Tanggul Tukad Badung Jebol, Petani Subak Kehilangan Sumber Air
DENPASAR, NusaBali.com – Jebolnya tanggul Tukad Badung yang berada di Banjar Batan Nyuh, Pemecutan Kelod, membuat para petani subak kelimpungan.
Pasalnya, dari sungai yang membelah Kota Denpasar inilah irigasi untuk persawahan dialirkan. Tanggul ini diketahui sudah jebol pada Jumat (13/8/2021) lalu, dan hingga kini pengerjaan perbaikan masih dilakukan. Dalam sepekan terakhir, arus air mengalir deras ke arah muara dan tidak cukup kuat untuk berbelok ke arah pintu air yang menuju ke persawahan seperti yang dirasakan para petani Subak Kerdung, Pedungan, Denpasar Selatan
Pakaseh (Ketua) Subak Kerdung, I Ketut Suanda, ketika dikonfirmasi mengenai hal ini, Jumat (20/8/2021), mengatakan pihaknya bekerjasama dengan berbagai pihak langsung bergerak ke tanggul yang terletak di Pemecutan Kelod, begitu mendapat pemberitahuan mengenai jebolnya tanggul. “Pengerjaannya sudah termasuk cepat, kami bahu-membahu, semoga dua hari bisa selesai,” ujarnya.
Perbaikan dilakukan oleh perusahaan kontraktor yang ditunjuk oleh Balai Wilayah Sungai Bali-Penida, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Namun sejumlah petani yang merupakan krama Subak Kerdung ikut membantu pengerjaan sedari awal.
Bukan tanpa alasan para petani mau ikut membantu pengerjaan tanggul jebol ini, pasalnya sawah-sawah mereka yang rata-rata baru ditanami padi harus mengalami kekeringan dalam sepekan terakhir sejak jebolnya tanggul di Tukad Badung. Jika berkepanjangan mereka takut dapat mengakibatkan tanaman mereka akan mati kekurangan air.
“Maksimal 15 hari (padi tidak mendapatkan air irigasi), lewat dari itu padi bisa mati,” ujar Suanda ketika menjelaskan kenapa pihaknya ingin memastikan tanggul bisa segera diperbaiki.
Namun, ia menambahkan dirinya masih bisa bersyukur karena selama belum bisa mendapatkan air dari aliran Tukad Badung, beberapa kali sawah-sawah mendapat guyuran hujan, sehingga bisa sedikit membantu kebutuhan air.
Subak Kerdung yang merupakan subak dengan areal persawahan terbesar di Denpasar Selatan, memiliki luas mencapai 160 hektare. Dengan jumlah anggota krama subak sebanyak 136 orang. Persawahan Subak Kerdung mencakup area persawahan di Kelurahan Pedungan.
Sementara itu selaku pemilik CV Bimaraya yang mengerjakan perbaikan tanggul di Tukad Badung, Putu Putri, mengaku jebolnya tanggul disebabkan oleh curah hujan yang tinggi yang melebihi kapasitas tanggul untuk menahan arus deras akibat hujan lebat tersebut. “Sebelumnya tidak pernah, dari info di sini, debit airnya sampai lewat seperti waktu hujan kemarin,” ujar Putri.
Untuk itu pihaknya akan meningkatkan kualitas pembangunan untuk menghindari terjangan arus seperti yang terjadi pekan lalu. Pengerjaan oleh pihaknya sudah dilakukan dalam lima hari terakhir. Putri menargetkan dalam dua hingga tiga hari mendatang perbaikan tanggul akan rampung.
Untuk diketahui CV Bimaraya pada bulan April 2021 yang lalu juga sempat memperbaiki tanggul yang yang sama, namun yang jebol pada saat itu pada sisi barat tanggul. Kini, tanggul tersebut kembali jebol, namun pada sisi tengahnya. *adi
Perbaikan dilakukan oleh perusahaan kontraktor yang ditunjuk oleh Balai Wilayah Sungai Bali-Penida, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Namun sejumlah petani yang merupakan krama Subak Kerdung ikut membantu pengerjaan sedari awal.
Bukan tanpa alasan para petani mau ikut membantu pengerjaan tanggul jebol ini, pasalnya sawah-sawah mereka yang rata-rata baru ditanami padi harus mengalami kekeringan dalam sepekan terakhir sejak jebolnya tanggul di Tukad Badung. Jika berkepanjangan mereka takut dapat mengakibatkan tanaman mereka akan mati kekurangan air.
“Maksimal 15 hari (padi tidak mendapatkan air irigasi), lewat dari itu padi bisa mati,” ujar Suanda ketika menjelaskan kenapa pihaknya ingin memastikan tanggul bisa segera diperbaiki.
Namun, ia menambahkan dirinya masih bisa bersyukur karena selama belum bisa mendapatkan air dari aliran Tukad Badung, beberapa kali sawah-sawah mendapat guyuran hujan, sehingga bisa sedikit membantu kebutuhan air.
Subak Kerdung yang merupakan subak dengan areal persawahan terbesar di Denpasar Selatan, memiliki luas mencapai 160 hektare. Dengan jumlah anggota krama subak sebanyak 136 orang. Persawahan Subak Kerdung mencakup area persawahan di Kelurahan Pedungan.
Sementara itu selaku pemilik CV Bimaraya yang mengerjakan perbaikan tanggul di Tukad Badung, Putu Putri, mengaku jebolnya tanggul disebabkan oleh curah hujan yang tinggi yang melebihi kapasitas tanggul untuk menahan arus deras akibat hujan lebat tersebut. “Sebelumnya tidak pernah, dari info di sini, debit airnya sampai lewat seperti waktu hujan kemarin,” ujar Putri.
Untuk itu pihaknya akan meningkatkan kualitas pembangunan untuk menghindari terjangan arus seperti yang terjadi pekan lalu. Pengerjaan oleh pihaknya sudah dilakukan dalam lima hari terakhir. Putri menargetkan dalam dua hingga tiga hari mendatang perbaikan tanggul akan rampung.
Untuk diketahui CV Bimaraya pada bulan April 2021 yang lalu juga sempat memperbaiki tanggul yang yang sama, namun yang jebol pada saat itu pada sisi barat tanggul. Kini, tanggul tersebut kembali jebol, namun pada sisi tengahnya. *adi
Komentar