Vaksinasi Dosis Kedua di Bali Tembus 1 Juta
Pedagang dan Pengunjung Pasar Banyuasri Singaraja Di-Rapid Test Antigen secara Acak
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 100 orang pedagang dan pengunjung di Pasar Banyuasri, Jalan Ahmad Yani Siungaraja, Buleleng di-rapid test antigen secara acak, Rabu (4/8).
Hasilnya, 1 pegang dan 4 pengunjung mnenunjukkan hasil reaktif, sehingga diuoayakan isolasi. Sementara, vaksinasi dosis kedua di Bali sudah mendekati tembus 1 juta orang. Kegiatan rapid test antigen secara acak bagi pedagang dan pengunjung di Pasar Banyuasri Singaraja, Rabu kemarin, dilakukan oleh 8 orang swaber dari Kodim 1609/Buleleng dengan dibantu 4 orang tenaga kesehatan dari Puskesmas Buleleng. Rapid test antigen bagi pedagang dan pengunjung ini memang diprakarsai oleh Kodim 1609/Buleleng.
Dandim 1609/Buleleng, Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto, mengatakan rapid test antigen secara acak ini dilakukan sebagai upaya menekan penularan virus Covid-19. Terlebih, saat ini kasus terkonfirmasi positif Corona di Buleleng setiap harinya selalu di atas angka 100 orang.
“Strategi kita sekarang dalam penanganan Covid-19 adalah 3T: testing, tracing, dan treatment. Apalagi, varian Delta yang sudah masuk ke wilayah Buleleng penularannya 7-8 kali lebih cepat dari varian Alpa,” jelas Letkol Windra.
Menurut Letkol Windra, rapid test antigen acak yang menyasar lokasi pasar ini bukan kali pertama dilakukan. Empat (4) bulan lalu, kegiatan serupa juga sempat dilakukan Kodim 1609/Buleleng. Testing acak ini direncanakan akan berlanjut di pasar-pasar besar lainnya yang ada di Buleleng.
“Kenapa kami sasar pasar? Ya, karena pasar adalah sentra perekonomian. Setelah tahu hasil tesnya, bisa dipisahkan antara yang sehat dan yang sakit, sehingga penularan virus dapat diminimalkan,” tegas Letkol Windra.
Testing di Pasar Banyuasri Singaraja kemarin, kata Letkol Windra, juga melibatkan 8 orang dari 28 Babinsa yang sebelumnya sudah dilatih menjadi petugas swaber. Mereka sebelumnya dilatih oleh tenaga kesehatan kompeten sebagai relawan swaber. Pelibatan personil TNI ini dilakukan untuk mempercepat proses testing dan tracing dalam penanganan Covid-19.
“Dengan swaber lebih banyak, didukung alat rapid antigen, bisa lebih mudah dan cepat bergerak. Harapannya, tracer lapangan juga kompeten sebagai swaber. Sehingga kita tidak memerlukan orang banyak, tetapi punya SDM yang memiliki keahlian testing dan tracing,” terang perwira menengah TNI AD yang juga Wakil Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Buleleng ini.
Seementara, dari 100 pedagang dan pengunjung di Pasar Banyuasri Sinaraja yang di-rapid test secara acak, Rabu kemarin, 5 orang di antaranya dinyatakan dengan hasil reaktif. Mereka terdiri dari 1 pedang dan 4 pengunujung.
Menurut Letkol Windra, 5 orang yang hasilnya reaktif berdasar rapid test antigen tersebut sudah dikoordinasikan Kodim 1609/Buleleng ke Puskesmas yang mewilayahi tempat tinggal mereka. Selanjutnya, pihak Puskesmas setempat akan melakukan tracing kontak erat kepada yang bersangkutan, selain juga menyiapkan tempat isolasi.
Di sisi lain, salah seorang pedagang buah di Pasar Banyuasri, Ni Komang Sentani, 45, mengaku deg-degan saat menunggu hasil rapid test antigen. “Sungguh tegang saat menunggu hasilnya. Tapi, menurut saya, tes ini perlu demi kesehatan dan biar tahu juga, karena kami kan pedagang yang setiap harinya ketemu banyak orang di pasar,” tutur pedagang buah asal Desa Sarimekar, Kecamatan Buleleng ini.
Sementara itu, vaksinasi tahap kedua (dosis II) di Bali terus digenjot Pemprov Bali. Hingga Rabu kemarin, vaksinisasi tahap II di Bali sudah mendekati 1 juta orang, tepatnya mencapai 973.329 orang. Vaksinasi tahap II ini menyasar mereka yang sudah vaksinasi dosis pertrama.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr I Ketut Suarjaya MPPM, mengatakan vaksinisasi tahap I di Bali sudah menembus angka 3.078.858 atau 102,76 persen dari target awal 2.996.060 orang. "Sedangkan untuk vaksinasi tahap II sudah mencapai 973.329 atau 32,49 persen dari target," ujar Suarjaya saat dikonfirmasi NusaBali di Denpasar, Rabu kemarin.
Menurut Suarjaya, vaksinasi di Bali ditargetkan bisa tuntas secepatnya. "Sesuai target kami, vaksinasi ini gencar dilakukan untuk mencapai herd immunity (kekebalan komunal) di Bali. Makin cepat selesai vaksinasinya, semakin bagus. Kalau tenaga kurang, kita tambah terus, sehingga prosesnya tidak ada jeda,” terang birokrat asal Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Buleleng ini.
Suarjaya mengatakan, urusan distribusi vaksin saat ini tidak ada masalah. Berapa pun Bali memerlukannya, selali dikirim langsung oleh pusat. "Saat ini kiriman vaksin dari Kementerian Kesehatan ke Bali sangat lancar. Pak Gubernur (Wayan Koster, Red) yang turun tangan langsung berkomunikasi dengan Menteri Kesehatan (Budi Gunadi Sadikin)," tegas Suarjaya.
Versi Suarjaya, Rabu kemarin Bali kembali mendapat kiriman 281.600 dosis vaksin dari pusat. Rinciannya, 247.500 dosis vaksin AstraZeneca dan 34.100 dosis vaksin Sinovac. "Hari ini kiriman vaksin tiba di Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban (Kecamatan Kuta, Badung). Vaksin yang baru tiba itu saat ini masih di Gudang Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Jalan Melati Denpasar. Nanti akan didistribusikan ke kabupaten/kota," papar dokter yang juga menjabat sebagai Plt Dirut RS Bali Mandara, Denpasar ini.
Dengan tamnbahan 281.600 dosis vaksi kemarin, maka secara keseluruhan Pemprov Bali sudah menerima pasokan 4.896.787 dosis vaksin Covid-19 dari pusat. Rinciannya, 2.586.240 dosis vaksin AstraZeneca, 2.247.480 dosis vaksin Sinovak, 22.607 dosis vaksin Sinopharm, dan 40.460 dosis vaksin Moderna. *k23,nat
Komentar