krusial dalam penanganan Covid-19. Di satu sisi, mereka harus merawat pasien yang sakit. Nanum, di sisi lain mereka juga tetap harus menjaga dirinya agar tidak jatuh sakit.
“Para Nakes sudah berjuang memberikan kesehatan kepada pasien Covid-19. Pemerintah juga sudah berupaya keras untuk bisa menangani pandemi berkepanjangan ini. Pemerintah tidak henti-hentinya mengimbau masyarakat dan mohon agar kesadarannya lebih ditingkatkan untuk menjalankan Prokes dengan baik dan benar," ujar Susila yang juga Sekda Kabupaten Tabanan.
Sementara itu, jumlah kumulatif positif Covid-19 di Tabanan kini tembus 6.919 kasus, menyusul tingginya lonjakan kasus baru sejak sebulan terakhir. Dari 6.919 kasus tersebut, 5.414 orang di antaranya sudah berhasil sembuh dan 293 orang meninggal dunia. Sedangkan 1.212 orang lagi masih dalam perawatan (kasus aktif Covid-19).
Dari 1.212 kasus aktif Covid-19 di Tabanan ini, sebagian besar masuk kategori orang tanpa gejala dan gejala ringan (OTG-GR) yang menjalani isolasi mandiri di rumah dan sebagian kecil dirawat di berbagai rumah sakit bagi yang gejala sedang hingga berat. Sedangkan yang menjalani isolasi terpusat saat ini baru 34 orang.
Menurut Susila, Pemkab Tabanan sudah siapkan hampir 360 bed untuk isolasi terpusat bagi OTG-GR. Rincianya, 284 bed untuk isolasi terpusat di Asrama Sekolah Poltrada Bali (di Desa Samsam, Kecamatan Kerambitan), 40 bed di Wisma PLN, dan 36 bed di Mess Pramuka. *des
1
Komentar