Sudikerta Tak Mau 'Mainkan' Politik Dinasti
SGB bakal mendorong kader-kader muda di Bali, baik yang akan diplot di kursi DPRD Kabupaten/Provinsi maupun ke Senayan (DPR RI).
DENPASAR,NusaBali
Ketua DPD I Golkar Bali I Ketut Sudikerta menegaskan tidak akan memainkan politik dinasti. Termasuk dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 nanti. Dia memastikan tidak bakal memasang istrinya sendiri, Ida Ayu Ketut Sri Sumiantini (Dayu Sudikerta) sebagai kandidat calon.
Selama ini, Dayu Sudikerta kerap disebut-sebut akan dipasang Partai Golkar Provinsi Bali untuk maju di Pileg 2019 mewakili perempuan. Kasak-kusuk itu terjadi di internal Partai Golkar. Nah, isu majunya Dayu Sudikerta ini pun membuat banyak yang ketar-ketir karena takut bersaing dengan istri Wakil Gubernur Bali dan Ketua DPD Partai Golkar Bali ini.
“Saya tidak mungkin memainkan politik ‘dinasti’. Nanti partai nggak besar-besar dan berkembang. Kalau bisa rekrut yang kader baru anak-anak muda masuk Golkar. Itu barulah target saya. Sekarang kader harus berpikir demikian,” ujar Sudikerta dihubungi NusaBali, Jumat (6/1) kemarin.
Sudikerta mengatakan, istrinya yang notabene pengurus DPP tidak serta merta harus maju mencalonkan diri, karena kepentingannya bukanlah menjadi anggota dewan. “Masak menjadi pengurus tujuannya untuk menjadi caleg saja. Menjadi pengurus partai adalah untuk membesarkan partai itu sendiri dan memperkenalkan program partai,” tegasnya.
Sekali lagi, Sudikerta menjamin dalam Pileg 2019 nanti, sang istri tercinta hanya duduk manis di rumah dan momong anak saja. “Istri saya pokoknya saya suruh ngempu (momong anak) di rumah. Urus rumah tangga saja. Keweh sajan (susah sekali) urus rumah tangga lho. Sama beratnya dengan mengurus partai,” kelakar mantan Wakil Bupati Badung dua periode ini.
Politisi senior Golkar ini mengatakan, dirinya akan mendorong kader-kader muda di Bali, baik yang akan diplot di kursi DPRD Kabupaten/Provinsi maupun ke Senayan (DPR RI). “Karena sesuai dengan arahan DPP, Partai Golkar harus dikembangkan dan kader perempuan harus banyak tampil dan diberikan porsi. Sesuai dengan mekanisme dan aturan. Tetapi bagi saya bukan harus keluarga,” tegasnya.
Sudikerta yang belakangan ini terkenal dengan sebutan SGB (Sudikerta Gubernur Bali) menyatakan, Partai Golkar Provinsi Bali saat ini tengah memperjuangkan kuota 30 persen perempuan untuk bisa menjadi calon legislatif. Kuota 30 persen ini selain akan mendongkrak kekuatan partai juga untuk mempertajam perjuangan partai untuk perempuan. “Untuk saat ini kader-kader perempuan kita banyak yang duduk di legislatif kabupaten/kota. Nanti untuk DPR RI dan DPRD Bali kita berharap ada perwakilan perempuan,” tegas politisi asal Desa Pecatu Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung ini. * nat
Selama ini, Dayu Sudikerta kerap disebut-sebut akan dipasang Partai Golkar Provinsi Bali untuk maju di Pileg 2019 mewakili perempuan. Kasak-kusuk itu terjadi di internal Partai Golkar. Nah, isu majunya Dayu Sudikerta ini pun membuat banyak yang ketar-ketir karena takut bersaing dengan istri Wakil Gubernur Bali dan Ketua DPD Partai Golkar Bali ini.
“Saya tidak mungkin memainkan politik ‘dinasti’. Nanti partai nggak besar-besar dan berkembang. Kalau bisa rekrut yang kader baru anak-anak muda masuk Golkar. Itu barulah target saya. Sekarang kader harus berpikir demikian,” ujar Sudikerta dihubungi NusaBali, Jumat (6/1) kemarin.
Sudikerta mengatakan, istrinya yang notabene pengurus DPP tidak serta merta harus maju mencalonkan diri, karena kepentingannya bukanlah menjadi anggota dewan. “Masak menjadi pengurus tujuannya untuk menjadi caleg saja. Menjadi pengurus partai adalah untuk membesarkan partai itu sendiri dan memperkenalkan program partai,” tegasnya.
Sekali lagi, Sudikerta menjamin dalam Pileg 2019 nanti, sang istri tercinta hanya duduk manis di rumah dan momong anak saja. “Istri saya pokoknya saya suruh ngempu (momong anak) di rumah. Urus rumah tangga saja. Keweh sajan (susah sekali) urus rumah tangga lho. Sama beratnya dengan mengurus partai,” kelakar mantan Wakil Bupati Badung dua periode ini.
Politisi senior Golkar ini mengatakan, dirinya akan mendorong kader-kader muda di Bali, baik yang akan diplot di kursi DPRD Kabupaten/Provinsi maupun ke Senayan (DPR RI). “Karena sesuai dengan arahan DPP, Partai Golkar harus dikembangkan dan kader perempuan harus banyak tampil dan diberikan porsi. Sesuai dengan mekanisme dan aturan. Tetapi bagi saya bukan harus keluarga,” tegasnya.
Sudikerta yang belakangan ini terkenal dengan sebutan SGB (Sudikerta Gubernur Bali) menyatakan, Partai Golkar Provinsi Bali saat ini tengah memperjuangkan kuota 30 persen perempuan untuk bisa menjadi calon legislatif. Kuota 30 persen ini selain akan mendongkrak kekuatan partai juga untuk mempertajam perjuangan partai untuk perempuan. “Untuk saat ini kader-kader perempuan kita banyak yang duduk di legislatif kabupaten/kota. Nanti untuk DPR RI dan DPRD Bali kita berharap ada perwakilan perempuan,” tegas politisi asal Desa Pecatu Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung ini. * nat
Komentar