Perbekel Cempaga Putu Suarjaya Sulap Sampah Jadi Pupuk Organik
Pupuk organik cair hasil produksinya bisa merangsang pertumbuhan buah dan bunga hasil perkebunan, seperti mangga, cengkih, durian, manggis, dan sejumlah pohon buah dan sayuran.
SINGARAJA, NusaBali
Kreativitas tanpa batas ditunjukkan oleh Putu Suarjaya, putra Bali Aga yang juga Perbekel Desa Cempaga, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Untuk menunjang program kerjanya di pemerintahan desa, yakni mewujudkan lingkungan bersih, lestari, dan sehat, dia mengolah sampah menjadi pupuk organik cair (POC). Selain target lingkungan bersih, POC buatannya itu kini juga tengah dipopulerkan untuk mengatasi masalah pertanian yang kini banyak menggunakan bahan kimia.
Aktivitas barunya itu mulai dilakoni sejak dua tahun terakhir, setelah Suarjaya menjabat sebagai Perbekel Desa Cempaga. Inspirasi membuat POC juga berasal dari permaslaahan lingkungan setempat, yang pengelolaan sampahnya belum teratur. Sampah bertebaran sehingga membuat pemandangan yang tidak sedap. Situasi itu lalu membuatnya berpikir untuk mencari jalan keluar.
Hingga akhirnya dia menemukan solusi di YouTube mengenai cara pengolahan sampah menjadi POC. Setelah mendapatkan ilmu di media sosial dia pun lalu mencari perbandingan ke sejumlah pengusaha yang memproduksi pupuk organik. Barulah setelah itu dia memulai percobaan dengan memasukkan sampah-sampah organik ke dalam tabung penampungan yang kemudian menjalani dua kali proses fermentasi.
Setelah berhasil membuat POC dengan menunggu proses selama dua pekan, dia pun lalu mulai mengenalkan produknya ke masyarakat yang ada di sekitarnya. POC itu kemudian dikemas dengan memanfaatkan botol bekas air mineral. Hingga kini, POC produksinya sudah diberi label dalam kemasannya.
“Sampai saat ini untuk petani di desa saya, masih saya berikan secara cuma-cuma, untuk pengenalan dulu. Karena belum banyak yang tahu keuntungan dan manfaatnya bagi pertanian,” tutur Suarjaya, Jumat (6/1). Kini dalam sebulan dia bisa memproduksi POC sebanyak 200–300 liter yang sudah disebar kepada sejumlah petani yang ada di Kecamatan Banjar, Seririt.
Meski sudah memproduksi cukup banyak POC, pihaknya masih terkendala izin usaha. Dan hal itu masih dipertimbangkan untuk ke depannya. Suarjaya menuturkan bahwa POC dapat digunakan untuk semua jenis tanaman perkebunan dan pertanian. POC ini pun sangat bagus untuk memperbaiki unsur hara tanah dan perangsang pertumbuhan buah dan bunga hasil perkebunan. Seperti pohon mangga, cengkih, durian, manggis, dan sejumlah pohon buah dan sayuran lainnya.
Hanya saja saat ini belum banyak petani yang mengetahui dan memanfaatkan POC hasil produksinya. Pihaknya berniat dapat menularkan ilmu yang dimilikinya kepada para petani agar dapat membuat POC sendiri untuk keperluan lahan pertanian atau perkebunannya. “Karena kalau membuat POC, kita dapat banyak manfaat. Selain lingkungan bersih, hasil pupuknya dapat kita nikmati, dan dijual pun bisa. Tentunya menguntungkan karena mendatangkan penghasilan tambahan,” imbuh Suarjaya.
Sementara itu Suarjaya yang masih memproduksi POC secara pribadi dan dibantu lima orang warga setempat, memiliki angan-angan mengembangkan pengolahan sampah organik menjadi pupuk organik padat. Namun saat ini masih terkendala biaya dan peralatan seperti mesin cacah sampah yang harganya tidak murah. * k23
Aktivitas barunya itu mulai dilakoni sejak dua tahun terakhir, setelah Suarjaya menjabat sebagai Perbekel Desa Cempaga. Inspirasi membuat POC juga berasal dari permaslaahan lingkungan setempat, yang pengelolaan sampahnya belum teratur. Sampah bertebaran sehingga membuat pemandangan yang tidak sedap. Situasi itu lalu membuatnya berpikir untuk mencari jalan keluar.
Hingga akhirnya dia menemukan solusi di YouTube mengenai cara pengolahan sampah menjadi POC. Setelah mendapatkan ilmu di media sosial dia pun lalu mencari perbandingan ke sejumlah pengusaha yang memproduksi pupuk organik. Barulah setelah itu dia memulai percobaan dengan memasukkan sampah-sampah organik ke dalam tabung penampungan yang kemudian menjalani dua kali proses fermentasi.
Setelah berhasil membuat POC dengan menunggu proses selama dua pekan, dia pun lalu mulai mengenalkan produknya ke masyarakat yang ada di sekitarnya. POC itu kemudian dikemas dengan memanfaatkan botol bekas air mineral. Hingga kini, POC produksinya sudah diberi label dalam kemasannya.
“Sampai saat ini untuk petani di desa saya, masih saya berikan secara cuma-cuma, untuk pengenalan dulu. Karena belum banyak yang tahu keuntungan dan manfaatnya bagi pertanian,” tutur Suarjaya, Jumat (6/1). Kini dalam sebulan dia bisa memproduksi POC sebanyak 200–300 liter yang sudah disebar kepada sejumlah petani yang ada di Kecamatan Banjar, Seririt.
Meski sudah memproduksi cukup banyak POC, pihaknya masih terkendala izin usaha. Dan hal itu masih dipertimbangkan untuk ke depannya. Suarjaya menuturkan bahwa POC dapat digunakan untuk semua jenis tanaman perkebunan dan pertanian. POC ini pun sangat bagus untuk memperbaiki unsur hara tanah dan perangsang pertumbuhan buah dan bunga hasil perkebunan. Seperti pohon mangga, cengkih, durian, manggis, dan sejumlah pohon buah dan sayuran lainnya.
Hanya saja saat ini belum banyak petani yang mengetahui dan memanfaatkan POC hasil produksinya. Pihaknya berniat dapat menularkan ilmu yang dimilikinya kepada para petani agar dapat membuat POC sendiri untuk keperluan lahan pertanian atau perkebunannya. “Karena kalau membuat POC, kita dapat banyak manfaat. Selain lingkungan bersih, hasil pupuknya dapat kita nikmati, dan dijual pun bisa. Tentunya menguntungkan karena mendatangkan penghasilan tambahan,” imbuh Suarjaya.
Sementara itu Suarjaya yang masih memproduksi POC secara pribadi dan dibantu lima orang warga setempat, memiliki angan-angan mengembangkan pengolahan sampah organik menjadi pupuk organik padat. Namun saat ini masih terkendala biaya dan peralatan seperti mesin cacah sampah yang harganya tidak murah. * k23
Komentar