ISI Gelar Festival Internasional Bali Padma Bhuwana
Gubernur Koster Ajak ISI Denpasar Jadi Asisten Pembangunan Provinsi Bali
Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim, berharap Festival Internasional Bali Padma Bhuwana bisa bantu mewujudkan Bali sebagai Padma Bhuwana (pusat peradaban dunia)
DENPASAR, NusaBali
Dies Natalis XVIII Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Rabu (28/7), berlangsung spesial. Selain menghadirkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basoeki Hadimoeljono sebagai penyaji orasi ilmiah, juga dilakukan pembukaan Festival Internasional Bali Padma Bhuwana. Sementara, Gubernur Wayan Koster ajak ISI Denpasar jadi asisten pembangunan Provinsi Bali.
Festival Internasional Bali Padma Bhuwana, festival yang didedikasikan sebagai wahana diseminasi internasional seni multi bidang, mempertemukan karya-praktik seni, serta mimbar ilmiah antara maestro, seniman, akademisi, dan mahasiswa bertalenta lintas negara. Festival ini secara resmi dibuka Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim.
Festival yang mengakomodasi 11 program pilihan ini akan berlangsung sampai pertengahan September 2021 mendatang, secara daring. Rektor ISI Denpasar, Prof Dr Wayan ‘Kun’ Adnyana, menjelaskan kehadiran Festival Internasional Bali Padma Bhuwana merupakan implementasi pola aktualisasi strategik pelembagaan diseminasi Tri Dharma Perguruan Tinggi berskala internasional.
Ada pun isian program mepiluti Bali-Bhuwana Widya (International Graduate Student Research Day), Bali-Bhuwana Rupa (International Art Exhibition), Bali-Bhuwana Lango (Global Performing Arts Festival), Bali-Bhuwana Kanti (Global Arts Projects Networks), Bali-Bhuwana Waskita (Global Arts Creativity Conference), Bali-Bhuwana Krama (Global Artist Talk), Bali-Bhuwana Yatra (Bali Art Trip), Bali-Bhuwana Diatmika (Global Maestro Moment), Bali-Bhuwana Karma (Global Initiative Scape), Bali-Bhuwana Bhakti (Global Collaboration Movement), dan Bali-Bhuwana Nata Kerthi Nugraha (Penghargaan).
“Pembukaan yang dirancang serangkaian Dies Natalis XVIII ISI Denpasar dan dilaksanakan secara daring, merupakan ikrar untuk menjaga eksistensi festival ini secara konsisten, progresif, berkualitas, bereputasi, sekaligus berkelanjutan,” jelas Prof Kun Adnyana, akademisi yang notabene mantan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.
Sementara, menandai pembukaan Festival Internasional Bali Padma Bhuwana di Kampus ISI Denpasar, Jalan Nusa Indah Denpasar, Rabu kemarin, ditayangkan pagelaran virtual Bali-Bhuwana Bhakti (Global Collaboration Movement) bertajuk ‘Ngunduh Prana Bhuwana’. Pertunjukan kolaborasi lintas seni tersebut menghadirkan maestro, seniman, dan pekerja kreatif lintas negara, seperti Sardono W Kusuma, Larry Reed, Miroto, Eko Supriyanto, Warih Wisatsana, Tony Broer, Joko Pinurbo, Ayu Laksmi, Happy Salma, Hasan Haspahani, Carmencita Palermo, Putu Fajar Arcana, Oscar Smith, Purnama Sari, Tisna Sanjaya, dan Diane Butler.
Mahasiswa ISI Denpasar juga dihadirkan dalam pertunjukan tersebut. Pagelaran virtual ini melibatkan tim kreatif Kadek Wahyudita, IB Hari Kayana, dan Rai Budaya Bumiarta, serta penata musik Wayan Ary Wijaya, Wayan Sudirana, dan Ketut Sumerjana, dengan sutradara tandem I Gusti Putu Sudarta dan Ida Ayu Arya Satyani.
Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim, menyambut baik penyelenggaraan Festival Internasional Bali Padma Bhuwana ini. “Kami berharap festival ini akan membantu mewujudkan cita-cita kita bersama, yakni kembali menjadikan Bali sebagai Padma Bhuwana atau pusat peradaban dunia. Melestarikan dan memajukan budaya adalah cara kita menjaga dan menguatkan identitas kita sebagai bangsa Indonesia,” jelas Nadiem dalam sambutannya.
