Karyawan SPBU Tewas Gantung Diri
Diduga Sering Cekcok Dengan Istri
Korban Kadek Ardita yang saat itu mengendarai Yamaha N Max, setiba di SPBU, langsung menuju garasi setempat.
TABANAN, NusaBali
Salah seorang karyawan SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum), I Kadek Ardita,34, tewas dengan cara gantung diri di garasi tempat kerjanya, SPBU Marga, Banjar Base, Desa/Kecamatan Marga, Tabanan, Sabtu (7/8) malam. Korban nekat mengakhiri hidup dengan cara sadis itu karena diduga memiliki masalah keluarga. Antara lain, sering cekcok dengan istrinya.
Informasi yang dihimpun, peristiwa gantung diri itu dketahui terjadi Sabtu malam, sekitar pukul 19.40 Wita. Awalnya, korban asal Banjar Lebah, Desa/Kecamatan Marga, Tabanan ini, datang ke SPBU, sekitar pukul 19.15 Wita. Karena jam itu dia memang dapat giliran bertugas.
Korban Kadek Ardita yang saat itu mengendarai Yamaha N Max, setiba di SPBU, langsung menuju garasi setempat.
Sesaat kemudian salah seorang rekan kerja korban, (saksi) I Gusti Ngurah Ketut Yudiantara, akan sembahyang di palinggih bagian belakang kantor SPBU. Dia langsung terkejut karena melihat tubuh korban sudah dalam keadaan tergantung. Korban menggantung diri menggunakan selendang warna merah.
Melihat itu, saksi Ketut Yudiantara pun lari untuk memanggil sejumlah rekannya. Dia bergegas memberitahukan bahwa korban Kadek Ardita gantung diri. Saat itu pula, korban langsung diturunkan dari ikatan selendang merah tersebut.
Kemudian korban langsung dilarikan ke klinik yang berlokasi di Desa Batannyuh, Kecamatan Marga. Karena pada saat itu, nadi korban masih berdenyut. Setibanya di klinik tersebut, setelah dilakukan penanganan dengan memberikan bantuan oksigen, korban dirujuk ke BRSU Tabanan. Namun sayang, setelah tiba di BRSU Tabanan dan dilakukan pemeriksaan, korban dinyatakan sudah meninggal dunia.
Kasubag Humas Polres Tabanan Iptu Nyoman Subagia menyatakan, korban nekat akhiri hidup dengan cara gantung diri karena memiliki masalah keluarga. Dimana korban Kadek Ardita sudah sejak lama sering cekcok dengan istrinya. “Cekcoknya ini dalam rumah tangga,” tegasnya, Minggu 8/8).
Menurutnya, korban saat berencana gantung diri di SPBU karena memang dapat giliran bertugas Sabtu sekitar pukul 19.15 Wita. Saat gantung diri, selendang diikatkan pada besi kerangka kanovi garasi. “Hari Sabtu itu korban memang dapat giliran bertugas,” imbuhnya.
Usai dirujuk ke BRSU Tabanan, kini jenazahnya telah dibawah ke rumah duka, di Banjar Lebah, Desa/Kecamatan Marga, Tabanan. Keluarga korban juga menolak untuk dilakukan otopsi. Korban punya dua anak yakni seorang cewek dan seorang cowok. ‘’Anak yang besaran masih SD dan yang kedua masih TK,” tandas Iptu Subagia. *des
Informasi yang dihimpun, peristiwa gantung diri itu dketahui terjadi Sabtu malam, sekitar pukul 19.40 Wita. Awalnya, korban asal Banjar Lebah, Desa/Kecamatan Marga, Tabanan ini, datang ke SPBU, sekitar pukul 19.15 Wita. Karena jam itu dia memang dapat giliran bertugas.
Korban Kadek Ardita yang saat itu mengendarai Yamaha N Max, setiba di SPBU, langsung menuju garasi setempat.
Sesaat kemudian salah seorang rekan kerja korban, (saksi) I Gusti Ngurah Ketut Yudiantara, akan sembahyang di palinggih bagian belakang kantor SPBU. Dia langsung terkejut karena melihat tubuh korban sudah dalam keadaan tergantung. Korban menggantung diri menggunakan selendang warna merah.
Melihat itu, saksi Ketut Yudiantara pun lari untuk memanggil sejumlah rekannya. Dia bergegas memberitahukan bahwa korban Kadek Ardita gantung diri. Saat itu pula, korban langsung diturunkan dari ikatan selendang merah tersebut.
Kemudian korban langsung dilarikan ke klinik yang berlokasi di Desa Batannyuh, Kecamatan Marga. Karena pada saat itu, nadi korban masih berdenyut. Setibanya di klinik tersebut, setelah dilakukan penanganan dengan memberikan bantuan oksigen, korban dirujuk ke BRSU Tabanan. Namun sayang, setelah tiba di BRSU Tabanan dan dilakukan pemeriksaan, korban dinyatakan sudah meninggal dunia.
Kasubag Humas Polres Tabanan Iptu Nyoman Subagia menyatakan, korban nekat akhiri hidup dengan cara gantung diri karena memiliki masalah keluarga. Dimana korban Kadek Ardita sudah sejak lama sering cekcok dengan istrinya. “Cekcoknya ini dalam rumah tangga,” tegasnya, Minggu 8/8).
Menurutnya, korban saat berencana gantung diri di SPBU karena memang dapat giliran bertugas Sabtu sekitar pukul 19.15 Wita. Saat gantung diri, selendang diikatkan pada besi kerangka kanovi garasi. “Hari Sabtu itu korban memang dapat giliran bertugas,” imbuhnya.
Usai dirujuk ke BRSU Tabanan, kini jenazahnya telah dibawah ke rumah duka, di Banjar Lebah, Desa/Kecamatan Marga, Tabanan. Keluarga korban juga menolak untuk dilakukan otopsi. Korban punya dua anak yakni seorang cewek dan seorang cowok. ‘’Anak yang besaran masih SD dan yang kedua masih TK,” tandas Iptu Subagia. *des
1
Komentar