Dari Pasek Suardika, Mangku Pastika, hingga Incumbent Wisnu Bawa Tenaya
10 Tokoh dari Bali Masuk Nominasi Kandidat Ketua Umum PHDI Pusat Periode 2021-2026
JAKARTA, NusaBali
Menjelang Mahasabha Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) yang akan digelar Oktober 2021 mendatang, organisasi kemasyarakatan (Ormas) Hindu melakukan survei untuk mengetahui aspirasi generasi muda dan umat terhadap Calon Ketua Umum (Caketum) PHDI Pusat 2021-2026. Hasilnya, 10 tokoh Bali ditawarkan jadi kandidat Ketua Umum PHDI Pusat, mulai dari Gede Pasek Suardika, Komjen Pol (Purn) Dr I Made Mangku Pastika, hingga incumbent Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya.
Ormas Hindu yang kolaborasi melakukan survei kandidat Ketua Umum PHDI Pusat adalah DPN Peradah Indonesia, PP KMHDI, DPP ICHI, DPP Persadha Nusantara, dan Media Hindu. Survei dilakukan dari 12 April hingga 24 Juli 2021.
Selain Pasek Suardika (mantan anggota DPD RI Dapil Bali yang kini Wakil Ketua Umum DPP Hanura), Made Mangku Pastika (mantan Gubernur Bali yang kini anggota DPD RI Dapil Bali sekaligus Presiden Wolrd Hindu Parishard), dan Wisnu Bawa Tenaya (mantan Danjen Kopassus dan Pangdam IX/Udayana yang kini Ketua Umum PHDI Pusat 2016-2021), 7 figur lagi yang disodorkan Ormas Hindu sebagai kandidat Ketua Umum PHDI Pusat. Mereka masing-masing AAGN Ari Dwipayana (kini Staf Khusus Presiden), Ida Bagus Yudha Triguna (mantan Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama), IB Rai Darmawijaya Mantra (mantan Walikota Denpasar 2008-2021), I Gusti Ngurah Sudiana (kini Ketua PHDI Bali), Mayjen Pol (Purn) Ketut Untung Yoga Ana (mantan Wakapolda Bali), I Ketut Donder, dan Prabu Darmayasa.
"Hasil survei tersebut sebagai gambaran di lapangan, bagaimana aspirasi kalangan muda dan umat Hindu terkait sosok yang diinginkan menjadi Ketua Umum PHDI Pusat. Semoga menjadi pertimbangan peserta Mahasabha yang merupakan pemegang mandat alias pemilik suara," ujar Sekjen Persadha Nusantara, Sures Kumar, kepada NusaBali di Jakarta, Rabu (4/8).
Sures mengatakan, survei tidak hanya memunculkan nama kandidat Ketua Umum PHDI Pusat, namun juga harapan mereka untuk 5 tahun mendatang. Mayoritas menginginkan Ketua Umum PHDI Pusat ‘bebas’ dari Sampradaya, tegas, berintegritas, cinta dengan adat, budaya, tradisi, dan kearifan lokal nusantara.
Seklain itu, kandidat Ketua Umum PHDI Pusat juga mapan dari sisi finansial, berpaham teologi Hindu Nusantara, menjunjung tinggi pluralisme dan nasionalisme, inovatif, kreatif, rajin turun ke lapangan, dan memiliki akses ke pemerintah pusat. "Syarat lainnya, mampu menjadi figur pemersatu umat, memahami Hindu Bali, berpikir terbuka dan fleksibel, sudah masuk PHDI atau berpengalaman di PHDI," jelas Sures.
Bukan hanya itu. Menurut Sures, responden juga mengingainkan kandidat Ketua Umum PHDI Pusat mampu mencari sumber dana PHDI, memiliki dana pribadi untuk dana talangan mininal Rp 5 miliar, punya akun Sosmed, mininal pendidikan S2, umur maksimall 60 tahun, bersedia mengurus organisasi penuh waktu, harus digaji dan profesional, peduli atau dekat dengan kalangan pemuda.