Gubernur Bali, Wayan Koster, selaku Ketua Dewan Penyantun ISI Denpasar, juga menyambut antusias kehadiran Festival Internasional Bali Padma Bhuwana ini. Tema ‘Wana Nata Prana’ yang diusung sangat konstektual dengan salah satu unsur dalam kearifan lokal Sad Kerthi, yakni Wana Kerthi.
Selain itu, Gubernur Koster juga berkomitmen untuk selalu bersinergi dan berkolaborasi dengan ISI Denpasar melingkupi kegiatan rekonstruksi seni langka di desa adat, pembinaan lembaga seni, pembangunan rumah desain, penyediaan tenaga ahli seni, serta pemberdayaan ekosistem kreatif. “Sejalan dengan profil lulusan Kampus Seni ini yakni sebagai agen perubahan yang memiliki kompetensi pencipta, pengkaji, pembina, dan pelaku wirausaha, termasuk sebagai garda depan Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali,” kata Gubernur Koster, yang mengikuti Dies Natalis XVIII ISI Denpasar secara virtual dari Rumah Jabatan Komplek Jaya Sabha Denpasar.
Koster juga menyampaikan keberhasilan ISI Denpasar memasuki 18 tahun usianya, telah meletakkan haluan pengembangan keilmuan dan kelembagaan secara baik dan strategis. Di samping juga telah mengarahkan orientasi pembelajaran seni dan desain berbasis pemajuan tradisi, seni dan budaya, serta kearifan lokal Bali dan Nusantara.
"Karya cipta seni kreasi insan ISI Denpasar selalu mewarnai perhelatan seni budaya yang diselenggarakan pemerintah," jelas Gubernur yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini. Koster pun mengajak insan ISI Denpasar bisa bersinergi dengan pemerintah daerah, menjadi asisten pembangunan Provinsi Bali yang berperan memajukan kehidupan masyarakat Bali melalui seni dan budaya.
Sementara itu, Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono dalam orasi ilmiah berjudul ‘Infrastruktur Publik Berbasis Seni’ menyatakan kementerian yang dipimpinnya terbuka untuk bekerja sama dengan ISI Denpasar dan seniman Indonesia umumnya, guna ikut mewarnai pembangunan infrastruktur Indonesia. Dukungan insan seni sangat diperlukan agar pengembangan infrastruktur publik berbasis seni dapat berjalan optimal.
“Sentuhan seni dalam infrastruktur dan bangunan gedung akan memberi nilai tambah, membangun ikatan sosial, serta memperkuat rasa memiliki dan kebanggaan. Nilai seni dapat meningkatkan daya tarik masyarakat dan mampu menggugah rasa memiliki untuk merawat serta menjaga infrastruktur tersebut. Masuknya nilai seni mampu meningkatkan kualitas ruang memberi makna dan jiwa pada warga,” jelas Basoeki.
Menurut Basoeki, inovasi dalam pemanfaatan seni untuk menciptakan/ memperbaiki kualitas infrastruktur, sehingga memberikan makna baru yang lebih signifikan terhadap fungsi sosial - ekonomi dan budaya. Selain kelayakan teknis dan ekonomis, pembangunan infrastruktur juga mempertimbangkan sosial budaya, memperhatikan aspek estetika yang bersumber dari unsur seni dan kearifan budaya lokal.
Sementara, serangkaian Dies Natalis XVIII ISI Denpasar juga diserahkan Penghargaan Bali-Bhuwana Nata Kerthi Nugraha kepada 8 tokoh, seniman, budayawan, dan akademisi bidang seni-budaya bereputasi. Mereka masing-masing Prof Dr I Made Bandem, Prof Dr I Wayan Dibia, Prof Dr I Wayan Rai S, Prof Dr I Gede Arya Sugiartha, Pande Wayan Suteja Neka, I Made Siadja, Ni Luh Menek, dan Dr Jean Couteau. Selain menerima piagam penghargaan, metreka juga menerima hadiah dari Bank BPD Bali dan Bank Indonesia Kantor Wilayah Bali. 7 nat
1
Komentar