Rombongan Komisi A DPRD Jembrana Terenyuh Lihat Kondisi SDN 4 Batuagung
Komisi A DPRD Jembrana sidak ke SDN 4 Batuagung, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana, Jumat (5/1).
NEGARA, NusaBali
Rombongan Komisi A itu pun terenyuh melihah kondisi gedung sekolah yang rusak parah. Mereka mendesak Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Dikpora) Jembrana segera perbaiki gedung sekolah SDN 4 Batuagung. Jika bisa, perbaikan sudah digarap mulai tahun 2017 ini.
Wakil Ketua Komisi A, I Putu Dwita sangat menyayangkan kondisi sekolah yang tidak pernah mendapat perhatian ini. Kerusakan separah itu dinilai menjadi bukti ada tebang pilih turunkan kebijakan, khususnya perbaikan sekolah. “Bagi saya ini sangat memalukan. Kok masih ada sekolah seperti ini, lokasinya di kota lagi,” ujar Putu Dwita. Politisi Demokrat asal Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana mendesak agar perbaikan SDN 4 Batuagung menjadi skala prioritas.
Anggota lainnya, I Ketut Sadwi Darmawan mengatakan, setelah mengorek keterangan dari pihak sekolah, ia menyebut ada miss komunikasi antara sekolah dengan komite sekolah. “Komite harus proaktif, tanggap dengan permasalahan di sekolah. Intinya, kalau belum dianggarkan penuh di Induk 2017, harus sudah masuk di APBD Perubahan. Jika dibiarkan rusak hingga tahun 2018, sangat keterlaluan,” tegas politisi Gerindra dari Desa Asahduren, Kecamatan Pekutatan ini.
Sementara Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Dikpora Jembrana, Dewa Putu Wardana beserta Sekretaris Dinas DikporaJembrana, I Putu Feriyanto, yang mendampingi sidak Komisi A mengaku sudah menerima laporan kerusakan SDN 4 Batuagung. Buat sementara, sudah dianggarkan perehaban sedang senilai Rp 200 juta lebih pada APBD Induk 2017. Sedangkan perbaikan menyeluruhnya, dipastikan dimasukkan dalam APBD Perubahan tahun ini, sesuai rekomendasi Komisi A yang membidangi pendidikan. “Kami usahakan di APBD Perubahan untuk perbaikan menyeluruh,” ujar mantan Kabid Pendidikan Menengah (Dikemen) ini.
Menurutnya, tidak ada tebang pilih dalam perbaikan gedung sekolah, utamanya SDN 4 Batuagung. Namun masih terdapat sejumlah sekolah yang perlu mendapat perbaikan.Sesuai komitmen pasca penarikan pengelolaan SMA/SMK ke Pemrov Bali, Pemkab Jembrana akan fokus menangani permasalahan pendidikan di tingkat PAUD, SD, dan SMP. Tidak hanya dari sisi infrastruktur, termsuk sumber daya manusia (SDM).
Kondisi dua unit gedung SDN 4 Batuagung tempat ruang kelas siswa, guru, termasuk kepala sekolah, sangat memprihantikan. Lantaran termakan usia, dua gedung yang telah dibangun sekitar tahun 1980-an ini nyaris ambruk. Tembok, jendela hingga pintu keropos. Kerusakan ini diperparah dengan musim penghujan. Bagian atap yang telah digerogoti rayap, semakin lapuk. Beberapa bagian plafon di ruang kelas IV tiba-tiba jebol, Selasa (2/1) pagi. Beruntung jauh hari sebelum kejadian plafon jebol itu, 13 siswa kelas IV sudah lebih dulu diungsikan belajar menggunakan ruang lain, sehingga tidak sampai menimbulkan korban. “Jebol mungkin karena dampak hujan. Kami sudah lama tidak berani memakai ruang kelas ini,” ujar petugas TU, I Nyoman Subandria, Kamis (5/1).
Selain siswa kelas IV, para guru serta beberapa siswa kelas I dan II juga sudah diungsikan sementara menempati ruang aula di areal satu-satunya gedung yang tergolong masih sangat aman. Sedangkan beberapa ruang kelas I dan II di bagian gedung yang telah rusak, namun masih dikategorikan lebih aman, digunakan beberapa siswa lainnya. Terutama siswa kelas III, yang ruangannya terbilang rusak parah.