Selain itu, responden juga berharap PHDI Pusat ke depan memperhatikan kondisi umat di daerah, terutama di pelosok nusantara. PHDI Pusat harus merespons cepat segala permasalahan umat, lebih banyak lagi melakukan pembinaan terhadap umat di bidang agama, pembinaan dalam bidang SDM, dan ekonomi umat.
Sementara itu, Gede Pasek Suardika mengucapkan terima kasih karena masuk papan atas dalam survei Calon Ketua Umyum PHDI Pusat yang digelar Ormas Hindu. "Saya ucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan. Saya hormati hasil survei tersebut,” ujar Pasek Suardika saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Rabu kemarin.
“Tapi, saya kira masih banyak tokoh Hindu yang lebih pas memimpin PHDI. Pengabdian saya di keagamaan lebih cocok dalam bidang sosial ketimbang di majelis keumatan," lanjut politisi Hanura asal Singaraja, Buleleng mantan anggota Fraksi Demokrat DPR RI Dapil Bali 2009-2014 dan anggota DPD RI Dapil Bali 2014-2019 ini.
Pasek Suardika mengakui saat ini sedang mengelola Astika Dharma Ashram, yang berlokasi di Banjar/Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Karangasem. Ashram tersebut menampung orang-orang tidak mampu untuk bersekolah di sana.
Menurut Pasek, dirinya lebih memilih aktivitas bersifat sosial daripada menjadi Ketua Umum PHDI Pusat. "Biar senior-senior yang mimpin majelis keumatan," jelas politisi asal Singaraja, Buleleng yang sempat dipercaya menjadi Ketua Komisi III DPR RI ini.
Meski begitu, Pasek siap memberikan sumbangsih pemikiran keagamaan bila diperlukan. Mantan Ketua Badan Kehormatan DPD RI tahun 2017 ini menyebutkan, hasil survei memang tidak hanya dilihat calon figur Caketum Ketua Umum PHDI Pusat yang diinginkan, tapi juga bagaimana harapan responden agar ke depan pemimpin PHDI lebih akomodatif. Kemudian, berani dan sifatnya lebih maksimal dalam melayani serta membela umat.
Pasalnya, kata Pasek, masalah keagamaan selalu berimpitan dengan masalah sosial dan ketatanegaraan. Karenanya, yang mengelola PHDI Pusat juga harus memiliki wawasan seperti itu. "Jadi, tidak hanya mengetahui keagamaan saja, tapi juga menguasai masalah sosial, politik, dan tata negara, sehingga saat interaksi dengan lembaga lainnya bisa lebih makimal," kata mantan wartawan ini. *k22
Ormas Hindu yang kolaborasi melakukan survei kandidat Ketua Umum PHDI Pusat adalah DPN Peradah Indonesia, PP KMHDI, DPP ICHI, DPP Persadha Nusantara, dan Media Hindu. Survei dilakukan dari 12 April hingga 24 Juli 2021.
Selain Pasek Suardika (mantan anggota DPD RI Dapil Bali yang kini Wakil Ketua Umum DPP Hanura), Made Mangku Pastika (mantan Gubernur Bali yang kini anggota DPD RI Dapil Bali sekaligus Presiden Wolrd Hindu Parishard), dan Wisnu Bawa Tenaya (mantan Danjen Kopassus dan Pangdam IX/Udayana yang kini Ketua Umum PHDI Pusat 2016-2021), 7 figur lagi yang disodorkan Ormas Hindu sebagai kandidat Ketua Umum PHDI Pusat. Mereka masing-masing AAGN Ari Dwipayana (kini Staf Khusus Presiden), Ida Bagus Yudha Triguna (mantan Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama), IB Rai Darmawijaya Mantra (mantan Walikota Denpasar 2008-2021), I Gusti Ngurah Sudiana (kini Ketua PHDI Bali), Mayjen Pol (Purn) Ketut Untung Yoga Ana (mantan Wakapolda Bali), I Ketut Donder, dan Prabu Darmayasa.
"Hasil survei tersebut sebagai gambaran di lapangan, bagaimana aspirasi kalangan muda dan umat Hindu terkait sosok yang diinginkan menjadi Ketua Umum PHDI Pusat. Semoga menjadi pertimbangan peserta Mahasabha yang merupakan pemegang mandat alias pemilik suara," ujar Sekjen Persadha Nusantara, Sures Kumar, kepada NusaBali di Jakarta, Rabu (4/8).
