Walikota Makassar Kunjungi Korban Penggusuran Kampung Bugis
Bantuan dan dukungan untuk 36 Kepala Keluarga (KK) Kampung Bugis, Desa Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan yang menjadi korban penggusuran terus mengalir.
Kedatangannya Setelah Mendapat SMS yang Cukup Provokatif
DENPASAR, NusaBali
Kali ini, Walikota Makassar, Danny Pomanto yang datang langsung memberikan dukungan moril kepada ratusan warga Kampung Bugis yang masih bertahan di tenda-tenda sekitar lokasi penggusuran.
Kunjungan Walikota Makassar, Danny Pomanto ini berlangsung pada Minggu (8/1) sekitar pukul 10.00 Wita. Bersama puluhan rombongan, Pomanto mendatangi ratusan warga Kampung Bugis di tenda-tenda yang didirikan di Lapangan Wayan Bulit, Serangan tidak jauh dari lokasi penggusuran.
Setelah itu, Pomanto juga mengunjungi makam warga Kampung Bugis dan Masjid Asyuhada yang berada di tengah Kampung Bugis, Serangan. Orang nomor satu di Makassar ini juga menyempatkan waktu bertatap muka dengan warga Kampung Bugis yang juga dihadiri tokoh Bugis, Zaenal Tayeb dan Dewan Kehormatan PMI Bali, H Bambang.
Ditemui usai tatap muka dengan warga, Pomanto mengatakan kedatangannya ini berbarengan dengan salah satu acara yang dihelat di Bali. “Jadi kebetulan saya ada acara di Bali. Saya langsung mampir ke Kampung Bugis Serangan ini,” bebernya.
Ia mengatakan, kedatangannya ini setelah mendapat SMS yang cukup provokatif terkait masalah yang dialami warga Kampung Bugis Serangan ini. Dengan menemui langsung korban penggusuran ini, pihaknya ingin meredam resistensi yang bisa membahayakan bukan saja konteks Bali tapi Indonesia.
Pomanto menegaskan kepada warga jika masalah ini murni merupakan masalah hukum dan tidak ada kaitannya dengan masalah etnis, agama atau apapun. “Kami minta warga Kampung Bugis ini berjuang di jalur hukum dan tidak dilebarkan kemana-mana,” tegas Walikota berkaca mata ini.
Dijelaskannya, selama ini hubungan antara warga Kampung Bugis dengan warga Bali di Makassar maupun di Bali sudah terjalin dengan sangat baik. Ia tidak mau hubungan ini terganggu dengan masalah-masalah seperti ini. Ditanya solusi yang diberikan kepada warga Kampung Bugis, Pomanto mengatakan jika dirinya tidak masuk sampai sejauh itu. “Ini kan ada otority. Di sini ada Walikota Denpasar dan saya haru menghormati itu. Saya yakin pemerintah setempat pasti melakukan sesuatu,” tegas Pomanto yang mengaku belum melakukan kordinasi apapun dengan Walikota Denpasar, IB Rai Mantra.
Ditambahkannya, dengan melihat peristiwa ini, pihaknya menganggap ada persoalan pertanahan yang sangat serius terjadi di Indonesia. Masalah seperti ini sendiri juga banyak terjadi di daerah lain termasuk di Makassar. “Namun untuk di Bali ini menjadi atensi khusus. Karena dalam masalah ini ada nama Kampung Bugis yang merupakan etnis,” katanya.
Sementara itu, pantauan NusaBali, kemarin, ratusan warga masih bertahan di tenda-tenda yang dibagun di Lapangan Wayan Bulit, Serangan. Salah satunya, Ibu Dharmawangsa, 29, yang sedang hamil 9 bulan. Dia menempati tenda khusus yang disediakan oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Denpasar. Beberapa warga yang ditemui mengatakan belum tahu sampai kapan akan bertahan di tenda. Sementara itu, bantuan untuk korban pengungsian ini terus mengalir. Termasuk dari ormas Pemuda Bali Bersatu (PBB) yang memberikan bantuan berupa seragam sekolah untuk 45 anak Kampung Bugis korban penggusuran beberapa waktu lalu. * rez
DENPASAR, NusaBali
Kali ini, Walikota Makassar, Danny Pomanto yang datang langsung memberikan dukungan moril kepada ratusan warga Kampung Bugis yang masih bertahan di tenda-tenda sekitar lokasi penggusuran.
