Alumni Smansa Beri Perhatian Khusus Penderita TBC Saat Pandemi
Bantu 100 Paket Makanan Tambahan ke Penderita TBC
DENPASAR, NusaBali
Di tengah pandemi Covid-19 ini, nyaris semua kalangan merasakan dampaknya, baik dari segi ekonomi maupun kesehatan.
Salah satu yang rentan dan harus diberi perhatian khusus, yakni para penderita tuberkulosis (TB) alias TBC. Ini juga mempengaruhi tingkat makanan yang dikonsumsi masyarakat terutama penderita TBC. Untuk meringankan beban penderita TBC di tengah pandemi, Alumni SMAN 1 Denpasar (Smansa) angkatan 1967 memberikan bantuan 100 paket pemberian makanan tambahan (PMT) bagi penderita TBC yang tersebar di empat kecamatan di Kota Denpasar, Minggu (15/8).
Bantuan tersebut diserahkan Koordinator Alumni Smansa Chandra Yuda Sudarsana saat menyerahkan 100 PMT yang diterima Ketua Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Cabang Kota Denpasar dr I Made Sudhana Satrigraha yang didampingi Ketua Harian PPTI Cabang Denpasar IGN Wibawa di kantor PPTI Cabang Kota Denpasar.
Lebih lanjut Chandra menambahkan melalui bantuan paket PMT ini diharapkan dapat meringankan beban terutama penderita TBC yang sangat membutuhkan asupan makan tambahan yang bergizi. Memang dari penderita TBC yang ada sebanyak 448 orang belum tercover semua. “Kami harapkan bantuan ini diberikan pada masyarakat penderita TB yang benar-benar membutuhkan,” jelasnya.
Ketua PPTI Cabang Kota Denpasar dr I Made Sudhana Satrigraha yang didampingi Ketua Harian PPTI Cabang Denpasar IGN Wibawa di sela-sela menerima bantuan PMT menyampaikan terima kasih pada alumni Smansa yang telah peduli terhadap penderita TBC. Pemberian bantuan ini merupakan salah satu upaya mendukung para penderita tuberkolosis cepat sembuh.
"Selain memberikan bantuan sembako, kami juga terus memberikan pendampingan pada penderita dengan menyosialisasikan minum obat yang tepat, yakni PMO (pengawas penelan obat)," ujarnya. Dia mengharapkan penderita tuberkolosis (TB) yang meminum obat dalam jangka waktu cukup panjang, yaitu enam bulan secara berkesinambungan atau tidak boleh berhenti sebelum waktu yang ditentukan tersebut.
Hal tersebut agar tidak terjadi resistensi atau kuman menjadi kebal bila tidak mengikuti aturan meminum obat itu secara teratur. "Saya harapkan semua penderita TB mengikuti aturan dalam meminum obat. Sedangkan untuk PMO benar-benar melakukan pengawasan terhadap penderita TB sehingga dapat mengikuti aturan dalam minum obat," ujarnya.
Di samping itu, Made Sudhana berharap peran masyarakat untuk turut menyosialisasikan dalam pencegahan TBC. Sementara itu, Ketua Harian PPTI Cabang Denpasar IGN Wibawa mengatakan penyakit TB disebabkan oleh kuman dan penyebarannya dari beberapa faktor di antaranya faktor kesehatan diri sendiri dalam kondisi lemah di samping juga lingkungan yang kurang sehat.
Untuk itu Wibawa berharap semua warga masyarakat memperhatikan lingkungan sekitar agar tetap bersih. Dia juga berharap di tengah pandemi Covid-19 bagi penderita TBC benar-benar menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Karena disamping penyebaran kuman TB juga ada virus Covid-19 yang sangat membahayakan semua orang. Untuk itu Wibawa mengimbau terutama penderita TB menerapkan protokol kesehatan mulai memakai masker yang benar, mencuci tangan di air mengalir, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas dan tetap menjaga jarak. *mis
Komentar