Sures mengatakan, survei tidak hanya memunculkan nama kandidat Ketua Umum PHDI Pusat, namun juga harapan mereka untuk 5 tahun mendatang. Mayoritas menginginkan Ketua Umum PHDI Pusat ‘bebas’ dari Sampradaya, tegas, berintegritas, cinta dengan adat, budaya, tradisi, dan kearifan lokal nusantara.
Seklain itu, kandidat Ketua Umum PHDI Pusat juga mapan dari sisi finansial, berpaham teologi Hindu Nusantara, menjunjung tinggi pluralisme dan nasionalisme, inovatif, kreatif, rajin turun ke lapangan, dan memiliki akses ke pemerintah pusat. "Syarat lainnya, mampu menjadi figur pemersatu umat, memahami Hindu Bali, berpikir terbuka dan fleksibel, sudah masuk PHDI atau berpengalaman di PHDI," jelas Sures.
Bukan hanya itu. Menurut Sures, responden juga mengingainkan kandidat Ketua Umum PHDI Pusat mampu mencari sumber dana PHDI, memiliki dana pribadi untuk dana talangan mininal Rp 5 miliar, punya akun Sosmed, mininal pendidikan S2, umur maksimall 60 tahun, bersedia mengurus organisasi penuh waktu, harus digaji dan profesional, peduli atau dekat dengan kalangan pemuda.
Selain itu, responden juga berharap PHDI Pusat ke depan memperhatikan kondisi umat di daerah, terutama di pelosok nusantara. PHDI Pusat harus merespons cepat segala permasalahan umat, lebih banyak lagi melakukan pembinaan terhadap umat di bidang agama, pembinaan dalam bidang SDM, dan ekonomi umat.
Sementara itu, Gede Pasek Suardika mengucapkan terima kasih karena masuk papan atas dalam survei Calon Ketua Umyum PHDI Pusat yang digelar Ormas Hindu. "Saya ucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan. Saya hormati hasil survei tersebut,” ujar Pasek Suardika saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Rabu kemarin.
“Tapi, saya kira masih banyak tokoh Hindu yang lebih pas memimpin PHDI. Pengabdian saya di keagamaan lebih cocok dalam bidang sosial ketimbang di majelis keumatan," lanjut politisi Hanura asal Singaraja, Buleleng mantan anggota Fraksi Demokrat DPR RI Dapil Bali 2009-2014 dan anggota DPD RI Dapil Bali 2014-2019 ini.
Pasek Suardika mengakui saat ini sedang mengelola Astika Dharma Ashram, yang berlokasi di Banjar/Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Karangasem. Ashram tersebut menampung orang-orang tidak mampu untuk bersekolah di sana.
Menurut Pasek, dirinya lebih memilih aktivitas bersifat sosial daripada menjadi Ketua Umum PHDI Pusat. "Biar senior-senior yang mimpin majelis keumatan," jelas politisi asal Singaraja, Buleleng yang sempat dipercaya menjadi Ketua Komisi III DPR RI ini.
Meski begitu, Pasek siap memberikan sumbangsih pemikiran keagamaan bila diperlukan. Mantan Ketua Badan Kehormatan DPD RI tahun 2017 ini menyebutkan, hasil survei memang tidak hanya dilihat calon figur Caketum Ketua Umum PHDI Pusat yang diinginkan, tapi juga bagaimana harapan responden agar ke depan pemimpin PHDI lebih akomodatif. Kemudian, berani dan sifatnya lebih maksimal dalam melayani serta membela umat.
Pasalnya, kata Pasek, masalah keagamaan selalu berimpitan dengan masalah sosial dan ketatanegaraan. Karenanya, yang mengelola PHDI Pusat juga harus memiliki wawasan seperti itu. "Jadi, tidak hanya mengetahui keagamaan saja, tapi juga menguasai masalah sosial, politik, dan tata negara, sehingga saat interaksi dengan lembaga lainnya bisa lebih makimal," kata mantan wartawan ini. *k22
Komentar