Kunjungan Walikota Makassar, Danny Pomanto ini berlangsung pada Minggu (8/1) sekitar pukul 10.00 Wita. Bersama puluhan rombongan, Pomanto mendatangi ratusan warga Kampung Bugis di tenda-tenda yang didirikan di Lapangan Wayan Bulit, Serangan tidak jauh dari lokasi penggusuran.
Setelah itu, Pomanto juga mengunjungi makam warga Kampung Bugis dan Masjid Asyuhada yang berada di tengah Kampung Bugis, Serangan. Orang nomor satu di Makassar ini juga menyempatkan waktu bertatap muka dengan warga Kampung Bugis yang juga dihadiri tokoh Bugis, Zaenal Tayeb dan Dewan Kehormatan PMI Bali, H Bambang.
Ditemui usai tatap muka dengan warga, Pomanto mengatakan kedatangannya ini berbarengan dengan salah satu acara yang dihelat di Bali. “Jadi kebetulan saya ada acara di Bali. Saya langsung mampir ke Kampung Bugis Serangan ini,” bebernya.
Ia mengatakan, kedatangannya ini setelah mendapat SMS yang cukup provokatif terkait masalah yang dialami warga Kampung Bugis Serangan ini. Dengan menemui langsung korban penggusuran ini, pihaknya ingin meredam resistensi yang bisa membahayakan bukan saja konteks Bali tapi Indonesia.
Pomanto menegaskan kepada warga jika masalah ini murni merupakan masalah hukum dan tidak ada kaitannya dengan masalah etnis, agama atau apapun. “Kami minta warga Kampung Bugis ini berjuang di jalur hukum dan tidak dilebarkan kemana-mana,” tegas Walikota berkaca mata ini.
Dijelaskannya, selama ini hubungan antara warga Kampung Bugis dengan warga Bali di Makassar maupun di Bali sudah terjalin dengan sangat baik. Ia tidak mau hubungan ini terganggu dengan masalah-masalah seperti ini. Ditanya solusi yang diberikan kepada warga Kampung Bugis, Pomanto mengatakan jika dirinya tidak masuk sampai sejauh itu. “Ini kan ada otority. Di sini ada Walikota Denpasar dan saya haru menghormati itu. Saya yakin pemerintah setempat pasti melakukan sesuatu,” tegas Pomanto yang mengaku belum melakukan kordinasi apapun dengan Walikota Denpasar, IB Rai Mantra.
Ditambahkannya, dengan melihat peristiwa ini, pihaknya menganggap ada persoalan pertanahan yang sangat serius terjadi di Indonesia. Masalah seperti ini sendiri juga banyak terjadi di daerah lain termasuk di Makassar. “Namun untuk di Bali ini menjadi atensi khusus. Karena dalam masalah ini ada nama Kampung Bugis yang merupakan etnis,” katanya.
Sementara itu, pantauan NusaBali, kemarin, ratusan warga masih bertahan di tenda-tenda yang dibagun di Lapangan Wayan Bulit, Serangan. Salah satunya, Ibu Dharmawangsa, 29, yang sedang hamil 9 bulan. Dia menempati tenda khusus yang disediakan oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Denpasar. Beberapa warga yang ditemui mengatakan belum tahu sampai kapan akan bertahan di tenda. Sementara itu, bantuan untuk korban pengungsian ini terus mengalir. Termasuk dari ormas Pemuda Bali Bersatu (PBB) yang memberikan bantuan berupa seragam sekolah untuk 45 anak Kampung Bugis korban penggusuran beberapa waktu lalu. * rez
1
Komentar