Satu-satunya Bhabinkamtibmas Perempuan, Tertantang Penanganan Covid-19
Aiptu Ni Made Adi Ekawati, Bhabinkamtibmas Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal, Badung
Sebagai Bhabinkamtibmas, Aiptu Ni Made Adi Ekawati harus bisa menyesuaikan diri dengan masyarakat di desa binaannya, sehingga dapat mengambil tindakan yang pas tanpa menimbulkan gejolak
MANGUPURA, NusaBali
Tak banyak orang tahu, di Kabupaten Badung ada satu-satunya polisi wanita (Polwan) yang ditugaskan menjadi Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas). Dia adalah Aiptu Ni Made Adi Ekawati, 44, yang kini bertugas sebagai Bhabinkamtibmas Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal, Badung.
Aiptu Ni Made Adi Ekawati ditugaskan sebagai Bhabinkamtibmas di Desa Mambal sejak Maret 2019 lalu. Sebelumnya, Polwan kelahiran Denpasar, 5 September 1977, ini sempat lama bertugas di Polres Bangli. Selama 2 tahun lebih menjadi Bhabinkamtibmas, Adi Ekawati dapat banyak pengalaman dan tantangan, terlebih di tengah pandemi Covid-19.
Adi Ekawati menyebutkan, menjadi Bhabinkamtibmas, tidaklah mudah. Sebagai Bhabinkamtibmas, seorang polisi harus bisa menyesuaikan diri dengan masyarakat di desa binaannya, sehingga dapat mengambil tindakan yang pas tanpa menimbulkan gejolak. Ketegangan yang terjadi di masyarakat harus diupayakan bisa segera mereda.
Menurut Adi Ekawati, tantangan Bhabinkamtibmas sebagai garda terdepan polisi menghadapi masyarakat, semakin kompleks. Tugasnya pun ditambah. Misalnya, mereka dilibatkan untuk melakukan pendataan penerima bantuan dari pemerintah, melakukan pendataan masyarakat terkonfirmasi Covid-19, hingga ikut menjadi tim tracer (pelacak) Covid-19.
Pendataan masyarakat yang berhak menerima bantuan sembako dari pemerintah, terlihat mudah. Tapi, kata Adi Ekawati, pendataan bisa jadi masalah bila keliru, karena semua orang saat ini butuh bantuan. “Jadi, perlu kemampuan dari Bhabinkamtibmas untuk menjelaskan kepada masyarakat, sehingga tidak terjadi salah paham, ujar Adi Ekawati kepada NusaBali di Mangupura, Jumat (30/7) lalu.
Adi Ekawati mengatakan, sejak pandemi Covid-19 menerjang Bali, termasuk Kabupaten Badung pada Maret 2020, tugasnya sebagai Bhabinkamtibmas semakin berat dan penuh risiko. Dia pun seringkali meninggalkan pekerjaannya di rumah selaku ibu rumah tangga, demi me-nangani Covid-19.
"Risiko sebagai Bhabinkamtibmas saat ini adalah rentan terpapar Covid-19. Cara saya adalah sabar dan menerapkan Prokes yang ketat. Selain itu, juga saling mengingatkan dengan anak-anak di rumah. Pas pulang kerja, apalagi giat tracing, anak-anak sering meningatkan saya untuk ganti pakaian di luar rumah," tutur ibu empat anak dari pernikahannya dengan I Nyoman Suastana ini.
Selama 2 tahun lebih menjadi Bhabinkamtibmas, kata Adi Ekawati, tantangan terberatnya adalah penangan Covid-19. Berbagai problem seputar penanganan Covid-19 datang menghadang. Termasuk, banyaknya masyarakat yang susah diberitahu atau membangkang. Misalnya, mereka tidak mau diisolasi terpusat, sulit diajak untuk ikut vaksinasi, dan penolakan lainnya.
“Menghadapi masyarakat seperti itu, butuh waktu dan perlu kesabaran. Harus ada pendekatan-pendekatan persuasif. Syukurlah, semuanya kini berjalan lancar,” terang Polwan berusia 44 tahun yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan I Made Mulyana (almarhum) dan Ni Ketut Priyatni ini.
Adi Ekawati mengaku bekerja ikhlas dan tulus saja dalam bertugas sebagai polisi maupun Bhabinkamtibmas. Saat terasa lelah dan jenuh, penyemangatnya adalah arahan Kapolres Badung: “Lakukan tugas dengan baik, biarkan tangan Tuhan yang bergerak!” Selain itu, juga ada arahan Kapolsek Abiansemal yang mengatakan: “Bertugas dengan baik, berdamailah dengan hati.”
Adi Ekawati kembali menegaskan tugas Bhabinkamtibmas saat ini sangatlah berat dan rentan terpapar Covid-19. Sebagai Bhabinkamtibmas, harus mendapatkan data valid untuk dijadikan laporan kepada atasan. “Untuk meringankan kerja, kami harus berkoordinasi dengan perangkat desa maupun prajuru adat,” papar Adi Ekawati.
Selain berkoordinasi dengan perangkat desa, Adi Ekawati selaku Bhabinkamtibmas juga mohon bimbingan dari teman-teman seprofesinya yang lebih berpengalaman. Kalau ada kasus besar di desa binaannya, Adi Ekawati selaku Bhabinkambitbas Desa Mambal biasanya langsung berkoordinasi dengan Polsek Abiansemal.
"Dalam giat Bhabinkamtibmas di desa, saya komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi dengan perbekel, Babinsa, kelian banjar dinas, Linmas, dan tokoh masyarakat. Sementara di desa adat, saya berkoordinasi dengan bendesa adat, kelian banjar adat, pecalang, dan tokoh agama," papar Polwan yang mengenyam pendidikan formal terakhir di STM PGRI Badung (lulus tahun 1996) ini.
Menurut Adi Ekawati, sebagai seorang Bhabinkamtibmas, jam pulang kerjanya tidak tentu. Terkadang sore sudah pulang, sering pula dinihari baru bisa pulang ke rumah. Adi Ekawati mengaku bersyukur, karena suami dan keempat anaknya bisa memahami profesinya sebagai polisi.
Sang suami, I Nyoman Suastana, sama sekali tidak ada masalah karena pria pujaan hatinya itu juga seorang anggota Polri yang kini bertugas di Polda Bali. "Keluarga sudah biasa dengan tugas saya. Seringkali ada upacara atau kegiatan penting di rumah, tapi saya tidak ada. Dengan anak-anak, saya sering komunikasi lewat handphone. Anak-anak sering dititipkan kepada nenek mereka,” terang Adi Ekawati.
Aiptu Ni Made Adi Ekawati lulus sebagai anggota Polri tahun 1997. Begitu lulus, Adi Ekawati langsung ditugaskan di Polsek Kuta, Badung sebagai Polisi Pariwisata di kawasan wisata Kuta. Berselang 2 tahun kemudian, dia pindah ke Polsek Denpasar Selatan pada 1999. Pada 2005, dia dipindahkan ke Polres Bangli. Adi Ekawati kemudian selama 14 tahun bertugas di Polres Bali, sebelum akhirnya dialihkan menjadi Bhabinkamtibmas Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal, Maret 2019. 7 pol
Komentar