Tempat Kos Dijajaki untuk Isolasi Terpusat
Kasus Harian Turun, Pasien Meninggal di Bali Catat Rekor
DENPASAR, NusaBali
Desa adat se-Kota Denpasar
mulai melakukan penjajakan tempat isolasi terpusat berbasis desa adat
untuk pasien terkonfirmasi Covid-19 kategori orang tanpa gejala dan
gejala ringan (OTG-GR).
Salah satunya, menjajaki kos-kosan milik krama di Denpasar untuk dikontrak sebagai tempat isolasi terpusat. Biayanya menggunakan anggaran desa adat sumbangan dari Pemprov Bali.
Bendesa Madya Majelis Desa Adat (MDA) Kota Denpasar, AA Ketut Sudiana, mengungkapkan desa adat selama ini sebenarnya dicanangkan untuk mendukung pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dan PPKM Level 4. Menurut Sudiana, jika ada krama yang terpapar Covid-19, desa adat bisa menanganinya dengan melakukan isolasi mandiri.
Selain itu, kata Sudiana, desa adat juga bisa bantu Alat Pelindung Diri (APD) maupun sembako bagi krama Denpasar yang isolasi mandiri di rumah masing-masing. Kemudian, krama terpapar Covid-19 kategori OTG-GR kini diarahkan untuk isolasi terpusat, guna tidak menularkan virus ke keluarganya. “Saat ini, masing-masing desa adat di Denpasar tengah menjajaki kos-kosan, bale desa, dan sekolah untuk dikontrak sebagai tempat isolasi terpusat,” terang Sudiana dalam keterangan persnya di Denpasar, Senin kemarin.
Menurut Sudiana, di Denpasar seluruhnya ada 35 desa adat yang kini masih melakukan penjajakan tempat isolasi terpusat. Termasuk di ataranya Desa Adat Penatih, Kecamatan Denpasar Timur, yang merupakan desa adat paling awal mencanangkan tempat isolasi terpusat berbasis desa adat.
Sudiana menyebutkan, berdasarkan hasil rapat koordinasi, Jumat (30/7) lalu, Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara meminta masing-masing desa adat untuk melaksanakan isolasi terpusat secara mandiri bagi krama setempat yang terpapar Covid-19 kategori OTG-GR. “Anggaran untuk operasional penanganan Covid-19 di desa adat adalah anggaran desa adat yang diberikan Pemprov Bali sebesar masing-maisng Rp 150 juta," papar Sudiana.
Dengan anggaran tersebut, kata Sudiana, sebesar Rp 50 juta di antaranya digunakan untuk pengadaan sembako dan Rp 100 juta lagi untuk operasional termasuk sewa tempat buat isolasi terpusat OTG-GR. “Nantinya, krama yang terpapar Corona kategori OTG-GR semuanya diarahkan isolasi terpusat tingkat desa adat,” tandas Sudiana.*mis
1
Komentar