Kepala SDN 4 Batuagung, Ida Ayu Komang Bintang, mengakui kondisi 2 dari 3 gedung yang semakin mengkhawatirkan itu. Ia segera membuat laporan bersama dengan Komite ke Dinas Pendidikan Jembrana. :Mudah-mudahan segera ditangani. Kami khawatir, kalau semua rusak, tidak ada tempat lain lagi untuk ruang belajar,” ungkapnya. * ode
Rombongan Komisi A itu pun terenyuh melihah kondisi gedung sekolah yang rusak parah. Mereka mendesak Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Dikpora) Jembrana segera perbaiki gedung sekolah SDN 4 Batuagung. Jika bisa, perbaikan sudah digarap mulai tahun 2017 ini.
Wakil Ketua Komisi A, I Putu Dwita sangat menyayangkan kondisi sekolah yang tidak pernah mendapat perhatian ini. Kerusakan separah itu dinilai menjadi bukti ada tebang pilih turunkan kebijakan, khususnya perbaikan sekolah. “Bagi saya ini sangat memalukan. Kok masih ada sekolah seperti ini, lokasinya di kota lagi,” ujar Putu Dwita. Politisi Demokrat asal Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana mendesak agar perbaikan SDN 4 Batuagung menjadi skala prioritas.
Anggota lainnya, I Ketut Sadwi Darmawan mengatakan, setelah mengorek keterangan dari pihak sekolah, ia menyebut ada miss komunikasi antara sekolah dengan komite sekolah. “Komite harus proaktif, tanggap dengan permasalahan di sekolah. Intinya, kalau belum dianggarkan penuh di Induk 2017, harus sudah masuk di APBD Perubahan. Jika dibiarkan rusak hingga tahun 2018, sangat keterlaluan,” tegas politisi Gerindra dari Desa Asahduren, Kecamatan Pekutatan ini.
Sementara Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Dikpora Jembrana, Dewa Putu Wardana beserta Sekretaris Dinas DikporaJembrana, I Putu Feriyanto, yang mendampingi sidak Komisi A mengaku sudah menerima laporan kerusakan SDN 4 Batuagung. Buat sementara, sudah dianggarkan perehaban sedang senilai Rp 200 juta lebih pada APBD Induk 2017. Sedangkan perbaikan menyeluruhnya, dipastikan dimasukkan dalam APBD Perubahan tahun ini, sesuai rekomendasi Komisi A yang membidangi pendidikan. “Kami usahakan di APBD Perubahan untuk perbaikan menyeluruh,” ujar mantan Kabid Pendidikan Menengah (Dikemen) ini.
Menurutnya, tidak ada tebang pilih dalam perbaikan gedung sekolah, utamanya SDN 4 Batuagung. Namun masih terdapat sejumlah sekolah yang perlu mendapat perbaikan.Sesuai komitmen pasca penarikan pengelolaan SMA/SMK ke Pemrov Bali, Pemkab Jembrana akan fokus menangani permasalahan pendidikan di tingkat PAUD, SD, dan SMP. Tidak hanya dari sisi infrastruktur, termsuk sumber daya manusia (SDM).
Kondisi dua unit gedung SDN 4 Batuagung tempat ruang kelas siswa, guru, termasuk kepala sekolah, sangat memprihantikan. Lantaran termakan usia, dua gedung yang telah dibangun sekitar tahun 1980-an ini nyaris ambruk. Tembok, jendela hingga pintu keropos. Kerusakan ini diperparah dengan musim penghujan. Bagian atap yang telah digerogoti rayap, semakin lapuk. Beberapa bagian plafon di ruang kelas IV tiba-tiba jebol, Selasa (2/1) pagi. Beruntung jauh hari sebelum kejadian plafon jebol itu, 13 siswa kelas IV sudah lebih dulu diungsikan belajar menggunakan ruang lain, sehingga tidak sampai menimbulkan korban. “Jebol mungkin karena dampak hujan. Kami sudah lama tidak berani memakai ruang kelas ini,” ujar petugas TU, I Nyoman Subandria, Kamis (5/1).
Selain siswa kelas IV, para guru serta beberapa siswa kelas I dan II juga sudah diungsikan sementara menempati ruang aula di areal satu-satunya gedung yang tergolong masih sangat aman. Sedangkan beberapa ruang kelas I dan II di bagian gedung yang telah rusak, namun masih dikategorikan lebih aman, digunakan beberapa siswa lainnya. Terutama siswa kelas III, yang ruangannya terbilang rusak parah.
Kepala SDN 4 Batuagung, Ida Ayu Komang Bintang, mengakui kondisi 2 dari 3 gedung yang semakin mengkhawatirkan itu. Ia segera membuat laporan bersama dengan Komite ke Dinas Pendidikan Jembrana. :Mudah-mudahan segera ditangani. Kami khawatir, kalau semua rusak, tidak ada tempat lain lagi untuk ruang belajar,” ungkapnya. * ode
Komentar